Analisis Inggris

Rapor Tim Premier League: Wolves Dapat A, Man Utd D

Yusuf Abdillah - Selasa, 14 Mei 2019

BolaSkor.com - Salah satu musim yang paling dramatis dalam sejarah Premier League akhirnya ditutup dengan Manchester City sebagai juara. City juara dengan selisih tipis.

The Citizens mempertahankan titel juara Premier League setelah unggul satu poin dari Liverpool lewat pertarungan sengit sepanjang musim. Sementara pada pertarungan di lapis dua, Chelsea dan Tottenham Hotspur memenangi persaingan di empat besar atas Arsenal dan Manchester United.

Sedangkan di ujung bawah klasemen, Huddersfield dan Fulham sudah memastikan diri terdegradasi beberapa pekan sebelum musim berakhir. Keduanya disusul oleh Cardiff City.

Meski terlihat seperti hanya dua klub yang bertarung, Premier League musim ini sangat berwarna. Ada klub besar yang justru menuai pencapaian buruk, ada pula tim yang di luar dugaan menggapai hasil bagus.

Berikut rapor dari 20 tim Premier League musim 2018-19.

Baca Juga:

Pengeluaran 400 Juta Poundsterling yang Tidak Mengubah Man United dari Era Moyes hingga Solskjaer

Ada Apa dengan Manchester United Musim Ini? (Video)


Arsenal
Nilai: B-

Tidak konsisten menjadi tajuk pada penampilan Arsenal di bawah arsitek baru, Unai Emery. Beruntung, meski gagal masuk empat besar -- yang biasanya menjadi target di masa Arsene Wenger -- Arsenal masih bisa lolos ke final Liga Europa. Jika menjadi juara, kegagalan ke empat besar akan terbayar karena mereka akan berhak tampil di Liga Champions sebagai kampiun Liga Europa.

Yang patut digarisbawahi dari Arsenal musim ini adalah buruk penampilan saat laga tandang, plus buruknya lini pertahanan. Beruntung Arsenal memiliki duet maut, Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette.


Bournemouth
Nilai: B

Meski tak menyolok, Bournemouth menikmati musim ini. Raihan impresif 20 poin di 10 laga awal menjadi dasar bagi armada Eddie Howe memantapkan posisi di papan tengah.

Salah catatan gemilang yang dicatat Bournemouth adalah ketika menghantam Chelsea empat gol tanpa balas. Penampilan apik Bournemouth membuat salah seorang bintangnya mencatat debut bersama tim nasional Inggris.


Brighton
Nilai: C

Brighton harus berjuang keras untuk selamat dari degradasi. Kondisi ini tidak lepas dari penampilan buruk Brighton pada 2019 dimana mereka hanya bisa meraup 11 poin dari 54 yang tersedia. Parahnya pada periode yang sama mereka cuma bisa mencetak 13 gol.

Meski selamat dari degradasi, Brighton akhirnya memutuskan untuk memecat Chris Hughton usai laga terakhir. Hughton dipecat setelah lima musim menjadi arsitek The Seaguls.


Burnley
Nilai: C-

Musim lalu, Burnley berhasil menempati posisi ketujuh klasemen. Kali ini Burnley keteteran untuk menyamai pencapaian tersebut.

Harus tampil di Liga Europa dan badai cedera membuat sang pelatih, Sean Dyche, kesulitan menerapkan formula andalannya. Alhasil, Burnley justru lebih sering bertarung untuk menjauh dari zona degradasi.


Cardiff
Nilai: C

Tragedi kematian pembelian termahal, Emiliano Sala, pada Januari dan perselisihan dengan Nantes seputar transfer tersebut menjadi awan kelam bagi klub asal Wales ini.

Meski sudah berjuang keras, usaha tim asuhan Neil Warnock bertahan di Premier League gagal total. Hal ini tidak lepas dari kurangnya kualitas skuat.


Chelsea
Nilai: B+

Ketika Chelsea dibantai Manchester City 0-6 pada Februari, tidak sedikit yang menyangka Maurizio Sarri tidak akan bertahan hingga akhir musim.

Setelah tiga bulan berjalan, The Blues akhirnya sukses masuk ke empat besar klasemen untuk meraih tiket ke Liga Champions. Mereka juga berhasil lolos ke final Liga Europa.

