Sosok Feature Piala Dunia Internasional Berita

Milinkovic-Savic, Kombinasi Toure-Matic Tapaki Jalan Playmaker ala Stankovic di Serbia

Arief Hadi - Minggu, 10 Juni 2018

BolaSkor.com - 12 gol, empat assists, 55 persen akurasi tendangan, 81 persen akurasi operan rata-rata, 45 kali menciptakan peluang, dan memenangi 46 persen rata-rata duel perebutan bola. Ini semua bukan sekedar statistik biasa, melainkan statistik untuk 'sedikit' menggambarkan performa Sergej Milinkovic-Savic di Serie A 2017/18.

Posisi bermainnya adalah gelandang tengah di Lazio. Simone Inzaghi menempatkannya di posisi tersebut. Namun, tugas Milinkovic-Savic bukan sekedar menjaga penguasaan bola di lini tengah. Jika di Chelsea seolah ada dua N'Golo Kante yang bermain karena dinamika dan mobilitas pergerakannya, maka Lazio punya Milinkovic-Savic.

Gelandang berusia 23 tahun mampu bertindak sebagai penangkal serangan lawan, melapis lini belakang, merebut bola, semua tugas gelandang bertahan. Di sisi berbeda, Milinkovic-Savic juga bisa bertindak sebagai pemain nomor 10 (gelandang serang) yang hadir sebagai solusi pencetak gol, atau membuka pertahanan lawan dengan operannya.

Kemampuan yang lengkap membawanya sampai ke titik ini: Milinkovic-Savic jadi salah satu gelandang muda Eropa yang menjadi komoditas panas di bursa transfer pemain. Manchester United dan Juventus kabarnya tertarik merekrutnya - ya ini semua baru sekedar rumor.

Lazio sebagai klub yang membesarkan dan mengembangkan karier Milinkovic-Savic jelas tak akan melepas asetnya itu begitu saja. Jikalaupun dilepas, harganya tidak mungkin di bawah 100 juta euro. Apapun itu, Milinkovic-Savic berpotensi besar menghadirkan saga transfer berkepanjangan di musim panas ini.

Hanya Milinkovic-Savic yang tahu jawabannya. Entah itu bertahan atau mengembangkan karier di klub Eropa lainnya. Saat ini, perkara itu menjadi urusan agennya. Fokus Milinkovic-Savic hanya satu: tampil maksimal untuk timnas Serbia di Piala Dunia 2018.

Napak Tilas Perjalanan Milinkovic-Savic dengan timnas Serbia

Darah atlet begitu mendarah daging dalam diri Milinkovic-Savic. Ayahnya, Nikola Milinkovic, bermain di liga teratas sepak bola Spanyol pada pertengahan 1990-an, lalu ibunya, Milana Savic, pebasket terkenal di Yugoslavia di masa lalu. Sementara saudaranya, Vanja Milinkovic-Savic, saat ini bermain di Torino. Jadi, keluarga Milinkovic-Savic sudah tidak asing lagi dengan profesi yang dipilihnya.

Perjalanan Milinkovic-Savic dengan timnas Serbia dimulai pada usia level U19 yang berlanjut hingga U20 dan U21. Namanya mulai diperbincangkan ketika membawa Serbia menjuarai Piala Dunia U20 di tahun 2015 dengan mengalahkan Brasil. Milinkovic-Savic memenangi penghargaan Bola Perunggu alias pemain terbaik ketiga dalam turnamen tersebut.

Sejak saat itu, pemandu bakat klub-klub Eropa selalu memerhatikan perkembangan alumni akademi Vojvodina. Lazio menjadi klub yang beruntung ketika mendatangkannya di tahun 2015 dari Genk, persis setelah Milinkovic-Savic membawa Serbia U20 juara.

Sayang, awal perjalanan kariernya dengan timnas senior Serbia tidak berjalan mulus. Kendati dilirik Radovan Curcic dan Slavoljub muslin, dua mantan pelatih timnas Kroasia yang menyertakannya dalam skuat, Milinkovic-Savic jarang dipercaya bermain.

Peruntungan Milinkovic-Savic berubah ketika Mladen Krstajic ditunjuk melatih Serbia. Dipanggil masuk ke dalam skuat Serbia pada Oktober 2017 untuk menghadapi Tiongkok dan Korea selatan dalam laga uji coba, Milinkovic-Savic sukses menembus skuat yang akan diproyeksikan bermain di Piala Dunia 2018.

