Ragam Feature Inggris Berita

Ketika Port Vale Nyaris Mengakhiri Impian Double Winners Arsenal pada 1998

Arief Hadi - Rabu, 24 September 2025

BolaSkor.com - Hasil undian putaran tiga Piala Liga 2025-2026 mempertemukan Port Vale dengan Arsenal.

Pertandingan dimainkan Kamis (25/09) pukul 02.00 dini hari WIB di Vale Park dengan status yang jelas: Arsenal unggulan, Port Vale underdog (non-unggulan).

Membandingkan kedua tim saat ini bak bumi dan langit, Arsenal bermain di Premier League dan menantang titel liga yang terakhir diraih pada 2004.

Sementara Port Vale berpatisipasi di kasta ketiga sepak bola Inggris, EFL League One.

Baca Juga:

Raih Penghargaan Gerd Muller, Striker Baru Arsenal Justru Disindir di Media Sosial

Mikel Arteta Terkesan dengan Penampilan Arsenal Melawan Manchester City

Arsenal Tertinggal Lima Poin dari Liverpool, Mikel Arteta: Kami Baik-baik Saja

"Kami akan melawan tim yang merupakan salah satu kandidat terkuat untuk memenangkan Premier League," kata Darren Moore, pelatih Port Vale.

"Tapi ini pertandingan turnamen, pertandingan sekali saja, dan para pemain akan berhadapan dengan tim-tim elit, sambil berusaha menjadi tim elit juga - begitulah psikologinya."

Motivasi berlipat Port Vale selayaknya diwaspadai Arsenal, para pemain terkini dapat belajar dari sejarah ketika tim berjuluk The Valiants itu meninggalkan kesan di antara legenda The Gunners.

Keringat Dingin Arsenal pada 1998

Arsenal vs Port Vale di Highbury (Laman Resmi Arsenal)

Mundur jauh di kala sepak bola masih menjadi olahraga 'sesungguhnya', tanpa intervensi teknologi dan aturan yang membuat kaku, Arsenal pernah dilatih Arsene Wenger.

Pria asal Prancis 22 tahun melatih Arsenal dan telah memenangi tiga titel Premier League, termasuk double winners pada 1998 - dua tahun setelah Wenger datang dari Nagoya Grampus Eight.

Cerita melawan Port Vale, yang diingat baik legenda Arsenal, datang di tahun tersebut.

Sama seperti tahun ini (2025), Arsenal dipertemukan dengan Port Vale pada putaran tiga, tapi pada 1998 di ajang Piala FA.

Kala markas Port Vale didirikan pada 1950, mereka berambisi menjadikan stadion bak Wembley-nya sendiri. Ambisi itu jadi angan-angan tapi motivasi Port Vale tinggi.

Putaran tiga Piala FA bak final untuk Arsenal dan itu diingat baik oleh Patrick Vieira.

"Pertandingan kami di Vale Park dalam tayangan ulang adalah pertandingan piala Inggris klasik. Penonton ramai, sepak bola fisik, dan lapangan bergelombang," kenang Vieira.

Tanpa beban dan semangat bertarung, Port Vale mampu memaksakan hasil imbang tanpa gol melawan Arsenal, yang memainkan full-team (tim terbaik), di Highbury (stadion lama Arsenal).

Replay di Vale Park

Memainkan laga ulangan di Vale Park, Arsenal benar-benar dibuat berkeringat dingin menghadapi permainan spartan tuan rumah.

Port Vale punya peluang untuk setidaknya unggul 2-0 di babak pertama dari peluang Tony Naylor dan Gareth Ainsworth.

Pun demikian Arsenal dengan peluang dari Marc Overmars serta Ian Wright, yang kemudian cedera dan digantikan Nicolas Anelka.

Laga berlanjut hingga babak tambahan dan Arsenal unggul dari gol Dennis Bergkamp, yang dibalas gol penyama kedudukan Wayne Gordon.

Dengan kedudukan sama kuat 1-1 laga berlanjut ke adu penalti dengan ketegangan terjadi pada skuad Arsenal.

David Seaman mengagalkan penalti pemain Port Vale (Laman Resmi Arsenal)

Eksekutor penalti pertama, Lee Dixon, gagal mencetak gol penalti awal namun kegagalan itu dibayar tuntas oleh Ray Parlour, Dennis Bergkamp, Luis Boa Morte, dan Stephen Hughes.

Sementara dari Port Vale dua penendang penalti mereka urung mencetak gol, Ian Bogie dan Allen Tankard. Arsenal melaju ke fase berikutnya dan terus ke final hingga memenangi Piala FA, meraih double winners.

Pada akhirnya, Port Vale degradasi dan Arsenal meraih dua trofi dengan Wenger, tapi dua pertandingan itu diingat baik legenda Arsenal.

"Di lain waktu mereka (Port Vale) akan mendepak kami (Arsenal)," urai Ray Parlour.

Bagikan

Baca Original Artikel