Paul Pogba dan Kereta Api Bernama Manchester United
BolaSkor.com - Riuh mesin uap berbisik memekakkan telinga, bau peluh dan nuansa maskulin menghiasi ruangan pabrik Lancashire and Yorkshire Railway. Soal lelah dan kerinduan terhadap keluarga tidak perlu ditanya, itu sudah makanan sehari-hari pekerja di sana.
Berdiri sejak 1847, LYR merupakan satu di antara perusahaan terbesar di Inggris pada abad ke-19. Mereka membuat jalur kereta yang menghubungkan antara kawasan Lancashire dan Yorkshire.
Baca Juga: Buru Bek Tengah, Man United Bersedia Tebus Klausul Pembelian Kostas Manolas
Memang, Lanchasire dan Yorkshire merupakan kawasan industri terkenal di Inggris. Pemuda dari penjuru negeri datang ke sana untuk mengadu nasib.

Saat itu, kereta buatan LYR kerap dianggap sebagai yang terbaik di Inggris setelah Midland Railway dan North Eastern Railway. Pokoknya, kesuksesan LYR kala itu tidak perlu diragukan.
Sayangnya kesibukan di pabrik LYR menciptakan kejenuhan untuk para pekerja mereka. Beruntung, sebuah olahraga baru yang bisa dimainkan di mana saja lahir pada akhir abad ke-19.
Sepak bola, olahraga yang nantinya bakal sangat populer di seluruh dunia mulai dimainkan di Inggris. Tentunya para pekerja di LYR menganggap sepak bola sebagai pelepas penat dan jenuh.

Dibandingkan dengan hiburan lain, sepak bola memang rekreasi yang cukup murah. Tidak lama berselang, LYR pun memutuskan untuk membangun 'kereta' guna menampung bakat para pekerja mereka.
Newton Heath LYR, demikian kereta itu dinamai. Mungkin, para petinggi LYR tidak akan pernah menyangka klub yang mereka dirikan merupakan cikal bakal kesebelasan tersukses di Inggris.
Seiring berjalannya waktu, sejumlah perubahan terjadi dalam tubuh Newton Heath LYR. Kereta yang dibuat oleh LYR itu resmi berganti nama menjadi Manchester United pada 1902.
141 tahun berlalu dan para pesepak bola hebat dari seluruh dunia naik-turun kereta bernama Manchester United. Mulai dari George Best, David Beckham, hingga Cristiano Ronaldo pernah merasakan nyamannya gerbong kereta yang terkenal dengan sebutan The Red Devils itu.
Demikian pula masinis yang membawa arah kereta. Banyak nahkoda top pernah menjadi sosok yang mengarahkan perjalanan Manchester United, seperti Sir Matt Busby dan Sir Alex Ferguson.

Sayangnya Manchester United seolah kehilangan kendali setelah Sir Alex Ferguson pensiun pada 2013. Masinis top seperti Louis van Gaal dan Jose Mourinho belum berhasil membuat kereta tua itu melaju seperti masa kejayaannya.
Hasilnya, para penumpang pun merasa tidak lagi nyaman menaiki gerbong Manchester United. Kereta lain seperti Manchester City, Chelsea, atau Liverpool dirasa memiliki gerbong yang lebih menarik.
Baca Juga: Jika Tidak Ingin Bernasib Sama Seperti Mourinho, Solskjaer Perlu Berteman dengan Pogba
Seorang pemuda asal Prancis bernama Paul Pogba tengah duduk di salah satu gerbong Manchester United. Pikirannya melayang antara ingin turun dari kereta tersebut atau melanjutkan perjalanan.
Ini merupakan tahun ketiga Pogba menjadi penghuni gerbong Manchester United. Sebelumnya dia menumpangi kereta mewah dari Italia, Juventus.

Perjalanannya dengan Manchester United sangat berbeda ketika menumpangi Juventus. Rute yang dipilih oleh Manchester United lebih berliku.
Sementara itu, Juventus cenderung memiliki perjalanan yang nyaman. Bisa dibilang, tidak ada kereta dengan jalur lebih mulus dibandingkan kereta yang dijuluki I Bianconeri tersebut.
Berbagai kondisi itu membuat Pogba mempertimbangkan untuk turun dari Manchester United. Berstatus juara Piala Dunia 2018, tentunya dia ingin memiliki rute karier yang lebih baik.
Kebetulan, saat ini semua kereta tengah berhenti di sebuah stasiun bernama bursa transfer pemain. Artinya, setiap penumpang berhak untuk melanjutkan perjalanan atau memutuskan ke kereta lain.
Sejumlah kereta mewah memang tampak menggoda Pogba untuk menaiki gerbong mereka. Maklum, pemuda berusia 25 tahun itu memang memiliki kemampuan untuk membantu kereta yang dinaikinya menjadi lebih baik.
Sebut saja dua kereta mewah dari Spanyol, Real Madrid dan Barcelona. Atau kereta yang berasal dari tanah kelahiran Pogba, Prancis, PSG.

Belum lagi kereta yang pernah dinaiki Pogba sebelumnya, Juventus. Di sana terdapat masinis jenius bernama Massimiliano Allegri dan penumpang terkenal, Cristiano Ronaldo.
Sejatinya, apabila semua kereta berhenti pada November 2018, Pogba tidak perlu bingung untuk pindah kereta. Maklum, saat itu suasana di gerbong Manchester United sedang tidak kondusif.
Masinis asal Portugal, Jose Mourinho, membuat keributan di gerbong Manchester United. Beruntung bagi pemuda asal Prancis itu, Mourinho didepak dan digantikan masinis sementara, Ole Gunnar Solskjaer.
Bersama Solskjaer, Pogba seolah menemukan kembali performa terbaiknya. Empat gol dan tiga assist tercipta untuk Manchester United.

Kini, semuanya kembali kepada Pogba. Apakah dia ingin turun dari Manchester United dan mencari kereta baru? Ataukah melanjutkan perjalanan di rute yang telah dipilih dua tahun silam?
Baca Juga : Angel Di Maria dan Juga 3 Pemain Bintang yang Melempem di Manchester United
Menilik kemampuan yang dimiliki oleh Pogba, rasanya tidak sulit untuknya mencari kereta baru. Namun, menilik tidak banyak waktu yang tersisa di stasiun bursa transfer pada Januari, alangkah baiknya pemuda ini bersabar untuk sementara waktu.
Toh, kereta akan berhenti lebih lama di stasiun bursa transfer musim panas, Juni hingga Agustus. Saat itu Pogba bisa memilih kereta baru dengan lebih hati-hati dan lebih baik untuknya.