Ragam Feature Italia

Sejatinya, Juventus Lebih Butuh David De Gea daripada Paul Pogba

Johan Kristiandi - Rabu, 10 Juli 2019

BolaSkor.com - Juventus dikabarkan ngotot memburu gelandang Manchester United, Paul Pogba. Namun, bila dicermati lebih dalam, sejatinya Bianconeri lebih membutuhkan David de Gea daripada Pogba.

Juventus menjadi tim terdepan untuk memboyong Pogba. Kabarnya, Pemain 26 tahun itu telah memerintahkan agennya, Mino Raiola, untuk mencari jalan kembali ke Turin.

Paul Pogba ogah melanjutkan kariernya di Manchester United setelah serangkaian masalah pada musim lalu. Usai sempat bersitegang dengan Jose Mourinho, Pogba juga dituding sebagai biang keladi di balik kegagalan The Red Devils.

Paul Pogba yang merasa sudah tidak mendapatkan tempat di hati suporter Man United pun merancang strategi untuk hengkang. Bahkan, pada sebuah wawancara, Pogba tidak ragu mengatakan jika ingin merasakan tantangan anyar.

Sebelumnya, Juventus saling sikut dengan Real Madrid untuk memboyong Paul Pogba. Namun, perlahan-lahan El Real mengambil langkah mundur usai menemui sejumlah kendala.

Baca Juga:

Catatan Impresif Rekrutan Anyar Juventus, Merih Demiral

PSG Mundur dari Lomba Merekrut Matthijs De Ligt, Juventus Semakin Terdepan

Cristiano Ronaldo Perintahkan Juventus Rekrut Romelu Lukaku

David de Gea dan Paul Pogba

Meski Pogba adalah pemain yang diidamkan Zinedine Zidane, namun presiden Real Madrid, Florentino Perez, lebih setuju memboyong Christian Eriksen. Perez khawatir, Pogba justru bisa menimbulkan perpecahan dalam tim.

Kini, Juventus sudah tidak punya pesaing. Jalan sudah lapang. Namun, apakah pilihan yang tepat kembali menjalin hubungan dengan sang mantan?

Terlepas dari masa lalu yang manis, namun bila dikulik lebih dalam kehadiran Paul Pogba justru bisa menambah pekerjaan rumah.

Saat ini, Juventus sudah punya tujuh pemain pada sektor tengah yakni Miralem Pjanic, Emre Can, Aaron Ramsey, Adrien Rabiot, Rodrigo Bentancur, Blaise Matuidi, dan Sami Khedira. Jumlah tersebut sudah lebih dari cukup mengingat Maurizio Sarri hanya menggunakan tiga pemain di tengah.

Peran Paul Pogba akan bergesekan dengan Aaron Ramsey dan Adrien Rabiot. Dua pemain gratisan itu punya kemampuan yang tak kalah hebat dari Il Polpo. Bahkan, jika Sami Khedira dilego, Juventus punya materi lebih dari cukup untuk bersaing di Eropa.

Paul Pogba juga bisa merusak neraca keuangan tim. Selain banderol 100 juta euro yang ditentukan Manchester United, sang pemain juga enggan menurunkan gajinya di bawah 15 juta euro per musim atau jumlah yang diterimanya saat ini. Beban kian berat jika Juventus benar akan menggaji Matthijs de Ligt senilai 12 juta euro.

David de Gea

Lebih lanjut, Paul Pogba adalah pemain yang kerap memantik perselisihan. Meski entah berada di pihak benar atau salah, namun Pogba bisa membuat suasana ruang ganti menjadi tidak stabil.

Sebagai penguat, Maurizio Sarri belum punya banyak pengalaman dalam meredam ego pemain bintang. Bahkan, ketika di Chelsea, sang pelatih digosipkan sempat bermasalah dengan N'Golo Kante, pemain yang sunyi dari pemberitaan miring.

Ancaman berikutnya dari transfer Pogba hadir dari Mino Raiola. Super agen dunia itu dikenal kerap memeras klub untuk urusan gaji dan komisi. Contohnya, Raiola pernah mengancam AC Milan jika tidak mau menaikkan gaji Gianluigi Donnarumma. Bahkan, saat ini sang agen sedang berupaya menekan Juventus memberikan gaji selangit untuk Moise Kean.

Bila ingin menjadikan Manchester United sebagai pasar untuk berbelanja pemain, Juventus lebih baik berusaha mendatangkan David de Gea. Dengan sejumlah alasan yang berdiri di belakangnya, pemain tim nasional Spanyol itu akan menjadi kepingan terakhir yang melengkapi komposisi skuat La Vecchia Signora.

Alasan pertama dan yang paling kuat adalah Juventus tidak punya kiper berkaliber dunia. Saat ini, Juventus memilih Wojciech Szczesny sebagai kiper utama. Meski dalam usia emas sebagai seorang penjaga gawang, namun kemampuan Szczesny tak sehebat De Gea.

Kembalinya Gianluigi Buffon dalam skuat pun dinilai tidak banyak membantu. Memang, eks kiper AC Parma itu punya segudang pengalaman. Namun, untuk urusan reflek, Buffon mulai melambat.

Sementara itu, kiper ketiga Juventus, Mattia Perin digosipkan telah memilih angkat kaki. Pemain 26 tahun itu menilai kesempatan bermainnya semakin mengecil usai Buffon bergabung. Kabarnya, Perin masuk dalam radar FC Porto, Fiorentina, hingga AC Milan.

Kini, mari kita lirik David de Gea.

Meski kebobolan 54 gol di Premier League 2018-2019, namun tidak bisa dimungkiri De Gea adalah pemain Man United paling konsisten. Jumlah kebobolan yang terbilang banyak itu juga berkaitan dengan sektor pertahanan Man United yang rapuh. Buktinya, De Gea berhasil meraih Golden Glove 2018. Dengan demikian, stigma kiper sering blunder pun bisa ditepikan.

Tidak seperti proses transfer Pogba yang berliku, Juventus bisa menekan Man United untuk mau melepas David de Gea. Sebab, kotrak pemain 28 tahun itu akan berakhir pada Juni 2020. Itu artinya, Man United punya kans kehilangan sang pemain secara cuma-cuma. Transfermarkt memperkirakan, harga De Gea adalah 60 juta euro.

Selain itu, gaji David de Gea juga jauh lebih rendah dibandingkan Paul Pogba. Mantan kiper Atletico Madrid itu menerima upah 10 juta euro per musim atau 5 juta euro lebih rendah dibanding Pogba.

Dengan sejumlah pertimbangan di atas, Juventus perlu berpikir ulang terkait rencana merekrut Pogba. Sebab, di tempat yang sama, ada David de Gea yang jauh lebih menggoda.

Bagikan

Baca Original Artikel