Lainnya Sports Sosok Feature

Mahmoud Zohud, Korban Perang yang Memikul Mimpi Rakyat Palestina pada Asian Para Games 2018

Budi Prasetyo Harsono - Kamis, 11 Oktober 2018

BolaSkor.com - Dentuman bom atau suara tembakan biasa terdengar sehari-hari di Palestina. Tangis korban yang kehilangan anggota tubuh atau keluarga bukan hal baru bagi orang-orang yang tinggal di sana.

Ya, konflik di tanah Timur Tengah yang berbatasan langsung dengan Laut Tengah dan Laut Yordan tersebut bukanlah sesuatu yang baru. Dalam catatan sejarah, perseteruan antara Palestina dan Israel telah bermula sejak akhir abad ke-19.

Tidak ada jumlah pasti yang tercatat, namun diperkirakan puluhan hingga ratusan ribu rakyat Palestina telah menjadi korban konflik tersebut. Tidak hanya kehilangan nyawa atau anggota tubuh, mereka juga kehilangan kebebasan.

Contohnya adalah tim Palestina yang seharusnya berlaga pada Asian Para Games 2018. Mereka gagal berangkat ke Jakarta karena konflik yang tengah memanas di negaranya.

Meski begitu, rakyat Palestina masih memiliki harapan pada sosok Mahmoud Zohud. Atlet tolak peluru tersebut menjadi satu-satunya wakil Palestina pada Asian Para Games 2018.

Mahmoud Zohud secara kebetulan memang tengah berada di luar wilayah Palestina karena berlibur dengan istrinya. Situasi tersebut membuatnya memungkinkan untuk berangkat ke Jakarta.

Meski bisa berlaga pada Asian Para Games 2018, Mahmoud Zohud tidak merasa terlalu senang. Suami dari Doaams Zohud itu sejatinya berharap seluruh tim Palestina bisa datang ke Jakarta.

"Sejujurnya, saya merasa sedih karena menjadi satu-satunya atlet asal Palestina yang berlaga pada Asian Para Games 2018. Sayangnya mereka tidak bisa keluar dari Palestina karena konflik di Gaza," ujar Mahmoud Zohud ketika ditemui BolaSkor.com setelah latihan, Rabu (10/10).

"Saya bisa ke sini karena kebetulan sedang berlibur bersama istri saya di UAE. Ketika ingin kembali ke Palestina, situasi memanas dan tim saya kesulitan keluar dari sana. Saya pun memilih menunggu di Dubai dan UAE, sebelum akhirnya berangkat ke Indonesia," lanjut Mahmoud Zohud.

Sayangnya, selain rekan-rekan satu timnya, peralatan dan pelatih Mahmoud Zohud juga tertahan di Palestina. Beruntung, wakil Palestina satu-satunya itu mendapat dukungan penuh dari tuan rumah Asian Para Games 2018.

Beruntung, Mahmoud Zohud mengaku menerima bantuan dari seorang pelatih asal Indonesia. Zohud pun merasa terkesan dengan sikap yang dilakukan pelatih asal Indonesia tersebut kepadanya menjelang Asian Para Games 2018.

"Saya berterima kasih kepada staff Asian Para Games 2018, dan seorang pelatih, Fadil, yang membantu saya berlatih. Dia bukan orang Palestina tetapi membantu saya," ungkap Mahmoud Zohud.

"Dia berkata, pelatih Anda tidak di sini, tetapi ada saya yang akan membantu Anda sampai akhir. Dia bangun pagi untuk membantu saya dan melatih hingga sore. Saya akan foto bersamanya dan volunteer yang membantu saya sebelum kembali ke Palestina karena mereka sangat membantu saya," lanjutnya.

Mahmoud Zohud. (BolaSkor.com/Budi Prasetyo Harsono)

Mahmoud Zohud mengaku berniat memanfaatkan kesempatan berlaga pada Asian Para Games 2018 di Jakarta. Pria berusia 26 tahun itu berniat mengirimkan pesan ke seluruh dunia, apabila Palestina kuat dan setidaknya satu dari mereka bisa tampil pada ajang tersebut.

"Saya ingin mengirimkan pesan kepada dunia, orang-orang di Palestina kuat, bahkan para kaum difabelnya. Meski tidak semua atlet Palestina bisa hadir pada Asian Para Games 2018, kami ingin membuktikan kepada seluruh dunia kami kuat," tutur Mahmoud Zohud serius.

"Saya datang ke sini sebagai wakil Palestina, untuk memberi tahu ke seluruh dunia kami punya tim yang kuat meski tidak memiliki tempat latihan, terkurung dari dunia luar, dan teknologi. Namun, kami bekerja keras dalam segala keterbatasan."

"Saya berharap pada turnamen selanjutnya Palestina bisa tampil dengan skuat penuh. Saya berharap rekan-rekan di Palestina semakin termotivasi, tetap berlatih, dan tidak merasa kecewa gagal berlaga pada Asian Para Games 2018," imbuh pria yang memiliki 11 saudara kandung tersebut.

"Mahmoud Zohud memiliki misi mulia lain dengan datang ke Asian Para Games 2018, yaitu memberikan semangat kepada kaum difabel di Palestina. Menurut Zohud, hampir setiap hari terdapat orang-orang di Palestina yang kehilangan anggota tubuhnya karena situasi di negara tersebut.

"Saya ingin mendukung kaum difabel di Palestina dengan datang ke Asian Para Games 2018. Saya ingin menyampaikan pesan kepada seluruh kaum difabel, meski memiliki kekurangan, mimpi Anda belum berakhir, Anda harus tetap melanjutkan hidup," ujar Mahmoud Zohud.

Mahmoud Zohud. (BolaSkor.com/Budi Prasetyo Harsono)

Mahmoud Zohud sendiri merupakan korban perang. Dia mengaku mengalami kelumpuhan karena ditembak saat pulang dari sekolah ketika masih berusia 14 tahun.

"Saya mengalami kecelakaan ketika berusia 14 tahun. Saat itu, saya baru pulang sekolah dan ditembak oleh tank. Setelah peluru diambil dari tubuh saya, saya mengalami cardinal injury," kenang Mahmoud Zohud.

"Sejak saat itu, saya mengalami kelumpuhan pada bagian bawah tubuh saya. Namun, saya tetap berolahraga dan Alhamdulillah memiliki kesuksesan dalam hidup. Menurut saya, kesuksesan berasal dari semangat Anda meraih cita-cita, bukan fokus kepada kekurangan yang Anda miliki," Mahmoud Zohud melanjutkan.

Kisah hidup Mahmoud Zohud membuktikan, tidak ada yang tidak mungkin apabila bekerja keras. Di tengah segala keterbatasan, Zohud mampu meraih kesuksesan sebagai atlet.

Lahir di negara yang penuh dengan konflik, memiliki fasilitas ala kadarnya, dan tertutup dari dunia luar tidak lantas membuat semangat Mahmoud Zohud luntur. Justru sebaliknya, pria yang hobi bermain basket itu lebih bersemangat untuk meraih prestasi.

Mahmoud Zohud datang ke Asian Para Games 2018 dengan membawa satu misi, menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Palestina kuat dan memiliki mental baja. Mahmoud Zohud memikul mimpi masyarakat Palestina dengan tampil seorang diri dan mengibarkan bendera negaranya pada Asian Para Games 2018.

Bagikan

Baca Original Artikel