Meski begitu, pencapaian ini tidak membuat masa depan Sarri menjadi terang. Kesuksesan memang tergantung dari sisi mana melihatnya.


Crystal Palace
Nilai: C+

Crystal Palace memang hanya finis di posisi ke-12. Namun hal ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan bagi mereka.

Untuk pertama kalinya sejak promosi pada 2013 silam, Palace tidak terlibat pertarungan di zona degradasi. Hebatnya, hasil ini dicapai setelah mereka kehilangan beberapa pemain pilar.


Everton
Nilai C+

Konsistensi menjadi musuh utama Everton musim ini. Skuat asuhan Marco Silva mencatat pasang surut sepanjang musim. Di satu laga mereka brilian, di laga berikut tampil sangat buruk atau sebaliknya.

Lihat saja bagaimana Everton bisa melibas Manchester United 4-0 setelah pada pekan sebelumnya mereka takluk 0-2 oleh tim papan bawah, Fulham.


Fulham
Nilai: F

Gagal total. Itulah kesimpulan yang bisa diambil dari kiprah Fulham musim ini. Bagaimana tidak, sebelum musim dimulai, Fulham digadang-gadang bisa menyaingi tim-tim papan atas. Atau minimal mereka bisa finis di zona Eropa.

Fulham dinilai sangat siap menghadapi musim ini setelah menggelontorkan banyak uang di dua bursa transfer. Ya, Fulham adalah tim Premier League dengan pengeluaran tertinggi ketiga di bursa transfer musim ini.

Namun hasilnya, jauh api dari panggangan. Fulham bahkan sudah dipastikan terdegradasi pada April kemarin. Besar pasak daripada tiang.


Huddersfield
Nilai: F

Kisah dongeng Huddersfield di Premier League tidak berakhir happy ending. Huddersfield menjadi tim kedua yang paling terdegradasi pada Maret setelah Derby pada 2018 silam.

Their summer recruits made little impact and after a poor start the Terriers never looked like repeating the heroics which had seen them win an unlikely promotion and then stay up.


Leicester
Nilai: C+

Sejak menjadi juara tiga tahun lalu, Leicester City kesulitan menemukan jati diri mereka. Leicester kembali memecat pelatih, Claude Puel pada Februari dan digantikan oleh Brendan Rodgers.

Sejak di tangan Rodgers, Leicester mulai menemukan bentuk. Bentuk yang akan menjadi dasar untuk mengarungi musim depan. Musim ini juga menjadi masa kelabu bagi Leicester menyusul wafatnya chairman Vichai Srivaddhanaprabha dalam kecelakaan helikopter pada Oktober 2018.


Liverpool
Nilai: A

Meski tidak menjadi juara, kiprah Liverpool musim ini jauh dari kata gagal. Liverpool finis di peringkat kedua dengan raihan poin tertinggi ketiga sepanjang sejarah Premier League. Tak hanya itu, mereka juga secara gemilang lolos ke final Liga Champions untuk dua musim beruntun.

Liverpool mampu secara ketat bersaing dengan Manchester City yang musim sebelumnya sangat dominan. Dengan raihan 97 poin, 30 kemenangan, hanya sekali kalah, dan kebobolan paling sedikit, Liverpool menjadi bukti musim Liverpool tidak gagal.


Manchester City
Nilai: A+

Sekali lagi, seperti musim lalu, Manchester City asuhan Pep Guardiola menjadi juara dengan catatan luar biasa. City juara dengan raihan 98 poin atau berkurang dua poin dari musim sebelumnya.

Mereka mampu mengatasi tekanan hebat yang diberikan Liverpool hingga titik akhir, hal yang tidak didapat City musim lalu. Tidak hanya itu, City pun masih berpeluang finis dengan tiga trofi domestik musim ini. Selain Piala Liga dan Premier League, mereka masih berpeluang merebut trofi Piala FA.


Manchester United
Nilai: D

Apa boleh dikata, performa Manchester United musim ini jauh dari memuaskan. Bagi klub sekaliber United, pencapaian musim ini di bawah standar.

