Analisis Feature Spanyol Berita

Menilik Formasi Barcelona dengan Kuartet Maut: Neymar, Suarez, Messi, Griezmann

Arief Hadi - Rabu, 10 Juli 2019

BolaSkor.com - Pada medio 2013-2017, FC Barcelona memiliki trisula maut di lini depan yang berisikan Neymar, Luis Suarez, dan Lionel Messi. Dahulu kala, ada juga trio Ronaldinho, Samuel Eto'o, Ludovic Giuly, atau Thierry Henry, Samuel Eto'o, dan Lionel Messi.

Sekarang di negara yang berbeda, Inggris, Liverpool juga punya trisula depan terbaik Eropa: Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah. Menarik memang jika melihat tim-tim dengan daya tempur seperti kedua klub tersebut.

Menyaksikan pertandingan sepak bola bak dimanjakan dengan pelayanan kelas premium ketika melihat tim-tim punya lini depan yang tajam, berbahaya, dan bergantian mencetak gol. Memainkan trisula seperti mereka juga menjadi kenikmatan tersendiri di dunia game, entah itu FIFA atau PES (Pro Evolution Soccer).

Tapi pada kenyataannya, mengoleksi striker-striker top di lini depan bagaikan buah simalakama bagi pelatih: menyenangkan memiliki mereka, namun, dapat merusak keseimbangan tim jika dimainkan bersama.

Baca Juga:

Saga Transfer Antoine Griezmann: Atletico Tuding Barcelona Langgar Aturan

Para Aktor di Balik Saga Transfer Neymar

5 Pemain yang Mangkir Latihan karena Ingin Pindah

Neymar pernah bekerja sama sebelumnya dengan Luis Suarez dan Lionel Messi

Hal itu pernah diucapkan Pichi Alonso, mantan striker Barcelona medio 1982-1986, kala mengutarakan kekhawatirannya dengan kans kedatangan Neymar (untuk periode kedua), Antoine Griezmann, di Barcelona yang telah memiliki Messi dan Suarez.

"Tidak mudah untuk menempatkan empat penyerang di tim manapun. Neymar dan Griezmann tidak cocok, maksud saya tidak semuanya. Saya pikir satunya pendribel bola, satunya lagi penyelesai akhir. Risiko menghilangkan keseimbangan tim cukup signifikan," tutur Alonso.

Neymar dan Griezmann memang belum resmi datang ke Barcelona di musim panas ini. Tapi, ada indikasi yang mengarahkan mereka hengkang ke klub Catalunya itu. Apalagi, keduanya bak kompak baru ini mangkir latihan dengan klubnya masing-masing agar bisa hengkang.

Neymar absen dari sesi latihan dengan PSG (Paris Saint-Germain). Griezmann lebih parah lagi. Nomor punggung 7 miliknya telah diberikan kepada rekrutan anyar, Joao Felix, dan Griezmann juga mangkir dari sesi latihan.

Barcelona menjadi satu-satunya destinasi mereka, sebab PSG yang sempat dikaitkan dengan Griezmann telah mundur dari persaingan setelah Leonardo, Direktur Olahraga PSG, berkata tidak akan melakukan investasi untuk satu pemain dengan besar-besaran.

Griezmann punya klausul pembelian sebesar 120 juta euro dan Neymar tidak akan dilepas kurang dari 222 juta euro oleh PSG. Tentu saja, Barca harus menjual beberapa pemain mereka jika ingin merekrut keduanya agar tidak melanggar aturan FFP (Financial Fair Play).

Bursa transfer masih panjang. Mari bersama berandai-andai, apabila Griezmann dan Neymar datang ke Camp Nou, strategi apa yang kira-kira akan diterapkan oleh Ernesto Valverde?

Tiga Taktik

Menilik referensi dari Marca, ada tiga formasi yang dapat digunakan untuk mengakomodasi potensi kedatangan Griezmann-Neymar hingga Barca punya kuartet lini depan maut yang terdiri dari Griezmann, Suarez, Messi, dan Neymar.

Taktik pertama merupakan skema klasik 4-3-3 Barcelona. Neymar, Suarez, dan Messi sudah terbiasa dengan taktik ini. Tapi, jika ada Griezmann, maka posisinya akan dikembalikan ke posisi penyerang sayap - peran yang pernah diperankannya dulu di Real Sociedad.

Apabila Suarez dicadangkan, maka Messi akan menjadi false nine (penyerang semu) di lini tengah dan lini depan diisi Neymar (penyerang sayap kiri), Messi, dan Griezmann. Itu dalam taktik 4-3-3.

Taktik kedua yang bisa digunakan, tapi memunculkan risiko besar dari segi defensif, adalah taktik 4-2-4. Dalam taktik itu, Neymar, Messi, Suarez, dan Griezmann bisa bermain bersama di lini depan (Neymar dan Griezmann di sayap).

Taktik 4-3-3

Tapi, formasi itu berisiko diserang balik lawan karena hanya ada dua gelandang sentral yang kemungkinan besar ditempati Frenkie de Jong dan Sergio Busquets. Dua gelandang itu akan kerepotan jika tidak dilindungi satu gelandang lagi yang tugasnya melapis lini belakang (bisa Arturo Vidal atau Ivan Rakitic).

Kendati demikian, taktik 4-2-4 jika digunakan kala tim menguasai bola bisa membuat was-was lini belakang lawan. Sekali lagi, formasi itu rawan mendapatkan serangan balik.

Taktik 4-2-4

Terakhir, taktik yang paling logis dan ideal adalah taktik modern 4-2-3-1. Tidak jauh berbeda dari 4-2-4, namun, Messi bisa menjadi pengatur serangan di belakang Suarez. Neymar dan Griezmann tidak berubah posisinya.

Bedanya, dua gelandang dalam taktik itu tidak menjadi gelandang tengah nomor 6 yang dapat membantu tim dalam fase bertahan atau ofensif, melainkan pivot (gelandang jangkar) yang melapis lini belakang dan membangun serangan dari lini tengah.

"Saya tidak melihat adanya alasan apapun bagi Messi, Suarez, Neymar, Griezmann, dan (Ousmane) Dembele untuk tidak bermain bersama," ucap legenda Barca, Hristo Stoichkov.

"Barcelona selalu merekrut pemain-pemain terbaik, jadi mereka harus merebutkan tempat untuk bermain di tim utama reguler. Dan Anda bisa memainkan keempatnya bersamaan."

Taktik 4-2-3-1

Beda lagi dengan Stoichkov, Puyol justru menyoroti kepentingan jangka panjang apabila Barca memiliki kuartet top di lini depan. Kehadiran Neymar dan Griezmann akan memberikan kedalaman lebih dalam skuat untuk mengarungi musim yang panjang.

"Pemain-pemain hebat cocok satu sama lain, tapi, Anda harus selalu menemukan keseimbangan itu dan itulah pekerjaan manajer. Musim panjang, ada banyak laga, cedera-cedera, jadi semakin banyak pemain maka semakin baik juga skuat tim," tutur Puyol.

Kesimpulannya, melihat keempat pemain itu bermain bersama bukan hal yang tidak mungkin terjadi di Barcelona. Tapi Valverde dan Barca tentu tahu, jaminan mencetak - semisal - 100 gol per musim tidak akan berarti apabila pertahanan kebobolan 150 gol. Pertahanan juga harus diperhatikan ketika semuanya terfokus ke lini depan.

Bagikan

Baca Original Artikel