Skuad Liverpool Tidak Akan Pernah Bisa Melupakan Tragedi Kematian Diogo Jota
BolaSkor.com - Sebagai juara bertahan Premier League, Liverpool, mengawali musim 2025-2026 dengan baik.
Sapu bersih kemenangan diraih The Reds kontra Bournemouth (4-2), Newcastle United (3-2), dan Arsenal (1-0).
Terlebih, Liverpool juga memberikan pernyataan tegas kepada tim-tim rival melalui aktivitas mereka di bursa transfer musim panas.
Baca Juga:
Liverpool Sudah Merindukan Sosok Trent Alexander-Arnold
Talenta Liverpool, Giovanni Leoni Belajar Banyak dari Virgil van Dijk dan Leonardo Bonucci
Belum Padu, Kerja Sama Mohamed Salah dengan Hugo Ekitike di Liverpool
Dana lebih dari 400 juta poundsterling dikeluarkan Liverpool untuk merekrut nama-nama seperti Florian Wirtz, Jeremie Frimpong, Hugo Ekitike, dan Alexander Isak.
Liverpool menjaga status sebagai salah satu tim terbaik di Inggris dan Eropa, tetapi mereka tidak akan pernah bisa melupakan satu cerita, tragedi kematian Diogo Jota.
Sulit Melupakan Kematian Diogo Jota
Diogo Jota meninggal dunia karena kecelakaan mobil di Spanyol (x/lfc)
Diogo Jota, 28 tahun, meninggal dunia pada Juli lalu karena kecelakaan mobil bersama saudaranya, Andre Silva, yang juga berada di dalam mobil.
Awan hitam dunia sepak bola itu mengejutkan banyak orang, terutamanya keluarga dan Liverpool yang sangat terpukul dengannya.
"Saya rasa tidak ada yang peduli dengan sepak bola ketika hal-hal seperti itu terjadi," kata kapten Skotlandia yang juga bek kiri Liverpool, Andy Robertson, dikutip dari Goal.
"Sungguh mengejutkan. Pertama-tama, sangat menghancurkan bagi keluarganya, tetapi jelas juga menghancurkan bagi kami sebagai sekelompok pemuda."
"Ini membuat hidup lebih bermakna, apa yang penting – menghabiskan waktu bersama keluarga, menghabiskan waktu bersama anak-anak, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi."
Bahkan meski di saat performa Liverpool bagus, skuad bersuka cita dengan suporter, Robertson menilai skuad Liverpool 'mungkin' tak akan pernah melupakan tragedi kematian Jota.
"Musim ini akan membutuhkan banyak hal. Saya tahu sepak bola memang tidak relevan, tetapi jika sepak bola dihilangkan, bahkan sebagai pemain di ruang ganti, kami semua akan membutuhkan bantuan selama musim ini," tambah Robertson.
"Kami sudah melewati masa-masa sulit, mulai dari pertama kali tampil di depan penggemar, harus menghadiri pemakaman rekan satu tim yang rasanya sungguh gila, dan semua hal lainnya setelahnya."
"Saya tahu para pemimpin di ruang ganti punya tugas besar untuk membantu semua orang di klub, bahkan keluarga Diogo, melewati masa-masa sulit ini."
"Situasinya memang tidak akan lebih mudah, tetapi mungkin kami bisa sedikit meredakan rasa sakit seiring berjalannya waktu. Sebagai pemimpin, kami harus mencoba dan membimbing kami melewatinya," urai Robertson.