Nostalgia – Tiga Kartu Merah, Kenangan Manis Everton di Anfield pada ‘Kevin Campbell Derby’
BolaSkor.com – Tiga kartu merah mewarnai serunya pertandingan di Anfield pada September 1999 antara dua rival sekota di Merseyside, Liverpool dan Everton. Semenjak malam yang indah bagi fans Everton itu, kedua tim akan bertempur di Derby Merseyside ke-234 di pekan 15 Premier League, Kamis (05/12).
Menilik kondisi kedua tim, Liverpool jauh diunggulkan memenangi laga seperti laga-laga atau beberapa tahun sebelumnya. Sementara Si Biru dari Merseyside berkutat di papan bawah klasemen Premier League, inkonsisten dalam permainan mereka, yang berujung sorotan kepada sang manajer: Marco Silva.
Menurut kabar dari Sky Sports, pertandingan melawan Liverpool, yang tengah memuncaki klasemen Premier League dan belum pernah kalah, akan jadi kesempatan terakhir bagi Silva untuk mempertahankan pekerjaannya.
Apalagi, statistik dari Opta memperlihatkan Everton belum pernah menang di 17 laga terakhir melawan Liverpool di Premier League dan tak lagi menang di Anfield sejak 1999. Namun, derby tetaplah derby. Hasil akhir di laga derby acapkali sulit diprediksi dan cenderung mengejutkan, tak peduli performa kedua tim.
Baca Juga:
Prediksi Liverpool Vs Everton: Derby Merseyside yang Tak Imbang
Legenda Man United Yakin Everton Berpotensi Hentikan Liverpool Menangi Titel Premier League
Taktik Baru Everton Bisa Repotkan Liverpool di Derby Merseyside

Hal itu bisa dilihat dari Derby Merseyside musim lalu (2018-19). Liverpool menang melalui gol telat yang diciptakan Divock Origi. Proses golnya unik. Dewi Fortuna tersenyum kepada Liverpool ketika Origi berada di tempat yang tepat untuk menanduk bola, setelah bola gagal ditangkap Jordan Pickford dan memantul di tiang gawang.
Contoh itu merupakan bukti segalanya bisa terjadi di laga derby. Kans Everton untuk tampil mengejutkan juga tetap ada di Anfield, meski faktanya mereka terakhir menang di sana pada 1999.
"Saya pikir Everton akan mendapatkan hasil imbang. Sejauh ini segalanya sulit bagi mereka, (tapi) saya pikir mereka bisa bangkit," ucap produk akademi Everton, Wayne Rooney, dilansir dari Mirror.
"Ini (Derby Merseyside) besar untuk kota dan, jika Everton menang, itu bisa menghentikan Liverpool memenangi titel (Premier League).”
Tidak mudah bagi Everton menciptakan malam keajaiban di Anfield seperti 1999, melawan tim dengan lini belakang yang kokoh, lini tengah yang kuat, dan lini depan yang mematikan. Namun sebelum pertandingan berlangsung selama 90 menit, tidak ada yang tahu hasil akhirnya nanti.
Terlepas dari hasil apapun di Derby Merseyside, kenangan akan kemenangan dramatis Everton di Anfield pada 1999 menjadi momen berharga fans Toffees – julukan Everton. September 1999 akan selalu dikenang sebagai derby-nya Kevin Campbell.
Tiga Kartu Merah dan Kiper Dadakan
44.802 penonton memadati Anfield. Liverpool arahan Gerard Houllier sudah menelan tiga kekalahan di Anfield dan masih mencari tiga poin tambahan untuk menggapai tempat di zona Liga Champions.
Sedangkan Everton dilatih oleh Walter Smith dan klub berusaha meranjak naik masuk ke-10 besar Premier League. Baik Liverpool dan Everton sama-sama mengusung taktik 4-4-2.
Ketika pertandingan dimulai, Everton bermain lebih cerdas dengan menerapkan pressing (tekanan) dan bermain efisien dalam menebar ancaman ke pertahanan Liverpool. Tuan rumah, dengan Dietmar Hamann, Jamie Redknapp, Vladimir Smicer, mendominasi penguasan bola.
Akan tapi, penguasaan bola itu tidak berarti banyak karena jarang menguji Paul Gerrard, kiper Everton. Terlebih, Richard Dunne, David Weir, kokoh di lini belakang Everton. Hanya butuh empat menit sebelum Everton membungkam fans tuan rumah.
Serangan yang dibangun Everton berawal dari Nick Barmby yang melewati dua pemain Liverpool, mengirim bola ke Francis Jeffers, sebelum mengirimnya ke Kevin Campbell yang melewati pertahanan Liverpool.
Di kala Campbell melakukan ancang-ancang menendang bola, Carragher gagal menutup ruang tembak Campbell dan ia mengonversinya ke gawang Liverpool yang dijaga Sander Westerveld. Kedudukan berubah 1-0.
Semenjak Everton mencetak gol, selama 86 menit pertandingan sisa menjadi permainan catur bagi kedua manajer. Houllier memasukkan Titi Camara, Steven Gerrard, dan Erik Meijer, untuk membongkar rapatnya pertahanan Everton.
Namun yang terjadi justru ‘hiburan’ yang dinantikan fans dari laga derby di babak kedua: pelanggaran keras, keributan pemain di dua kubu, dan tiga kartu merah.
Derby Merseyside pada September 1999 memang dikenang sebagai ‘Kevin Campbell Derby’ dan kemenangan terakhir Everton di Anfield. Tapi, sajian sesungguhnya terjadi di babak kedua.
Michael Owen, yang baru berusia 19 tahun, cukup beruntung lolos kartu merah karena pelanggaran kerasnya kepada David Weir. Tapi keberuntungan itu tidak menyertai kedua rekannya, Westerveld dan Gerrard.
Westerveld dan Jeffers terlibat baku hantam setelah keduanya sempat bertabrakan kala coba mengambil bola. Mike Riley, wasit laga, langsung memberi kartu merah pada menit 74. Di sisa waktu, Steve Staunton, yang sedianya berposisi sebagai bek, menjadi kiper dadakan.

