Misteri Pembangkangan Kepa Arrizabalaga dan Ramalan Tepat Jose Mourinho
BolaSkor.com - Sebulan setelah dipecat Manchester United, Jose Mourinho pernah berkata seperti ini:
"Sir Alex Ferguson pernah bilang, saat seorang pemain lebih penting dari klub, (maka) selamat tinggal. Tapi tidak lagi begitu."
"Manajer berada di sana untuk melatih para pemain, bukan untuk menjaga kedisiplinan dengan syarat apapun. Anda butuh struktur untuk melindungi manajer dan memastikan segalanya berjalan lancar. Jadi pemain tidak akan berada dalam situasi di mana mereka merasa lebih berkuasa dibanding sebelumnya."
"Hal-hal baik yang saya lakukan ke pemain bukan sebuah berita lagi. Berita di sepakbola modern saat ini adalah saat Anda mendapat masalah."
Baca Juga:
Kisah Kepa Arrizabalaga, dari Ditolak Zinedine Zidane hingga Jadi Kiper Termahal Dunia
Penjelasan Kepa Arrizabalaga soal Insiden Tak Mau Diganti
Hasil Final Piala Liga Inggris: Bekuk Chelsea Lewat Adu Penalti, Man City Pertahankan Gelar

Selepas memberikan komentarnya kepada Bein Sports dan disaksikan publik, sebagian besar fans berpikir wajar jika Mourinho mengatakannya, karena metode kepelatihannya tidak dapat diterima pemain-pemain Man United dan dia gagal mengontrol ruang ganti pemain.
Akan tapi ucapannya itu juga bisa diartikan sebagai ramalan The Special One mengenai sepak bola di era modern ini. Mourinho khawatir akan ada momen ketika pemain-pemain membangkang atau memberontak kepada pelatih atau manajer.
Musim 2018-19 belum rampung selesai, prediksi Mourinho itu tepat terjadi dan relevan jika melihat momen yang baru ini terjadi di final Piala Liga 2018-19 antara Manchester City kontra Chelsea di Stadion Wembley, Senin (25/2) dini hari WIB.
Pertandingan berlangsung seru tanpa adanya gol yang tercipta di waktu normal, plus babak tambahan, hingga pemenang laga harus ditentukan via drama adu penalti. Sebelum adu penalti itulah sebuah momen terjadi.
Maurizio Sarri bermaksud mengganti Kepa Arrizabalaga dengan Willy Caballero dengan dua alasan: khawatir cedera dan yang kedua, Caballero adalah mantan kiper City yang mungkin lebih mengetahui gaya-gaya tendangan mereka.
Tapi yang terjadi malah drama telenovela yang terlihat di dunia nyata. Kepa begitu ngototnya menolak digantikan dengan Caballero, memicu amarah Sarri dan Gianfranco Zola, Sarri sampai kebingungan meluapkan amarahnya di bangku cadangan Chelsea hingga dia mau pergi meninggalkan stadion.
Wasit Jon Moss datang dan pada akhirnya ... Kepa menang. "Sang pemain memenanginya," ujar komentator pertandingan. Ini kasus yang unik.
Di drama adu penalti Kepa memang menghentikan tendangan Leroy Sane, tapi City tetap menang karena empat eksekutor lainnya menjalankan tugas dengan baik, sementara Jorginho dan David Luiz gagal menjalankan tugasnya untuk Chelsea.
Man City mempertahankan gelar titel Piala Liga, tapi sorotan pasca laga sepenuhnya diarahkan kepada Kepa dan 'pemberontakan' kecilnya setelah sebelumnya fans Chelsea mengkritisi gaya main Sarri. Tentu saja apa yang dilakukan Kepa itu berpotensi memicu dampak panjang.
Kejanggalan dari Pembangkangan Kepa Arrizabala
Uniknya, di kala Kepa tak mau keluar dan digantikan dengan Caballero, hanya ada David Luiz yang mendekatinya dan memintanya untuk menghargai keputusan pelatih.
"Saya cuma bilang kepadanya, kita harus menghormati keputusan pelatih," ujar David Luiz kepada Sky Sports.
"Tapi saya tidak tahu apakah pelatih ingin menggantinya karena dia (Kepa) merasakan sakit atau itu keputusan taktis. Saya kira pelatih ingin melakukan pergantian karena (dia tidak yakin soal) cedera, dia tidak memahami itu."
Ke mana pemain-pemain Chelsea lainnya? Khususnya Cesar Azpilicueta yang berstatus kapten The Blues? Pemain-pemain profesional seharusnya tahu, suka atau tidaknya mereka dengan keputusan pelatih, mereka harus respek dan hormat kepadanya.
