Juventus Rekrut Han Kwang-song, Talenta atau Strategi Pasar di Asia?
BolaSkor.com - Tidak ada angin tidak ada hujan, Juventus tiba-tiba dikabarkan merekrut striker asal Korea Utara berusia 20 tahun, Han Kwang-song, dari Cagliari. Han direkrut sebesar lima juta euro di bursa transfer musim panas ini.
Meski belum dikenalkan resmi oleh Juventus, kabar kedatangan Han diutarakan oleh dua sumber terpecaya, Gianluca Di Marzio dan Romeo Agresti, dua pakar transfer sepak bola asal Italia. Han diproyeksikan untuk bermain di tim U-23 Juventus dan perlahan diintegrasikan ke tim utama asuhan Maurizio Sarri.
Kabarnya, Juventus telah memantau Han sejak Januari 2018. Pemuda kelahiran Pyongyang, 11 September 1998 datang ke Italia pada 2015 dan bergabung dengan Cagliari. Dua tahun kemudian, Han menjadi pemain Korut pertama yang bermain di Serie A.
Baca Juga:
Giorgio Chiellini Cedera Panjang, Saatnya Matthijs de Ligt Unjuk Gigi
Hasil Liga-liga Eropa: Juventus Menang Tipis, Real Madrid Imbang di Santiago Bernabeu
Cagliari meminjamkan Han selama dua musim terakhir (2017-2019) ke Perugia, klub Serie B, dan di sana ia menorehkan 11 gol dari 39 penampilan. Pada musim keduanya dengan Perugia, Han tidak banyak bermain karena cedera lutut.
Han telah melakukan tes medis di Juventus. Pengemas dua caps dengan timnas Korut itu meramaikan transfer Bianconeri yang telah jor-joran merekrut pemain seperti: Aaron Ramsey, Adrien Rabiot, Danilo, Danilo, dan Matthijs de Ligt.
Juventus bisa jadi akan meminjamkannya ke klub lain apabila telah resmi merekrut Han. Tapi, kabar transfer itu memunculkan spekulasi atau kontroversi lain. Benarkah Han direkrut karena Juve melihat talenta dalam dirinya?
Talenta atau Strategi Pasar di Asia?
Carlo Garganese, penulis Goal, memicu kontroversi kedatangan Han dengan opininya yang "berani".
'Merekrut Han Kwang-song merupakan konfirmasi bahwa Juventus - seperti Man United - sekarang mementingkan bisnis di atas nilai klub olahraga," tutur Carlo Garganese di @carlogarganese.
"Tujuan utama Juve dalam pasar transfer adalah untuk membuat keuntungan, untuk memuaskan pemilik atau pemegang saham ketimbang membangun tim Liga Champions - tim juara."
Hal yang diutarakan Carlo memang opini semata. Tapi, jika dikulik dari skuat saat ini, apakah memang perlu Juventus mendatangkan Han? Apabila konteksnya berbicara regenerasi pemain, merekrut Han cukup masuk akal. Tapi untuk saat ini: Han jelas tak punya kans masuk tim utama Juventus.
Logikanya, Moise Kean saja dilepas Juventus ke Everton, meski ia sejatinya produk akademi klub dan punya talenta sampai sudah memperkuat timnas Italia. Apalagi Han yang baru datang dari Cagliari dan sebelumnya bermain di Serie B.
Oleh karena itu, wajar saja jika tudingan bahwa Juventus merekrutnya sebagai 'alat pasar' untuk meningkatkan popularitas di Asia. Juventus bukannya tidak populer, namun, mereka ingin menambah jumlah basis fans mereka di Asia.
Di samping target mengakhiri penantian titel Liga Champions yang terakhir diraih pada 1996, Juventus juga berusaha menguatkan finansial yang sedianya sudah sangat bagus saat ini. Membeli pemain dengan embel-embel marketing memang bukan hal yang baru.
Man United pernah melakukannya ketika merekrut striker China, Dong Fangzhuo. Han Kwang-song dikhawatirkan akan bernasib sama sepertinya di Juventus.
Akan tapi, fans Juventus tak perlu khawatir dan memikirkannya, karena Han sedianya memang punya bakat besar untuk sukses di Eropa.
Striker Bertalenta
Dikulik dari pemberitaan beberapa media di Eropa, sosok Han digambarkan sebagai pemain yang cepat, punya kemampuan teknik, serta naluri mencetak gol tinggi. Jika tidak ada hambatan dalam kariernya, Han bisa mengharumkan nama negaranya di Eropa.
Han dibawa ke Cagliari oleh seorang pemandu bakat bernama Stefano Capozucca. Percaya atau tidak, Han pernah menimba ilmu di akademi La Masia sebelum kembali ke kampung halamannya. Bakatnya sudah tercium lama dan namanya sempat tercium pemandu bakat di Eropa.
"Saya sempat membicarakannya dengan (Walter) Sabatini ketika saya bekerja di Inter (Milan). Ada beberapa klub tertarik. Selalu ada permintaan untuk informasi, tapi kontak merupakan hal yang berbeda dan pertemuan formal hal lainnya. Ini hanya terjadi dengan Juventus," papar agen Han, Sandro Stemperini pada Oktober 2018.
Baca Juga:
Juventus: Lawan Atletico Madrid Selalu Sulit
Juventus dan AC Milan Pantau Talenta Arsenal
Cristiano Ronaldo dan Harapan Besar Juventus di Liga Champions
"Ada beberapa perwakilan resmi dari Jerman. Normal saja beberapa klub menanyakan informasi mengenainya karena dia pemuda yang tengah bermain dengan baik, yang ada di Italia dan diikuti oleh Juventus."
Sistem pemantauan pemain-pemain muda berbakat pada tim seperti Juventus cukup tertata dengan baik. Apabila mereka melihat Han memiliki bakat untuk sukses maka memang benar demikian - tanpa embel-embel strategi pasar.
"Juventus memiliki sistem pemantauan pemain muda yang sangat baik. Mereka jarang meleset. Jika mereka mendapat Han, maka akan sangat menguntungkan, karena Han adalah pemain bagus, yang juga bisa sangat bermanfaat untuk pasar Asia," tutur Capozucca.
Han juga sosok sederhana yang bekerja keras untuk mencapai puncak dunia. Capozucca pernah bercerita bagaimana Han datang ke Cagliari dengan menggunakan sandal jepit.
"Teman saya bernama Sandro Stemperini memanggilku dan menunjuk Han. Itu setahun yang lalu. Dia juga berkata kalau saat itu ada dua pemain Korea Utara yang sangat potensial, salah satunya Han, dan ia menyuruh saya untuk bergegas karena Ajax katanya juga tertarik," ucap Capozucca bercerita.
"Kami kemudian berhasil mendapatkan Han. Ia tiba di sini (Cagliari) memakai sandal jepit, lalu aku membelikannya (alas kaki baru) beserta sepasang celana jins."
"Awalnya ia bermain di tim U-19 Cagliari lalu manajer Max Canzi mengatakan kalau Han pemain yang cerdas juga gesit. Ia bisa naik kelas ke tim senior. Lalu kami mencobanya di tim utama, dan ia menjalin pertemanan karib dengan beberapa pemain, salah satunya Marco Borriello," terangnya.
Juventus bisa jadi memang melihat prospek cerah dari Han Kwang-song. Terlepas dari asal usulnya sebagai pemain kelahiran Korut atau isu dirinya sebagai 'alat pasar', Han Kwang-song harus tetap bekerja keras untuk mencapai puncak dunia.