Kisah Kawal Timnas Indonesia di Thailand: Belum Mampu Jadi Superior seperti Lagu Tak Tun Tuang
BolaSkor.com - Timnas Thailand dikenal sebagai Raja ASEAN. Mitos buruk di Stadion Rajamangala membayangi Timnas Indonesia dalam perjalanan menuju Thailand, untuk menghadapi The War Elephants.
BolaSkor.com memiliki kesempatan untuk mengawal perjuangan pasukan Bima Sakti di negeri Gajah Putih dalam matchday ketiga Grup B Piala AFF 2018. Tiba di Thailand hampir tengah hari, pada Jumat (16/11).
Tujuan pertama langsung ke Islamic Center. Di dalamnya terdapat masjid besar yang digunakan para pemain Timnas Indonesia beragama Muslim untuk menunaikan shalat jumat. Letaknya tak jauh dari hotel tempat Timnas Indonesia menginap, Al Meroz, di sebelah Jalan Ramkhamhaeng.
Taksi Online menjadi pilihan setelah sejak masih di tanah air telah janjian dengan salah satu rekan jurnalis yang tak terpaut jauh mendarat di Bandara Don Mueang, di utara kota Bangkok.
Mobil berjenis hatchback bergerak meninggalkan bandara membelah kota Bangkok. Melintasi jalan tol yang sedari awal tanpa hambatan berarti, untuk mengantar kami.
Wajah Suwat Sriman Suwan, pengemudi taksi online yang ditumpangi, begitu antusias. Jari tangan kirinya berselancar di ponsel yang terpasang di holder dekat kemudi dan tersambung ke pengeras suara.
Ia mencari di situs web berbagi video sebelum lagu 'Wik Wik Wik' dimainkannya. Sebelumnya, kami menjelaskan soal viralnya sebuah lagu dari Thailand dan sedikit menyanyikan penggalan refrain.
Suwat dengan bahasa Inggris sebisanya menjelaskan soal kisah seseorang yang ditinggal nikah kekasihnya dalam lagu tersebut. "Sebelum lagu ini, lagu Indonesia juga sempat dikenal di Thailand," katanya.
Suwat lama mengingat. Perlahan-lahan lagu tersebut terlintas di pikiran sebelum mencoba menyanyikan potongan lirik 'Tak Tun Tuang' dengan penyampaian kurang pas.
Lagu Tak Tun Tuang yang dibawakan penyanyi asal Bukit Tinggi, Upiak Isil juga viral di Thailand akhir 2017. Lagu ini bercerita soal keyakinan seorang wanita punya wajah cantik meski belum mandi dan akan lebih cantik jika mandi.
Perjalanan kami bersama Suwat berakhir di Hotel Al Meroz, sebelum kami menuju Islamic Center dengan berjalan kaki. Sempat menunggu di parkiran, kami menyambut keluarnya pemain dari tempat ibadah.
Tak ada rasa tegang. Raut wajah juga terlihat biasa, demikian juga Bima Sakti dan staf pelatih lain. Pun ketika menjajal lapangan dalam latihan resmi di Stadion Rajamangala pada sore menjelang malam hari. Hansamu Yama Pranata dan kawan-kawan tampak begitu enjoy menatap laga melawan Thailand.

Bima Sakti dalam jumpa pers menepis anggapan soal prediksi yang menyebut Thailand bakal begitu superior terhadap Timnas Indonesia.
"Thailand adalah tim kuat, tapi tidak ada namanya tim super karena pasti punya kelemahan. Pemain kami juga punya motivasi untuk memutus mitos buruk bagi kami (di Stadion Rajamangala). Kami bekerja keras untuk laga," ujar Bima Sakti kepada seluruh wartawan di Bangkok.
Sabtu (17/11) malam, menjadi waktu berlangsungnya pertandingan. Timnas Indonesia dapat dukungan jauh lebih kecil dibanding saat mentas di Singapura.
Ratusan penyokong Indonesia hadir di tribun W1 dan W2-W3. Suaranya terdengar mendam. Ultras Thailand yang punya panggung di sebelah jadi sebab kurang terdengarnya nyanyian pendukung Garuda. Chant terus dikumandangkan salah satu kelompok suporter timnas Thailand itu secara menggelegar, sepanjang laga.

Gerak tubuh dan wajah kegirangan suporter Indonesia muncul pada menit ke-28. Gol berkelas Zulfiandi sekaligus membuat Indonesia unggul lebih dulu.
Keyakinan Bima Sakti akhirnya tak sejalan dengan hasil akhir. Di hadapan 37.570 penonton, Thailand kembali berjaya di Stadion Rajamangala, sekaligus memperpanjang rekor buruk Indonesia. Empat gol bersarang di gawang Awan Setho Rahardjo, masing-masing melalui Korrakot Wriya-Udomsiri (38'), Pansa Hemviboon (45+2'), Adisak Kraisorn (65'), dan Pokklaw A-Nan (65').
Timnas Indonesia kalah 2-4, setelah sebelumnya Fachruddin Aryanto mencetak gol pada menit ke-89. Para penggawa Timnas Indonesia tertunduk usai peluit, karena kembali pulang dengan tangan hampa dari kandang lawan. Sedikit terobati dengan dukungan suporter Indonesia yang tetap mengalir di akhir pertandingan.

Timnas Indonesia lagi-lagi kalah superior dengan Thailand. Ini kekalahan ke-17 Timnas Indonesia menghadapi Thailand di Bangkok dalam 21 kali lawatannya sejak 1968. Timnas Indonesia sisanya hanya menang dan seri masing-masing 3 kali.
Seperti lagu 'Tak Tun Tuang', Timnas Indonesia rasanya belum cukup cantik, apalagi untuk bersaing dengan Thailand, si juara bertahan. Bisa dimaklumi karena polesan yang belum cukup mengarungi kontes ASEAN, terlebih dengan penata baru, Bima Sakti. Sementara Timnas Thailand bak lagu 'Wik Wik Wik', yang berani meninggalkan Indonesia untuk menuju babak selanjutnya.
Peluang Skuat Garuda ke semifinal makin berat, menduduki posisi keempat klasemen sementara Grup B dengan raihan 3 poin dari 3 laga. Sedangkan peluang Thailand ke semifinal sangat besar, menduduki posisi puncak klasemen sementara Grup B dengan rahan 6 poin dari 2 laga.
Harapan Timnas Indonesia ke semifinal Piala AFF 2018 bakal pupus, jika Filipina menahan imbang Thailand pada 21 November mendatang. Tambahan satu poin untuk Filipina, membuat Timnas Indonesia tak bisa mengejar. Timnas Indonesia tinggal berharap Thailand mampu kalahkan Filipina dan Singapura di dua pertandingan sisa. Di sisi lain, Timnas Indonesia berharap menang besar dari Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), 25 November nanti.