Marina Granovskaia, Ratu Dansa di Lantai Bursa
BolaSkor.com - Marina Granovskaia tak canggung saling sikut dengan direktur olahraga pria untuk memperebutkan pemain idaman. Bermodal uang ditangan, Marina acap kali berhasil merampungkan transfer penuh tantangan.
Marina Granovskaia bak ratu dansa di lantai bursa. Meski tidak ada latar belakang sepak bola, pergerakan Marina di lantai bursa transfer sangat lincah. Ia punya seribu jurus, meyakinkan pemain incaran membela panji The Blues.
Marina Granovskaia sudah menjadi tangan kanan Roman Abramovich lebih dari 20 tahun yang lalu. Marina pertama kali bersua sang taipan ketika bergabung dalam perusahaan minyak Rusia yang baru saja diakuisisi pada 1997.
Marina dengan cepat mencuri hati Abramovich dengan kinerjanya yang baik. Perusahaan minyak yang dibeli tersebut berhasil dijual 250 kali lipat pada tujuh tahun kemudian.
Tidak heran, Abramovich memboyong Marina saat membeli Chelsea pada 2003. Wanita keturunan Rusia dan Kanada tersebut kembali mendapatkan poin positif dari Abramovich seiring dengan prestasi The Blues yang terus bergerak ke kanan.
Marina Granovskaia lebih banyak bekerja dalam diam. Sang wanita jarang sekali muncul ke hadapan media untuk memberikan pernyataan. Bahkan, ia hanya sesekali menghiasi laman resmi Chelsea.
Baca juga:
Mengenal Rhian Brewster, Senjata Rahasia Jurgen Klopp yang Nyaris Pindah ke Bundesliga

Menempati posisi sebagai direktur olahraga, Marina Granovskaia punya gagasan jangka panjang yang baik. Lulusan Universitas Negeri Moskwa M.V. Lomonosov itu merupakan otak dari kesepakatan antara Chelsea dengan klub Belanda, Vitesse Arnhem, dalam mengembangkan pemain muda.
Selain itu, Marina Granovskaia juga menjadi inisiator di balik langkah Chelsea memindahkan tempat latihan ke Cobham pada 2007. Hingga saat ini, tempat tersebut dinilai sebagai satu di antara yang terbaik di Inggris.
Sementara itu, di dalam lapangan, prestasi Chelsea juga menuju ke arah yang lebih baik. Chelsea telah memenangi gelar Premier League, Piala FA, Piala Liga Inggris, Liga Europa hingga Liga Champions.
Semua tinta emas tersebut memperkuat posisi Marina Granovskaia di Stamford Bridge. Namun, Marina masih belum berhenti menunjukkan kebolehannya dalam bernegosiasi.
Marina Granovskaia menampilkan kemahirannya ketika menjalin kesepakatan dengan Nike pada 2017. The Blues mendapatkan 60 juta euro dari kerja sama tersebut yang akan berlangsung hingga 2023.
Sementara itu, untuk urusan jual beli pemain, Chelsea juga mempercayakan pada Marina Granovskaia. Wanita 45 tahun tersebut menjadi lokomotif yang menentukan arah pergerakan The Blues di bursa transfer. Bahkan, manajer Chelsea pun berada dalam bagan di bawah Marina untuk urusan transfer.
"Aktivitas transfer Chelsea tidak ditentukan oleh Maurizio Sarri. Sarri sudah pernah menyatakan dia terlibat sangat minim dalam urusan transfer," ujar reporter Sky Sports, Kaveh Solhekol, seperti di lansir Express pada musim lalu.
"Ya, dia memang memberikan masukkan. Namun, kita dapat melihat dalam kasus Antonio Conte. Dia sangat frustrasi karena tidak bisa mengontrol aktivitas transfer klub."
Menurut Solhekol, Marina tidak segan untuk turun gunung bernegosiasi dengan para agen. Marina akan sibuk dengan teleponnya pada bursa transfer.