"Dan setelah Kepa menolak keluar, oh Tuhan, Sarri memiliki setiap hak untuk marah padanya. Ini tentang respek dan Kepa membodohi manajernya di depan jutaan orang," imbuh Alan Shearer, pemerhati sepak bola Inggris
"Ini terjadi ketika Sarri sudah berada dalam tekanan besar dan di ambang kehilangan pekerjaan di Stamford Bridge. Insiden menakjubkan ini bisa membuat Sarri membayarnya dengan jabatannya."
Ego sebagai kiper termahal dunia sebesar 80 juta euro ketika dibeli Chelsea dari Athletic Club Bilbao tampak jelas terlihat pada diri Kepa. Meski nyatanya Kepa telah memberi penjelasan terkait momen tersebut.
"Yang pertama, saya harus katakan kalau itu salah paham. Saya mengerti bahwa di televisi, media sosial, mereka sedang membicarakan ini, tetapi saya di sini untuk menjelaskannya, untuk mengatakan bahwa itu bukan maksud saya untuk melawan manajer," tutur Kepa selepas laga berakhir.
"Kami telah berbicara dan saya hanya mencoba untuk mengatakan kalau saya baik-baik saja. Dia pikir saya tidak dalam kondisi yang fit. Itu di saat-saat menegangkan dengan banyak hal terjadi (di atas lapangan)," terangnya.
Sarri juga mengakui itu sebagai sebuah kesalahpahaman atau miskomunikasi. Kendati demikian, pelatih asal Italia berusia 60 tahun itu tidak menolerir penolakan Kepa untuk diganti kala pertandingan tengah berlangsung.
"Saya benar-benar marah. Saya ingin berbicara kepadanya karena dia harus memahami hal tersebut, karena kesalahpahaman, kami bisa memicu masalah. Khususnya dengan Anda (media). Jadi, saya pikir saya hanya harus menjelaskan persis situasinya kepada Kepa," tegas Sarri.
Kepa, pada momen tersebut, seharusnya ditarik keluar oleh rekan setimnya di Chelsea untuk mengajarkan mengenai respek kepada manajer atau pelatih - seberapa buruknya pelatih atau manajer itu.
Andai penolakan yang dilakukan Kepa itu terjadi di Chelsea pada era John Terry, Frank Lampard, Didier Drogba, pastilah mereka sudah menggiring Kepa ke luar lapangan untuk digantikan.
"Kepa seharusnya tidak pernah bermain untuk Chelsea lagi. Ini seharusnya menjadi penampilan terakhirnya dengan bersama Chelsea. Dia memalukan. Saya belum pernah melihat yang seperti ini," imbuh Chris Sutton dilansir dari BBC.
"Jika saya Sarri, saya akan meneruskannya. Anda tidak seharusnya dirusak. Mengapa para pemain tidak menyeret Kepa (keluar)? Kepa harus dipecat, bukan Sarri."
Terry, legenda Chelsea, yang menjadi komentator pertandingan dalam acara televisi, sampai tidak habis pikir dengan sikap ngotot yang diperlihatkan Kepa. Ada kekhawatiran darinya, pemain-pemain lainnya bisa meniru tindakan Kepa di masa depan.
“Saya pikir (ini membuat Sarri) di posisi sulit, saya terkejut ia tidak masuk dan memaksanya keluar. Jika saya pelatih di sana, Anda pergi. Ini mencoreng penampilan yang benar-benar bagus. Jika nomor Anda terlihat (di papan pergantian pemain) Anda harus keluar," jelas Terry.
“Bagaimana ini berimbas pada pemain Liga Primer ke depannya? Apakah pemain mulai menolak ditarik keluar? Ini berat dan sulit untuk pemain, pelatih telah membuat keputusan dan Anda harus keluar."
"Sulit untuk pemain keluar dan memaksanya keluar, apakah ini tugas dan tanggung jawab mereka? Mungkin tidak. Ini tanggung jawab pemain untuk keluar dan menerimanya dan menghadapinya besok," pungkas Terry.
Menarik untuk dinanti, apakah Sarri akan memainkan Kepa di laga berikutnya? Publik tentu berharap Sarri memberinya pelajaran agar menghormati keputusan pelatih atau manajer.
Satu hal pasti dari kejadian itu adalah: Chelsea memang sedang memiliki masalah internal. Beberapa pemain mungkin sudah mulai mempertanyakan metode kepelatihan Sarri karena inkonsistensi bermain Chelsea musim ini.