Jika Ingin Raih Trofi, Inggris Harus Keluar dari Zona Nyaman
BolaSkor.com - Berbicara soal timnas Inggris tidak pernah lepas dari trofi. Hal itu akan terus menjadi pembicaraan mengingat korelasi antara skuad bertabur talenta, kualitas di atas rata-rata, tetapi ironisnya sulit memenangi trofi
Terakhir, Inggris juara atau meraih trofi besar pada 1966 di Piala Dunia. Inggris tak pernah memenanginya lagi, begitu juga Euro yang tak pernah diraih meski dalam dua edisi terakhir mencapai final.
Kekalahan terakhir di final Euro 2024 berujung pada pengunduran diri Gareth Southgate sebagai pelatih. Inggris saat ini dilatih Lee Carsley dengan peran pelatih sementara, dikabarkan masih mencari pelatih permanen.
Pencarian berlanjut kendati tak menutup kans Carsley jadi pelatih permanen, tetapi dengan kekalahan 1-2 dari Yunani di Wembley, kecil kemungkinan Carsley jadi pelatih tetap, terlebih ia baru ini mengutarakan ingin kembali melatih Inggris U-21.
Dipertahankan atau tidaknya Carsley, ia memberikan pesan kepada Inggris untuk dapat memenangi trofi. Pendapatnya sederhana: Inggris harus keluar dari zona nyaman.
Baca Juga:
Sederet Fakta Menarik Jelang Laga Finlandia Vs Inggris
Jelang Lawan Finlandia, Inggris Pulangkan Bukayo Saka karena Cedera
Diam-diam, FA Negosiasi dengan Thomas Tuchel untuk Posisi Pelatih Timnas Inggris

"Kami (Inggris memenangi trofi) tidak terlalu jauh. Kami sudah dekat dua kali. Penting bagi saya untuk memberi ide saya kepada tim, dan mencoba sesuatu yang berbeda karena pemahamannya, kecuali ada perubahan, maka hal itu tidak akan berubah," terang Carsley di Independent.
“Naluri kemanusiaan kita adalah untuk merasa aman, melakukan hal-hal yang membuat Anda nyaman, tetapi penting bahwa dalam periode ini saya merasa harus keluar dari zona nyaman saya."
"Saya harus mencoba sesuatu karena kami harus menempatkan diri kami pada posisi di mana kami bisa menang."
"Berpikir bahwa kami bisa melakukan hal yang sama lagi dan mengharapkan sesuatu yang berbeda adalah hal yang naif. Saya sepenuhnya menerima semua kritik itu. Saya senang itu ditujukan kepada saya dan bukan kepada para pemain dan kami melanjutkannya."
Carsley merujuk pada eksperimen gagalnya ketika Inggris kalah melawan Yunani. Tetapi ia menegaskan perubahan itu perlu dan sadar akan konsekuensi dari eksperimen jika gagal.
"Perubahan yang saya lakukan malam itu, mencoba sesuatu yang berbeda, saya tidak menundanya. Tapi saya memahami ketertarikan dan kritiknya, dan itu tidak masalah," tambah Carsley.
"Saya sangat khawatir dengan fakta bahwa terakhir kali kami memenangkan sesuatu adalah pada 1966, jadi kami harus memiliki kemampuan untuk mencoba sesuatu yang berbeda."
“Setelah menyaksikan pertandingan itu dua atau tiga kali seperti yang Anda bayangkan, hasilnya tidak pernah seburuk atau sebaik yang Anda bayangkan. Ada beberapa hal yang sangat menggembirakan di beberapa bagian permainan," urainya.