Mengenal Joao Felix, Talenta Terbaik Portugal setelah Cristiano Ronaldo
BolaSkor.com - Tubuhnya kurus, tiap kali mendribel bola, sang pemain dikhawatirkan terpental saat beradu fisik dengan lawan dalam upaya merebutkan bola. Belum lagi dengan perawakannya yang identik dengan wajah polos dan gigi behel.
Secara kasat mata, dia tidak meyakinkan. Ibaratnya, pedagang kebingungan menawarkan salah satu produknya yang tidak terlihat meyakinkan konsumen untuk membelinya. Tapi, kekurangan itu tidak menghentikan sang pemain untuk mengejar mimpi jadi pesepakbola profesional di Eropa.
Dalam waktu sesingkat mungkin, pemain yang dimaksud itu menyihir publik - menutupi kekurangannya - dengan aksi dribel bola elegan layaknya Kaka atau Johan Cruyff, memasuki area 16 meter dan menanduk bola seperti Joao Vieira Pinto, dan kontrol bola ala Rui Costa. Siapa dia?
Nama lengkapnya Joao Felix Sequira. Namun, publik menyebutnya Joao Felix. Di mata Presiden Benfica, Luis Felipe Vieira, Felix adalah talenta terbaik yang pernah dihasilkan Portugal setelah Cristiano Ronaldo.
Baca Juga:
Joao Felix Beri Kabar Buruk untuk Manchester United
Eks Barcelona Ramalkan Joao Felix Bakal Bersinar di LaLiga
5 Pemain Spesial yang Pernah Mendapatkan Tepuk Tangan dari Suporter Lawan

"Saya bahagia seluruh Eropa membicarakan mengenai talenta Benfica. Sekarang sudah jelas proyek kami dari pertaruhan kepada pemain-pemain muda membuahkan hasil. Joao Felix Ronaldo berikutnya? Hanya ada satu hal pasti: Felix salah satu talenta terbaik yang dihasilkan Portugal sejak Ronaldo," tutur Vieira.
Terlalu dini mengatakan Felix sebagai 'hal besar' berikutnya setelah Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Kylian Mbappe. Pasalnya, Felix baru memulai perjalanannya di tim utama Benfica pada 2018 (setahun lalu).
Hype atau hingar bingar pembicaraan soal Felix di Eropa saat ini merupakan hal yang lumrah terjadi di sepak bola modern. Berbeda dibanding masa lalu, ketika pemain-pemain muda bertalenta mampu mengembangkan bakatnya tanpa tekanan besar, dewasa ini pemuda berbakat terlalu banyak diekspos media.
Bak pisau bermata dua, tekanan itu bisa mengasah mentalitas pemuda berbakat, dan di sisi berbeda, jika mereka tak mampu mengatasinya, maka karier mereka bisa hancur. Simak ucapan Bino, mantan pelatih Joao Felix di bawah ini.
"Ketika kami diberitahu bahwa kami punya banyak talenta, kami tak perlu menanggapinya dengan berlebihan, karena kami pikir talenta bisa membawa kami ke manapun kami inginkan. Itulah yang terjadi dengan Joao di Porto."
"Kami harus sangat berhati-hati, kita berada di era di mana pemain sangat cepat dinilai - dan terkadang tidak mudah untuk melihatnya setiap hari di media, Anda disebut yang terbaik, bahkan di usianya (Felix yang masih belia)."
Ke mana arah Felix melaju hanya waktu yang bisa menjawabnya. Terpenting, kariernya masih sangat panjang dan cerah.
Felix merupakan salah satu wajah perwakilan generasi baru yang akan meramaikan sepak bola Eropa bersama Jadon Sancho, Vinicius Junior, dan Mbappe.
Ditolak Porto karena Kekurusan, Berkembang Pesat di Benfica

Sekedar informasi, Felix bukanlah pemain asli yang muncul dari akademi Benfica, melainkan Porto. Di sana, Felix menghabiskan waktu enam tahun (2008-2014) bekerja dengan tim fisik Porto untuk mengejar satu hal: meningkatkan bobot badan.
Kendati terlibat dalam proyek bernama Proyek Pemain Elite (PJE) Porto, tempat untuk talenta-talenta muda berbakat Portugal, Felix nyatanya tidak puas berada di Porto. Usai berbincang dengan ayahnya, Carlos Sequiera, Felix memutuskan pindah terlebih dahulu ke Padroense sebelum ke Benfica.
Sequiera juga pernah bermain sepak bola amatir di area Viseu, kampung halaman Felix, dan menjalani karier sebagai asisten pelatih. Jadi, bak buah tidak jatuh dari pohonnya, Felix mengikuti jejak ayahnya - hanya saja lebih terkenal.
Bersama Rui Vitoria, Felix dimainkan di posisi sayap dalam taktik 4-3-3 dan tidak bermain reguler. Situasi Felix berbalik derajat 180 derajat saat Bruno Lage melatih Benfica. Perannya bertransformasi menjadi penyerang kedua dalam formasi 4-4-2.
Talenta, Gaya Main, dan Klausul Pembelian 120 Juta Euro

Barangkali sebagian besar pecinta sepak bola Eropa bertanya, "Apa yang membuat Felix begitu spesial?". Jawabannya sebenarnya cukup sederhana: talenta. Menilik gaya bermainnya, Felix memang lebih menyerupai Kaka.
Felix bisa mendribel bola dengan elegan di lini tengah permainan, mengoper bola dengan visi bermainnya, dan punya naluri gol tinggi. Bermain di taktik 4-4-2 dan berduet dengan Haris Seferovic mengembangkan talentanya.
Meski berstatus penyerang kedua, Felix nyatanya seperti pengatur serangan (playmaker) di belakang striker sentral. 14 gol Benfica musim ini lahir dari 10 gol dan empat assists-nya.
"Joao punya kemampuan teknik yang sangat hebat, dia cepat dan juga sangat cerdas. Dia pemuda yang baik, dia telah memperlihatkan memiliki nilai-nilai penting yang membuat saya sangat bangga," ujar Vieira.

Berkat penampilan hebatnya dengan Benfica, Felix dipanggil Fernando Santos ke dalam skuat Portugal. Di sana, dia bertemu langsung dengan megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, dan belajar banyak darinya.
Benfica tahu tidak akan mudah membentengi Felix dari buruan sejumlah klub-klub Eropa: Juventus, Manchester United, Barcelona, Real Madrid, dan Manchester City. Klub yang disebut terakhir bahkan rela menebus klausul pembeliannya sebesar 120 juta euro.
"Juventus dan Real Madrid tertarik kepadanya? Tanya mereka. Saat ini, kami tidak tertarik menjual mereka dan sesegera mungkin, kami akan meningkatkan klausul pembelian dalam kontraknya (sekarang seharga 120 juta euro)," tegas Vieira.
Melihat sejumlah ketertarikan besar dari klub-klub Eropa tersebut, seyogyanya Felix tetap bertahan dengan Benfica dan tidak terburu-buru hengkang ke klub lain. Setidaknya bermain di sana hingga berusia 20 tahun.
Mantan striker dan penyerang Benfica, Nuno Gomes, coba memeringati Felix dalam menentukan masa depannya. "Joao Felix sangat kuat, tapi jalannya masih sangat panjang untuk mencapai level tim utama Portugal."
Satu hal yang membuat Ronaldo dan Messi menjadi pemain terbaik dunia: konsistensi bermain di level teratas. Jika Felix mampu melakukannya di masa depan, mungkin saja ia akan bersaing dengan Mbappe untuk jadi yang terbaik seperti halnya Ronaldo-Messi.