Analisis Feature Inggris Berita

Menilik Tiga Laga Terakhir Liverpool dan Man City dalam Perjalanan Menuju Titel Premier League 2018-19

Arief Hadi - Kamis, 25 April 2019

BolaSkor.com - Tidak ada lagi istilah memainkan satu laga lebih banyak atau lebih sedikit, Manchester City kini memiliki jumlah pertandingan yang sama dengan rival perebutan titel Premier League 2018-19, Liverpool.

The Citizens kembali ke puncak klasemen Premier League setelah meraih kemenangan dengan skor 2-0 atas rival sekota, Manchester United, di Old Trafford, Kamis (25/4) dini hari WIB. Dua gol City di laga itu dicetak oleh Bernardo Silva dan Leroy Sane.

Man City kini ada di urutan satu dengan perolehan 89 poin, terpaut satu poin dengan Liverpool yang ada di urutan dua klasemen. Tiga laga tersisa bagi kedua tim. Hitungan matematis untuk menentukan juara musim ini pun terbilang sederhana.

Baca Juga:

Manajer Legendaris Manchester United Pilih Liverpool Menangi Premier League

Man United 0-2 Man City: The Citizens Kembali ke Puncak Klasemen, Fans Liverpool Harap-harap Cemas

Pencapaian Pep Guardiola dan Manchester City di Old Trafford

Jurgen Klopp dan Pep Guardiola

Liverpool akan menjadi juara jika terus meraih kemenangan hingga akhir musim dan Man City kehilangan poin penuh di satu laga. Tapi, Liverpool tidak akan menjadi juara jika Man City terus meraih kemenangan. Jadi, titel Premier League sedianya sudah ada di genggaman tangan tim asuhan Pep Guardiola.

Vincent Kompany dkk sudah melewati laga berat terakhir melawan Man United dengan tiga poin. Hanya sebuah keajaiban melihat City terpeleset di tiga laga terakhir melawan tim yang relatif dapat ditaklukkan mereka.

Lantas, siapa saja tiga lawan terakhir Liverpool dan Man City di penghujung Premier League 2018-19? Berikut tiga lawan terakhir mereka beserta kans kedua tim melawan klub-klub tersebut.

Liverpool

Liverpool

Tim arahan Jurgen Klopp akan melawan Huddersfield Town (27/4), Newcastle United (5/5), dan Wolverhampton Wanderers (12/5) di tiga laga terakhir mereka. Menilik kualitas individu dan skuat, di atas kertas, Mohamed Salah dkk seharusnya tidak menemui kendala berarti.

Laga yang cukup rumit disinyalir akan mereka rasakan saat melawan Wolves, tim yang terkenal sebagai 'pembunuh' klub-klub papan atas Premier League. Wolves merupakan tim yang juga menyingkirkan Liverpool di Piala FA musim ini.

Wolves arahan Nuno Espirito Santo memiliki antitesis gaya bermain ofensif dan penguasaan bola tim-tim papan atas Premier League. Chelsea, Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Manchester United, telah mereka kalahkan musim ini - selain Liverpool.

Positifnya, Liverpool bermain di Anfield yang sangat angker bagi lawan-lawan yang datang. Kendati demikian, laga terakhir antara Liverpool kontra Wolves tetap diprediksi berlangsung sengit karena perbedaan bermain kedua tim bak kutub Utara dan Selatan.

Sementara melawan Huddersfield, yang sudah dipastikan degradasi dan bermain tanpa motivasi, Liverpool seharusnya tidak menemui kendala berarti mengalahkan mereka di Anfield. Begitu juga melawan Newcastle.

The Magpies memang bermain di kandang mereka saat melawan Liverpool. Tetapi, faktor kedekatan emosional Rafael Benitez dengan Liverpool bisa jadi mengecilkan kans Newcastle meraih kemenangan atas The Reds. Apalagi, Newcastle tak punya lagi target khusus untuk dikejar.

Manchester City

Manchester City

Tiga laga terakhir Man City cukup rumit dan bisa menjebak karena mereka akan melawan Burnley (28/4), Leicester City (7/5), dan Brighton & Hove Albion (12/5). Di atas kertas, City seharusnya tidak kesulitan mengalahkan mereka.

Apalagi, dua dari tiga tim tersebut sudah tidak lagi memiliki target khusus untuk dikejar. Leicester sudah mapan di papan tengah klasemen dan Burnley aman dari zona degradasi. Potensi laga sulit City akan dilakoni kala melawan Brighton.

Klub asuhan Chris Hughton belum aman dari zona degradasi dan sekarang hanya terpaut tiga poin dari Cardiff City di urutan 18. Brighton bisa bermain ngotot dan habis-habisan kala menjamu City di laga terakhir Premier League.

Positifnya, laga itu menjadi pertandingan terakhir Premier League dan nasib Brighton bisa ditentukan dalam dua laga sebelumnya. Tidak hanya Brighton, Burnley juga bisa merepotkan Man City dengan permainan klasik ala Sean Dyche.

Burnley salah satu tim klasik Inggris yang bermain dengan taktik 4-4-2, mengandalkan umpan silang, permainan bola lambung, situasi bola mati, dan permainan fisik. Taktik itu sempat merepotkan Chelsea hingga laga berakhir imbang 2-2 di Stamford Bridge.

Dibutuhkan determinasi yang kuat dari para pemain Man City untuk membongkar pertahanan Burnley yang digalang James Tarkowski dan Ben Mee. Melawan Leicester pun demikian.

Man City tidak bisa lengah dengan kualitas The Foxes yang memiliki Jamie Vardy, James Maddison, Harry Maguire, dan Demarai Gray. Apalagi jika mengingat bahwa manajer Leicester, Brendan Rodgers, merupakan mantan manajer Liverpool.

Rodgers barangkali akan berusaha semaksimal mungkin menahan laju kemenangan City agar bisa melihat mantan timnya meraih titel Premier League yang terakhir diraih pada 1990.

Jadi, menilik laga kedua tim, pertandingan Man City lebih rumit dibanding Liverpool. Kendati demikian, City juga punya keunggulan fokus sepenuhnya ke kompetisi lokal karena Liverpool masih berjuang di semifinal Liga Champions melawan Barcelona.

Bagikan

Baca Original Artikel