Penampilan Milinkovic-Savic akan disaksikan banyak orang di Piala Dunia nanti. Baik itu mereka yang penasaran melihat performa Milinkovic-Savic, atau mereka yang benar-benar tidak tahu permainan Milinkovic-Savic, tapi hanya sekedar mengetahuinya melalui pemberitaan media.

Pengagum Nemanja Matic, Terinspirasi Yaya Toure, dan Menapaki Jalan Dejan Stankovic

"Tekanan? Saya suka tekanan karena tekanan mengeluarkan kemampuan terbaik saya. Di saat itulah (tertekan) ketika saya merasa yang terbaik dan memberikan usaha maksimal di lapangan pertandingan - mereka yang mengenal saya dapat mengonfirmasinya."

Ucapan Milinkovic-Savic itu memperlihatkan keyakinannya akan ekspektasi tinggi kepadanya menjelang perhelatan Piala Dunia 2018. Serbia berada di grup E bersama Swiss, Kosta Rika, dan Brasil.

Masuk ke dalam starting eleven Serbia tidak akan semudah membalikkan telapak tangan untuk Milinkovic-Savic. Faktanya, dia baru mengemas empat caps untuk Serbia dan masih harus bersaing dengan kompatriot seniornya, Nemanja Matic dan Luka Milivojevic, untuk bermain di lini tengah. Milivojevic telah memiliki 27 caps dan Matic 40 caps.

"Saya sepenuhnya siap untuk Rusia (Piala Dunia). Jika saya harus bekerja untuk mendapatkan kepercayaan pelatih Krstajic, maka saya akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkannya," timpal Milinkovic-Savic yang tidak gentar bersaing dengan gelandang lainnya.

Milinkovic-Savic memang tidak perlu terlalu khawatir tidak dapat bermain di Piala Dunia 2018. Apabila Krstajic memainkan pola 4-2-3-1, maka Milinkovic-Savic dapat bertindak sebagai gelandang serang di belakang penyerang tunggal tanpa harus mengorbankan Milivojevic dan Matic.

Peran tersebut dapat memaksimalkan potensi Milinkovic-Savic yang mendeklarasikan dirinya sebagai playmaker. "Saya bisa melihat diri saya sebagai playmaker di masa depan. Dengan peran inilah saya ingin banyak bermain, penampilan saya dengan Lazio musim ini telah membuktikannya," ujar Milinkovic-Savic.

Memiliki postur tinggi menjulang 1,91 meter, Milinkovic-Savic juga memiliki keunggulan dalam duel bola udara. Namun, sebagaimana dicantumkan Whoscored, Milinkovic-Savic juga memiliki kemampuan untuk melepaskan tendangan jarak jauh dan bola terobosan yang kerap membuka pertahanan lawan. Dalam perannya ini, Milinkovic-Savic bisa mengikuti jejak Dejan Stankovic, yang juga handal melepaskan tendangan jarak jauh dan operan dengan akurasi tinggi.

Bagi Anda yang belum mengenalnya, Stankovic adalah legenda Inter Milan yang telah mengemas 103 caps dengan Serbia - pengemas jumlah penampilan terbanyak di Serbia. Stankovic bermain untuk timnas dari tahun 1998 hingga 2013.

Ketika ditanya lebih lanjut oleh FIFA (10/6), uniknya, Milinkovic-Savic bukanlah pengagum Stankovic, melainkan Matic. Milinkovic-Savic juga mendeskripsikan dirinya sebagai Yaya Toure, gelandang asal Pantai Gading yang baru ini meninggalkan Manchester City.

"Segala perbandingan hanya membuat saya tersipu. Meski begitu, saya melihat diri saya lebih seperti Yaya Toure. Sementara untuk idola saya, saya dapat berkata saya selalu menyaksikan dan belajar dari Nemanja Matic," lanjut Milinkovic-Savic.

Secara tak langsung, Milinkovic-Savic bisa disebut sebagai kombinasi Toure-Matic. Keduanya sama-sama memiliki tubuh tinggi, namun permainan yang berbeda. Toure gelandang yang direct (langsung) dalam permainannya dengan kecenderungannya berlari dari lini tengah, untuk menerobos dan melakukan penetrasi ke pertahanan lawan. Sedangkan Matic, lebih seperti petarung yang melapis lini belakang dan kerap memulai transisi dari bertahan ke penyerangan.

Sangat menarik menanti Milinkovic-Savic bermain di Piala Dunia. Jutaan pasang mata akan menjadi saksi permainan yang belakangan ini terus menjadi buah bibir di Eropa.

Bagikan

Baca Original Artikel