Piala Dunia

Lionel Messi dan Sejarahnya di Piala Dunia: Debut hingga Final yang Menyakitkan

Arief Hadi - Selasa, 27 Maret 2018

BolaSkor.com - Tidak pernah ada yang meragukan kapasitas Lionel Messi sebagai pemain terbaik dunia. Selama bertahun-tahun, La Pulga memperlihatkan talenta bermainnya di Barcelona yang diiringi kesuksesan meraih trofi besar, hingga penghargaan personal berupa lima Ballon d'Or.

Kita, manusia generasi terkini yang hidup di era Messi dan Cristiano Ronaldo, cukup beruntung menyaksikan rivalitas keduanya untuk jadi yang terbaik di dunia. Namun sayangnya, ketika berbicara dengan ruang lingkup internasional, alias timnas, Ronaldo sedikit lebih unggul dibanding Messi.

Ronaldo setidaknya sudah pernah mencicipi titel Euro 2016 bersama Timnas Portugal. Sedangkan Messi, baru sekedar meraih medali emas di Olimpiade 2008 dan medali di ajang Piala Dunia U-20. Ia belum pernah meraih trofi bersama Timnas Argentina di ajang sekaliber Piala Dunia atau Copa America.

Hal itulah yang membuat penilaian publik berpikir, bahwa Messi belum layak disejajarkan dengan legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, yang pernah mengantarkan negaranya menjuarai Piala Dunia 1986. Dalam sejarahnya, Messi sudah memainkan tiga Piala Dunia. Jika dalam tiga edisi event empat tahunan itu ia tak mampu memberikan titel Piala Dunia kepada Argentina, mungkin kesempatan keempat menjadi hari keberuntungan untuknya, mungkin.

Sebelum melihat sepak terjang Messi di Piala Dunia 2018, mari untuk sesaat, bernostalgia melihat kiprah Messi di tiga Piala Dunia yang diikutinya pada tahun 2006, 2010, dan 2014. Berikut ulasannya.

1. Piala Dunia 2006

Dua tahun setelah memulai debutnya bersama Barcelona, Messi dibawa oleh Jose Pekerman ke dalam skuat Argentina di Piala Dunia 2006. Ia bersanding dengan pemain senior seperti Juan Roman Riquelme, Roberto Ayala, Roberto Abbondanzieri, Juan Pablo Sorin, Gabriel Heinze, Pablo Aimar, dan Hernan Crespo.

Tidak bermain di laga pertama, Messi turun di laga kedua melawan Serbia & Montenegro dan menjadi pemain termuda Argentina yang pernah bermain di Piala Dunia. Argentina terus melaju hingga perempat final. Messi belum terlalu diandalkan oleh Pekerman kala itu, wajar.

Di perempat final, Argentina melawan Jerman dan kondisi berakhir sama kuat 1-1 di waktu normal. Pekerman punya kesempatan memainkan Messi, namun ia tidak melakukannya dan lebih memilih memainkan Julio Cruz. Laga berlanjut hingga drama adu penalti dan Jerman muncul sebagai pemenang. Publik pun menyayangkan keputusan Pekerman yang tidak memainkan Messi, karena ia diyakini dapat mengubah jalannya pertandingan. Pada edisi Piala Dunia tersebut, Italia keluar sebagai juara.

2. Piala Dunia 2010

Messi sudah mulai populer di Eropa dan berada di usia prima, 23 tahun. Ia sudah menjadi andalan Argentina yang telah ditinggal Riquelme pensiun. Messi diandalkan dengan kreativitasnya bermain. Apalagi, pada Piala Dunia 2010, Messi bekerja sama dengan pendahulunya, Maradona.

Messi berandil besar membawa Argentina lolos dari penyisihan grup B dengan menyapu bersih kemenangan kontra Nigeria, Korea Selatan, dan Yunani. Pun demikian di 16 besar melawan Meksiko. Messi mengawali gol pertama Carlos Tevez, yang mencetak dua gol dan disempurnakan oleh gol Gonzalo Higuain. Argentina menang 3-1.

Di perempat final, langkah Argentina lagi-lagi dihentikan Die Mannschaft, yang melumat Albiceleste dengan skor telak 4-0. Miroslav Klose mencetak dua gol di laga tersebut, dan dua gol lainnya dicetak oleh Thomas Muller dan Arne Friedrich. Kekalahan Argentina di Piala Dunia yang diselenggarakan di Afrika Selatan berakhir dengan mundurnya Maradona sebagai pelatih tim.

3. Piala Dunia 2014

Dua kali gagal meraih titel Piala Dunia, Messi semakin penasaran melakukannya di percobaan ketiga, di Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil. Argentina tanpa halangan lolos dari penyisihan grup F dengan sapu bersih kemenangan melawan Nigeria, Bosnia Herzegovina dan Iran.

Langkah Argentina pun melaju mulus hingga fase final dengan mengalahkan Swiss (1-0), Belgia (1-0), dan Belanda (4-2 via drama adu penalti). Di final, untuk ketiga kalinya, Argentina menemui musuh bebuyutan mereka, Jerman.

Pertandingan berjalan ketat hingga laga berjalan sampai babak tambahan, karena kedua tim bermain imbang tanpa gol di waktu normal. Argentina tidak mampu membobol gawang Jerman. Begitu juga Messi yang menghadapi "Tembok Berlin". Rasa frustrasi mereka pun dibayar mahal dengan gol penentu kemenangan Mario Gotze yang tercipta di menit 113.

Messi sudah mulai frustrasi tak mampu mempersembahkan titel Piala Dunia. Tekanan besar yang datang kepadanya, disinyalir sebagai penyebab utama kesulitannya mengeluarkan performa yang sama seperti kala ia bermain di Barca. Piala Dunia 2018 bisa jadi kesempatan terakhir baginya mempersembahkan titel untuk Argentina, mengingat saat ini usianya sudah berumur 30 tahun.

Bagikan

Baca Original Artikel