Melatih Manchester United, Ruben Amorim Tak Melihat dan Bermain Media Sosial
BolaSkor.com - Sorotan kepada Manchester United selalu besar di dunia, dan itu menambah tekanan bagi para pemain termasuk pelatih klub.
Satu dua kekalahan akan menjadi pemberitaan besar, khususnya bagi pelatih yang bahkan sudah dikaitkan dengan rumor pemecatan, juga dihujani kritik.
Ruben Amorim, pelatih Man United, baru mulai melatih sejak November 2024 dan di musim keduanya sorotan sudah terarah kepadanya.
Baca Juga:
Manchester United Coba Manfaatkan Hubungan Buruk Federico Valverde dengan Xabi Alonso
Sorotan itu semakin parah di media sosial (medsos) mulai dari kritik hingga makian kasar, yang tidak hanya menyerang mereka yang bersangkutan, tapi juga keluarga.
Ruben Amorim Tidak Bermain Media Sosial

Ruben Amorim (X/premierleague)
Investigasi BBC menemukan lebih dari 2.000 pesan medsos merupakan pelecehan, makian kasar yang ekstrim, termasuk ancaman kematian dan pemerkosaan.
Mengetahui hal tersebut, Ruben Amorim memiliki cara untuk tetap fokus melatih skuad Man United.
Cara yang digunakannya sederhana: Amorim tidak bermain media sosial untuk melindungi diri, juga menjaga agar tetap sehat.
"Itu hal yang wajar dalam profesi apa pun ketika Anda terpapar," papar Amorim dikutip dari BBC Sport.
"Saya tidak membacanya; saya melindungi diri sendiri."
"Saya tidak menonton TV ketika mereka membicarakan Manchester United, bukan karena saya tidak setuju - sering kali saya setuju - tetapi itu cara saya untuk tetap sehat."
"Perasaan saya sebagai pelatih sudah cukup. Saya tidak butuh perasaan lain. Satu-satunya cara—tidak ada cara lain - adalah melindungi diri sendiri," imbuh Amorim.
Rela Kehilangan Uang dari Sponsor
Amorim bahkan mengakui apabila ia rela kehilangan menerima uang tambahan melalui sosial media.
"Saya kehilangan uang dari sponsor," imbuh Amorim.
"Di Instagram, saya bisa menghasilkan banyak uang (tetapi) demi melindungi keluarga dan menjalani kehidupan normal, itu tidak sepadan dengan uang yang saya dapatkan."
"Tidak ada yang bisa lebih tangguh dari saya ketika kami kalah dan ketika kami tidak bermain bagus."
"Saat ini, pelecehan seperti itu sudah biasa, jadi itu satu-satunya cara untuk bertahan hidup di dunia ini," urainya.