Sosok Analisis Feature Italia Liga Champions Eropa Berita

Persamaan Maurizio Sarri dengan Pelatih yang Menangi Liga Champions di Juventus

Budi Prasetyo Harsono - Senin, 10 Juni 2019

BolaSkor.com - Pengumuman Maurizio Sarri sebagai pelatih anyar Juventus tinggal menunggu waktu. Terdapat persamaan antara Sarri dengan dua pelatih yang memenangi Liga Champions bersama I Bianconeri.

Juventus memutuskan berpisah dengan Massimiliano Allegri pada akhir musim 2018-2019. Kedua belah pihak merasa ini merupakan keputusan terbaik.

Kegagalan Massimiliano Allegri membawa Juventus memenangi Liga Champions menjadi alasan. Bukan rahasia apabila La Vecchia Signora berambisi memutus dahaga di kompetisi tersebut.

Sejumlah pelatih dikaitkan bakal menjadi suksesor Juventus di Liga Champions. Mulai dari Pep Guardiola, Mauricio Pochettino, hingga Antonio Conte sempat menjadi calon.

Baca Juga:

Terungkap, Cristiano Ronaldo Bujuk Matthijs de Ligt Gabung Juventus

Maurizio Sarri Indikasikan Bakal ke Juventus

Maurizio Sarri

Nyatanya, kini Juventus justru bertambat ke Maurizio Sarri. Klub pimpinan Andrea Agnelli tersebut tinggal menemui kesepakatan dengan Chelsea yang memegang kontrak Sarri.

Suara sumbang meliputi penunjukkan Maurizio Sarri ke Juventus. Sejumlah pendukung Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan merasa tidak yakin dengan sosok Sarri.

Meski begitu, sejatinya masih ada sisi positif andai Juventus menunjuk Maurizio Sarri. Pelatih asal Kota Naples itu memiliki sejumlah kesamaan dengan dua orang yang membawa Liga Champions ke Turin.

Sepanjang sejarahnya, Juventus dua kali memenangi Liga Champions. Kedua kesempatan tersebut, mereka dipimpin dua sosok berbeda, Giovanni Trapattoni dan Marcello Lippi.

Giovanni Trapattoni memimpin Juventus memenangi Liga Champions 1984-1985. Kala itu, Trapattoni memaksimalkan kemampuan Michel Platini sebagai ujung tombak I Bianconeri.

Sedangkan Marcello Lippi memboyong Liga Champions ke Turin 11 tahun berselang. Ketika itu Lippi memiliki trio lini depan mematikan, Alessandro Del Piero, Gianluca Vialli, dan Fabrizio Ravanelli.

Lantas, apa yang menjadi persamaan antara Giovanni Trapattoni, Marcelo Lippi, dan Maurizio Sarri? Pertama, ketiganya sama-sama berposisi sebagai bek tengah ketika masih bermain.

Dengan memiliki posisi sebagai bek tengah, ketiganya memiliki pengamatan super di dalam maupun luar lapangan. Selain itu, mereka bisa membangun penyerangan kuat tanpa melupakan pertahanan.

Giovanni Trapattoni terkenal dengan permainan zona mista-nya. Strategi tersebut merupakan evolusi dari Cattenacio yang populer di Italia pada masa itu.

Zona mista adalah strategi menyerang dengan memfokuskan penyerangan kepada satu pemain. Saat itu, seluruh penyerangan Juventus berpusat ke sosok Michel Platini.

Giovanni Trapattoni

Hal yang sama terjadi pada masa kepemimpinan Marcelo Lippi. Ketika periode pertama melatih Juventus, Lippi menerapkan strategi ofensif 3-3-1-3 untuk memaksimalkan trio penyerangnya.

Paulo Sousa bertugas sebagai gelandang serang menopang Alessandro Del Piero sang fantasista. Terdapat juga dua striker tajam dalam diri Fabrizio Ravanelli dan kapten Gianluca Vialli.

Formasi menyerang yang tidak melupakan pertahanan juga menjadi dasar taktik Maurizio Sarri. Hal itu dapat dilihat dengan taktik Sarriball yang dia terapkan di Empoli, Napoli, hingga Chelsea.

Contoh paling mutakhir adalah di Chelsea, ketika Maurizio Sarri mampu mengoptimalkan talenta Eden Hazard. Atau saat menggali potensi Dries Mertens dan Lorenzo Insigne di Napoli.

Selain itu, ketiganya memiliki kedekatan dengan pemain yang mereka asuh. Baik Giovanni Trapattoni, Marcello Lippi, hingga Maurizio Sarri menerapkan azas kekeluargaan dalam tim mereka.

Contohnya adalah Giovanni Trapattoni yang dekat dengan Michel Platini dan Roberto Baggio. Lalu, Marcello Lippi dianggap ayah oleh sebagian pemain Juventus seperti Alessandro Del Piero serta Antonio Conte.

Maurizio Sarri pun demikian. Penyerang asal Argentina, Gonzalo Higuain berkali-kali menyatakan Sarri sebagai ayah kedua baginya, terutama dalam aspek sepak bola.

Marcello Lippi

Kondisi tersebut membuat Giovanni Trapattoni, Marcelo Lippi, maupun Maurizio Sarri mampu menjaga kondisi di ruang ganti. Artinya, tidak ada gejolak di tempat mereka melatih.

Hasilnya, mentalitas pemain pun bisa terjaga dengan baik. Skuat asuhan ketiganya bisa fokus meraih tujuan tanpa terkena gangguan apa pun sepanjang musim.

Oh, satu lagi fakta menarik mengenai Marcello Lippi dan Maurizio Sarri. Keduanya sama-sama pernah menangani Napoli sebelum menjadi pelatih Juventus.

Bagikan

Baca Original Artikel