Inter Milan Terima Konsekuensi setelah Gagal 'Membunuh' Laga Kontra Bologna
BolaSkor.com - Menyusul tetangga sekota AC Milan, Inter Milan juga urung melaju ke final Piala Super Italia.
Apabila Milan dikalahkan Napoli, Il Nerazzurri tersingkir secara mengejutkan melawan juara bertahan Coppa Italia, Bologna, yang berstatus non-unggulan.
Menghadapi Bologna di Al-Awwal Park, Sabtu (20/12) dini hari WIB, laga berakhir imbang 1-1 di waktu normal dari gol Marcus Thuram (2') yang dibalas Riccardo Orsolini (35' penalti).
Baca Juga:
Hasil Piala Super Italia: Singkirkan Inter Milan, Bologna ke Final
Juventus Terpincut Davide Frattesi, Inter Milan Ingin Dibarter dengan Khephren Thuram
Berlanjut sampai adu penalti, Bologna menyingkirkan Inter dengan kemenangan 3-2 dan sang pelatih, Vincenzo Italiano, kembali mencapai final turnamen, final kelima dalam kurun waktu empat tahun terakhir (pelatih underrated).
Inter Milan Tak Membunuh Laga

Bologna lolos ke final Piala Super Italia (football-italia)
Inter memiliki keunggulan 61 persen penguasaan bola dengan total melepaskan 14 tendangan, tujuh tepat sasaran, namun gagal mencetak gol setelah gol Thuram.
Bagi Cristian Chivu, pelatih Inter, timnya gagal 'membunuh' laga dan harus dibayar mahal pada perjudian di adu penalti.
"Tepat setelah gol kami, momen tersulit terjadi, karena mereka terus menekan dan kami kesulitan menemukan jalan keluar," ujar Chivu dikutip dari Football-Italia.
"Kami mencoba meminta para striker untuk menahan bola, tetapi tidak banyak dukungan untuk mereka."
"Kami bermain jauh lebih baik di babak kedua, ketika kami mengendalikan permainan, mampu mendorong mereka kembali ke separuh lapangan mereka sendiri dan menciptakan peluang mencetak gol."
"Sayangnya, inilah sepak bola, jika Anda tidak memanfaatkan peluang, maka Anda akan berakhir dengan adu penalti, dan dari situ semuanya seperti undian," tambahnya.
Namun secara menyeluruh, Chivu senang dengan perjuangan yang telah dilakukan anak-anak asuhnya.
"Menurut saya, adu penalti itu seperti lotre. Saya kagum dengan keberanian untuk mengangkat tangan dan mengatakan akan mengambil penalti," imbuh Chivu.
"Itu adalah sesuatu yang tidak bisa dilatih, karena emosi dalam situasi pertandingan tidak bisa ditiru."
"Saya pikir tim saya menampilkan performa yang hebat, terutama di babak kedua, mereka memiliki kualitas dan intensitas, hal-hal yang selalu ingin saya lihat dari para pemain saya," urainya.