Rasa frustrasi yang dirasakan pemain Liverpool juga bisa dilihat ketika Gerrard, yang berumur 19 tahun, melakukan pelanggaran keras dengan menabrak Campbell di menit 90. Padahal, Gerrard baru masuk dari bangku cadangan.
Everton sudah memenangi pertandingan mental dan taktik atas Liverpool di Anfield kala itu. Mereka keluar sebagai pemenang yang layak dengan skor 1-0 dan malam itu terus diingat fans Liverpool sebagai ‘Kevin Campbell Derby’.
“Sudah pasti, bahkan di 160 laga derby sebelumnya, tidak ada pertempuran supremasi di Merseyside separah pertandingan ini,” ucap Paul Joyce, penulis Liverpool Echo yang langsung meliput Derby Merseyside di Anfield pada September 1999.

Kevin Campbell akan terus dikenang sebagai pemberi kemenangan terakhir Everton di Anfield selama kutukan tak pernah menang klub di sana berakhir.
Susunan Pemain:
LIVERPOOL (4-4-2): Sander Westerveld, Vegard Heggem, Sami Hyypia, Jamie Carragher, Steve Staunton; Vladimir Smicer (Titi Camara 70), Dietmar Hamann (Steven Gerrard 64), Jamie Redknapp, Patrik Berger; Robbie Fowler (Erik Meijer 64), Michael Owen
Pemain Cadangan: Jorgen Nielsen, Stephane Henchoz
EVERTON (4-4-2): Paul Gerrard, Richard Dunne, David Weir, Richad Gough, Michael Ball, Abel Xavier, Don Hutchison, John Collins, Nick Barmby; Francis Jeffers, Kevin Campbell.
Pemain Cadangan: Alex Cleland, Scot Gemmill, Mitch Ward, Tommy Johnson, Steve Simonsen.
Kartu Kuning: Staunton (18), Redknapp (23), Owen (27), Ball (36), pelanggaran, Gough (buang-buang waktu 80).
Kartu Merah: Westerveld, Jeffers (melanggar aturan kekerasan 75), Gerrard (pelanggaran keras 90).
Wasit: Mike Riley (Rotherham).
Jumlah Penonton: 44.802.