Man Utd sempat membaik usai masuknya Ole Gunnar Solksjaer sebagai manajer sementara menggantikan Jose Mourinho yang dipecat. Namun masa itu tak berlangsung lama. United kembali ambrol sesaat setelah Solksjaer diangkat menjadi manajer tetap.

Gagal meraih tiket Liga Champions menjadi titik rendah bagi United. Tanpa Liga Champions musim depan, langkah membangun ulang tim pun akan berjalan berat.


Newcastle
Nilai: B-

Newcastle United gagal meraih kemenangan dalam 10 laga awal. Namun sang manajer, Rafael Benitez, yakin pasukannya bisa lebih baik. Dan, Benitez terbukti benar.

Masuknya Miguel Almiron yang menjadi pembelian termahal klub pada bursa transfer Januari memicu kebangkitan The Magpies. Newcastle bahkan mampu mengalahkan Manchester City dan pada akhirnya memastikan bertahan di Premier League saat musim masih tersisa tiga laga.


Southampton
Nilai: C-

Southampton mengalami keguncangan di masa manajer Mark Hughes, wakil ketua klub Les Reed, dan ketua klub Ralph Krueger. Setelah hanya meraih satu kemenangan dalam 14 laga, The Saint mengganti Hughes dengan Ralph Hasenhuttl.

Keputusan yang sangat tepat. Pelatih asal Austria itu mampu mengembalikan antusiame ke dalam tim. Skuat menjadi lebih terorganisir dan mulai menampilkan identitas. Alhasil Southampton mampu lepas dari ancaman relegasi.

Tottenham Hotspur
Nilai: B+

Bisa finis di empat besar untuk kali keempat beruntun dan lolos ke final Liga Champions merupakan pencapaian luar biasa bagi Tottenham Hotspur.

Lolos ke final Liga Champions bisa jadi merupakan raihan terbaik Mauricio Pochettino sebagai manajer hingga saat ini meski banyak aral yang merintangi.

Spurs merupakan satu-satunya tim yang tidak melakukan pembelian pemain musim ini. Mereka harus mempersiapkan diri tanpa 11 pemain yang baru berlaga Piala Dunia. Para pemain itu baru bergabung beberapa hari jelang Premier League dimulai.

Molornya waktu penggunaan stadion baru dan cedera silih berganti mendera pemain, membuat pencapaian Tottenham patut diapresiasi.

Watford
Nilai: A-

Watford merupakan salah satu tim yang mengejutkan musim ini. Terlepas apakah mereka bisa mengalahkan Manchester City di final Piala FA nanti, Watford sudah menjalani musim yang gemilang.

Di bawah pelatih Javi Gracia, Watford menemukan stabilitas dan kemajuan pesat. Tak hanya hasil, The Hornets juga mampu mencuri perhatian lewat permainan mereka yang impresif. Finis di urutan 11 dan tampil di final Piala FA adalah pencapaian luar biasa bagi Watford.

Wolverhampton
Nilai: A

Selain Watford, tim yang cukup mengejutkan musim ini adalah Wolverhampton asuhan Nuno Espirito Santo. Memang dengan skuat yang dimiliki, Wolves sudah diprediksi menjadi tim promosi yang mampu berbicara banyak musim ini.

Dengan skuat yang dihuni pemain mumpuni dan sokongan dana kuat dari Fosun, apa yang dicapai Wolves sejatinya tidak terlalu mengejutkan.

Pada musim pertama di Premier League sejak 2012, Wolves mampu finis di peringkat tujuh dan berhasil melaju hingga semifinal Piala FA. Wolves masih berpeluang tampil di Liga Europa musim depan jika Watfod dikalahkan Man City di final Piala FA nanti.


West Ham
Nilai: C

Pencapaian West Ham musim ini bisa dibilang rata-rata air. Tidak buruk, pun tidak bagus. West Ham finis di papan tengah, urutan kesepuluh.

Yang membuat West Ham bisa sedikit bangga adalah sukses mereka mengalahkan tim besar macam Tottenham, Arsenal, dan Manchester United, serta menahan imbang Chelsea dan Liverpool.

Namun di sisi lain, West Ham justru takluk saat menghadapi Brighton, Cardiff, Wolves, Burnley, dan Watford.

Bagikan

Baca Original Artikel