Perjuangan Panjang dan Keputusan Sulit yang Membawa Ousmane Dembele Meraih Ballon d'Or
BolaSkor.com - Ousmane Dembele tidak kuasa menahan air mata saat menerima Ballon d'Or dari tangan legenda Brasil Ronaldinho.
Air mata Dembele seakan mewakili kebahagiaan yang datang setelah melewati perjuangan panjang yang bahkan sempat membuatnya putus asa.
Dembele tentu teringat bagaimana dirinya tumbuh besar di blok perumahan sederhana di Evreux, 100 kilometer sebelah barat Paris.
Baca Juga:
4 Alasan Mengapa Ousmane Dembele Layak Menangi Penghargaan Ballon d'Or 2025
Kalahkan Lamine Yamal, Ousmane Dembele Raih Penghargaan Ballon d'Or 2025
10 Pemain yang Memenangi Piala Dunia, Liga Champions, dan Ballon d'Or
Sepanjang waktu, Dembele kecil bermain sepak bola bersama bek tengah Bayern Munchen, Dayot Upamecano yang tinggal di seberang jalan.
Mereka bermain di lapangan beton kecil dengan bangku-bangku sebagai gawang.
Kini bocah tersebut telah memenangkan Piala Dunia, Liga Champions, dan Ballon d'Or.
Di usia 28 tahun, Dembele mencapai level baru musim lalu, yang membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia.
Ketangguhan dan Kegigihan
Kisahnya mengangkat Ballon d'Or, menjadi orang Prancis keenam yang meraihnya dalam sejarah (setelah Raymond Kopa, Michel Platini, Jean-Pierre Papin, Zinedine Zidane, dan Karim Benzema) adalah kisah tentang ketangguhan dan kegigihan.
Dembele terlahir sebagai seorang jenius sepak bola dengan bakat alami.
Di usia 16 tahun, dia mampu melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh segelintir pemain.
Dia memiliki segalanya, kemampuan menggiring bola dengan kedua kaki, kecepatan yang dahsyat, keberanian, keterampilan luar biasa dalam mengolah bola, dan kepercayaan diri yang menyertainya.
Namun setelah melejit bersama Stade Rennais pada 2015 di usia 17 tahun, dia kehilangan arah setelah pindah ke Borussia Dortmund dan kemudian Barcelona.
Setelah enam tahun stagnan di Camp Nou, Dembele harus menemukan tempat yang tepat untuk memenuhi potensinya dan memulai kembali perjalanannya menuju puncak.
Dia membutuhkan klub dan pelatih yang tepat untuk membawanya ke level berikutnya.
Kebangkitan di PSG
Masuklah Luis Enrique dan Paris Saint-Germain pada 2023.
Apa yang telah dilakukan Enrique dengan Dembele selama 12 bulan terakhir sungguh luar biasa.
Enrique mengubah pemain sayap berbakat namun tidak konsisten menjadi striker nomor 9 yang mematikan.
Hal ini sama dengan yang dilakukan pelatih legendaris Arsenal, Arsene Wenger, yang mengubah karier Thierry Henry dengan perubahan posisi serupa.
Ketika mengubah posisi Dembele pada Desember 2024, Enrique tahu persis apa yang dia lakukan.
Enrique melihat Dembele memiliki semua kualitas untuk menjadi pemain nomor 9 yang hebat, yaitu kecerdasan, visi, kecepatan, dan ketajaman.
Dembele mendapatkan dukungan dan kepercayaan penuh dari Enrique untuk menjadi penyerang tangguh.
Dembele dicadangkan untuk pertandingan melawan Arsenal di fase grup Liga Champions pada Oktober 2024 setelah berselisih paham dengan sang pelatih.
Namun dia kembali dengan lebih kuat. Ketika Enrique memberi tahu tentang posisi barunya, Dembele tidak perlu diyakinkan.
Dembele tahu dia ditakdirkan untuk peran tersebut, untuk mencetak gol dan menciptakan peluang bagi rekan satu timnya.
Di akhir musim, Dembele mencetak 37 gol dan 15 assist di semua kompetisi, statistik luar biasa yang dipadukan dengan etos kerja luar biasa yang menginspirasi seluruh skuad PSG untuk meraih Quintuple (lima gelar).
Perjuangan panjang Dembele berbuah manis, di Theatre du Chatelet Paris, pemain berusia 28 tahun itu akhirnya meraih Ballon d'Or.