"Di Chelsea, banyak hal yang dikontrol Marina. Dia adalah orang yang bernegosiasi, berbicara dengan para agen."
"Marina adalah sosok penting di balik layar pembelian pemain Chelsea. Dia selalu menelepon selama 18 jam sehari," kata sang reporter.
Sebagai orang kepercayaan Abramovich, Marina pun bisa mengubah keputusan sang pemimpin. Kabarnya, ia adalah sosok di balik mencairnya hubungan antara Jose Mourinho dan Abramovich.
"Pada dasarnya, dia adalah kekuatan di Chelsea. Abramovich sangat memercayainya. Dia tidak tertarik menjadi pesohor, namun tidak ada keraguan dia sangat bertanggung jawab," jelas satu di antara sumber yang dikutup Evening Standard.
"Ini adalah simbol dari perannya yang sangat penting ketika memboyong Jose Mourinho kembali. Mourinho telah berselisih dengan Abramovich, namun ia kembali."
Keberanian Marina dalam mengambil keputusan di bursa transfer terbukti saat menggaet Fernando Torres dari sang rival, Liverpool, pada 2011. Saat itu, The Blues menggelontorkan dana hingga 50 juta pounds.
Marina kembali unjuk gigi dalam bernegosiasi ketika membawa Diego Costa dari Atletico Madrid. Penyerang asal Spanyol tersebut sedang dalam puncak performa dengan hanya terpaut satu gol dari top skorer LaLiga 2013-2014, Lionel Messi.
Bahkan, ketika direktur teknis Chelsea, Michael Emenalo, mengundurkan diri pada 2017, para perwakilan klub dan agen langsung menuju Marina untuk melakukan bisnis. Hingga lebih dari setahun, The Blues memutuskan tidak mencari pengganti Emenalo.
Akan tetapi, wanita yang sering terlihat makan di restoran Knightsbridge eaterie Sumosan Twiga itu juga dianggap sebagai biang keladi di balik hengkangnya sejumlah pemain dan manajer hebat Chelsea. Kabarnya, Antonio Conte dan Thibaut Courtois angkat kaki karena keputusan Marina.
"Marina sulit dalam melakukan negosiasi adalah hal yang normal. Orang-orang di sepak bola berbicara soal kontrak, gaji, transfer dan lain-lain. Dia bertugas membeli pemain dan menjual, itu adalah pekerjaan yang paling sulit," ungkap Courtois kepada HLN.

"Hanya saja, pada Maret, Marina dan saya mengadakan pertemuan di mana saya mengindikasikan ingin pergi. Bermain di London dengan jadwal Premier League yang ketat tidak memungkinkan bagi saya untuk bertemu anak-anak saya yang tinggal di Madrid."
"Apakah Anda menemukan sesuatu? Marina bertanya pada saya. Yakin, adalah jawaban saya ketika itu. Kemudian dia berkata kalau begitu kami akan membiarkanmu hengkang dan akan mencari penggantinya," jelas Courtois.
Courtois yang merasa sudah mendapatkan lampu hijau pun mulai bernegosiasi dengan Real Madrid. Namun, Chelsea mendadak tidak mengizinkannya pergi.
Tidak terima akan hal itu, Courtois memutuskan mogok latihan sebelum direstui bergabung Madrid pada tenggat bursa transfer. Tindakan Courtois tersebut membuat namanya tercoreng di hati suporter Chelsea.
Di balik segala kontroversi dan prestasinya, Marina Granovskaia layak dijuluki ratu bursa transfer. Menurut Forbes, ia menempati peringkat kelima untuk urusan wanita paling berpengaruh dalam dunia olahraga pada 2018.
Pada masa kecilnya, guru-guru Marina Granovskaia sering menganggapnya sebagai "tikus abu-abu", sebuah eufemisme di Rusia untuk menggambarkan seorang pemalu, membosankan, dan tidak menonjol. Namun kini, Marina Granovskaia telah membuktikan diri sebagai satu di antara direktur olahraga terbaik.