Program Berhasil PSSI yang Wajib Tidak Boleh Dihancurkan Ketua Umum Baru
BolaSkor.com - PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia sudah memasuki usia ke-89. PSSI sudah mengalami pasang surut sebagai organisasi.
16 orang sudah menjabat Ketua Umum (Ketum) PSSI. Lalu ada tiga pelaksana tugas yang memimpin PSSI dalam jangka waktu 89 tahun.
Namun, PSSI kini bisa dibilang kurang dipercaya masayarakat. Padahal, organisasi yang didirikan Soeratin Sosrosoegondo itu awalnya didirikan sebagai alat perjuangan bangsa lewat sepak bola.
Bisa diakui, PSSI dalam beberapa tahun ini memang tidak terlepas dari kontroversi. Namun, tak hanya melulu kontroversi, PSSI ternyata memiliki progam yang behasil.
Baca Juga:
Otavio Dutra Resmi Jadi WNI: Pilihan Terbaru Lini Belakang Timnas Indonesia
Masyarakat sekaligus pencinta sepak bola Indonesia harus tahu soal program yang berhasil PSSI. Agar tidak melulu menyinyir kinerja PSSI setiap saat. Kritik boleh, asal membangun.
Progam berhasil PSSI ini pun terancam seiring dengan Pemilihan Ketum PSSI pada 2 November mendatang. Biasanya, program PSSI pengurus lama begitu saja dihilangkan karena gengsi.
Seharusnya pengurus PSSI yang harus memelihara program yang berhasil. Agar nantinya sepak bola Indonesia berjalan maju, bukan mundur, atau diam di tempat. Ada beberapa progam PSSI yang berhasil.
Elite Pro Academy
Elite Pro Academy

Elite Pro Academy adalah program berhasil PSSI saat ini. Elite Pro Academy dijalankan mulai dari U-16, U-18, hingga U-20.
Progam ini berjalan baru beberapa tahun. Namun, buahnya sudah dipetik dalam waktu dekat. Lihat saja contohnya Timnas Indonesia U-16 yang lolos ke Piala Asia U-16 2020. Sebelum itu, Timnas Indonesia U-16 era Fakhri Husaini berhasil melangkah ke babak perempat final Piala Asia U-16 2018 Malaysia.
Anak-anak asuhan Bima Sakti diambil dari Elite Pro Academy secara keseluruhan. Dengan adanya Elite Pro Academy Liga 1 U-16, Bima Sakti tak perlu repot mencari pemain serta mendidik para penggawanya.
Lalu, Pro Elite Academy Liga 1 U-18 dan U-20. Hal ini sangat bagus untuk memelihara pemain Timnas Indonesia U-19. Mengingat, kompetisi adalah bahan bakar. Pemain butuh kompetisi untuk menjaga pola permainannya.
Baca Juga:
Daftar 25 Pemain Timnas Indonesia untuk Lawan UEA dan Vietnam
Riko Simanjuntak Beri Respons Usai Kembali Dipanggil ke Timnas Indonesia
Garuda Select

Garuda Select adalah program pengiriman bakat-bakat terbaik dari Elite Pro Academy ke luar negeri. Para pemain terpilih akan dibina oleh para pelaku sepak bola top dunia.
Program yang dijalankan dalam 6 bulan ini, sudah dijalankan pada tahap pertama. Saat itu, rata-rata pemainnya merupakan Timnas Indonesia U-19 sekarang yang dahulu penggawa U-16 asuhan Fakhri Husaini. Ditambah pemain terpilih dari Elite Pro Academy Liga 1 U-16.
Hasilnya, bisa dilihat Timnas Indonesia U-19 saat ini. Mental bertanding, komposisi badan pemain yang atletis, serta kepintaran dalam bermain sepak bola, bisa terlihat nyata dalam diri David Maulana dan kawan-kawan.
Kursus Lisensi Pelatih dan Wasit
Kursus Lisensi Pelatih dan Wasit
PSSI juga menjalankan program yang bagus lainnya, yakni kursus lisensi kepelatihan dan wasit. Program ini jelas berguna untuk mencetak pelatih dan wasit lokal berkualitas.
Memang program ini belum sepenuhnya terlihat berhasil seperti Elite Pro Academy dan Garuda Select, namun suatu saat bakal dipetik buah hasilnya.
Baca Juga:
Ungkapan Wawan Hendrawan Usai Dipanggil ke Timnas Indonesia
Daftar 25 Pemain Timnas Indonesia untuk Lawan UEA dan Vietnam

Filanesia
Filosofi Sepak Bola Indonesia tidak boleh dihilangkan dari progam PSSI. Filanesia adalah sebuah filosofi yang akan menjadi fondasi dan karakter sepak bola Indonesia, baik untuk pembinaan usia dini sampai profesional dari segi individu maupun tim.
Filosofi ini telah menjadi salah satu perhatian khusus kepengurusan PSSI periode 2016-2020. Di bawah komando Direktur Teknik PSSI Danurwindo, langkah awal pembentukan filosofi ini dilakukan sejak awal tahun 2017 di mana gaya sepak bola khas Indonesia ini sudah menjalani studi, praktek lapangan, diskusi panel, dan seminar dengan seluruh pelatih Liga 1, praktisi olahraga, dan .personel teknis lainnya.
Filosofi ini akan memberikan panduan dalam hal lingkup sepak bola, seperti penjenjangan latihan berdasarkan usia, pengembangan teknik pemain, dan ciri-ciri bermain di lapangan. Perlu dicatat bahwa Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia ini bukan untuk menyeragamkan taktik setiap klub, namun ini akan menjadi ciri pemain Indonesia di pentas Internasional.