Bulu Tangkis Sports Sosok Feature Berita

Rafael Nadal, Viva La Vida, Olimpiade 2020, dan Mimpi-Mimpi Rachel Honderich

Budi Prasetyo Harsono - Jumat, 17 Januari 2020

BolaSkor.com - Pada Sabtu pagi, 6 Juli 2008, di Kanada, sepasang mata seorang gadis berusia 12 tahun fokus menatap layar televisi. Berbeda dengan rekan-rekan sebayanya yang menyaksikan film kartun, dia menonton pertandingan tenis.

Saat itu, final Wimbledon tengah berlangsung antara jagoan tenis Spanyol, Rafael Nadal, melawan rival abadinya asal Swiss, Roger Federer. Pertandingan legendaris itu berlangsung 4 jam 48 menit.

Selama itu pula, putri pegolf Kanada, Terri Bulger, tersebut tidak lepas dari layar kaca. Gadis cilik itu fokus menyaksikan idolanya, Rafael Nadal bertanding.

Rafael Nadal sendiri memenangi laga sengit tersebut dengan skor 6-4, 6-4, 6-7, 6-7, 9-7. Itu merupakan kejuaraan Wimbledon pertama Nadal. Setelah pertandingan usai, lagu Viva La Vida milik Coldplay pun berkumandang.

Baca Juga:

TItik-titik Penting dalam Perjalanan Karier Rafael Nadal, Juara US Open 2019

Gronya Somerville Lebih Pilih Tempe Ketimbang Tahu

Rachel Honderich
Rachel Honderich

Ternyata Viva La Vida selalu terngiang di pikiran gadis tersebut. Ketika akhirnya gadis bernama Rachel Honderich itu memutuskan menjadi pemain bulu tangkis profesional, mendengarkan lagu Coldplay tersebut menjadi ritualnya sebelum bertanding.

"Saya selalu mendengarkan Viva La Vida sebelum bertanding karena saya ingat, pertama kali mendengarkannya saat Rafael Nadal memenangi Wimbledon 2008," kenang Rachel Honderich ketika ditemui BolaSkor.com pada Indonesia Masters 2020.

Coldplay
Coldplay

"Sejak saat itu, lagu tersebut selalu terngiang di kepala saya dan menjadi ritual. Saya selalu bersemangat ketika mendengarnya sebelum bertanding, meski hanya sedikit," imbuhnya.

Rupanya, gadis kelahiran 1996 itu memang mengidolakan Rafael Nadal. Bahkan, Rachel Honderich mengaku pernah menyaksikan Nadal berlatih dan mendapatkan tanda tangannya meski belum sempat berbincang.

"Saya pernah melihat Nadal bertanding dan berlatih serta mendapatkan tanda tangannya, tetapi belum pernah berbincang. Semoga bisa di Olimpiade 2020 nanti," kata Rachel Honderich.

Awal Karier

Rachel Honderich
Rachel Honderich

Menarik kembali perjalanan kariernya, ternyata Rachel Honderich yang tumbuh sebagai gadis tomboy sempat memainkan beberapa cabang olahraga. Selain bulu tangkis, Rachel mencoba golf dan tenis.

Uniknya, karena lahir dari ibu pegolf, keluarga Rachel Honderich sering berolahraga bersama. "Saya dan ibu saya seperti bertukar hobi dan pekerjaan," katanya mengomentari hobi golf yang pekerjaan ibunya dan hobi ibunya bermain bulu tangkis.

"Alasan saya memilih bulu tangkis ketimbang tenis adalah karena menurut saya lebih menarik. Saya menyukai berbagai hal dari bulu tangkis seperti harus lebih cepat, kuat, dan fleksibel. Saya tidak merasa bosan," ungkap Rachel Honderich.

Mengenai pebulu tangkis favoritnya, Rachel Honderich mengaku mengidolakan sosok Michelle Li. Uniknya, Rachel dan Michelle sama-sama mengagumi petenis, dengan Michelle merupakan pengagum Roger Federer.

Rafael Nadal
Rafael Nadal

"Saya dan Michelle sama-sama mengidolakan petenis yang sama-sama hebat. Namun, saya lebih menyukai Nadal. Saya pernah berbincang dengan Michelle soal Nadal dan Federer," kata Rachel Honderich sambil tertawa.

Selain berbincang dengan Rafael Nadal, impian Rachel Honderich yang paling dekat adalah lolos ke Olimpiade 2020. Meskipun ambisi tersebut dilatari keinginan mengobrol dengan sang idola.

"Saya dan partner (Kristen Tsai) berharap bisa lolos ke Olimpiade 2020 dan kami berusaha. Memenangi pertandingan pertama di sini bisa membantu kami dan semoga kami bisa lolos," tutur Rachel Honderich.

Rupanya, satu pertandingan tenis pada 2008 silam menjadi pengubah hidup Rachel Honderich. Kekaguman terhadap Rafael Nadal membuat Rachel mencintai lagu Viva La Vida dan melecut semangatnya untuk bermain di Olimpiade 2020.

Bagikan

Baca Original Artikel