Homoseksual dan Sepak Bola
Senin, 28 Juli 2014
- >Bolaskor.com - Sepak bola dan homoseksual, dua topik yang sebenarnya agak jarang untuk dibahas secara bersamaan mengingat persepsi masyarakat awam tentang homoseksual masih terbilang negatif dan tabu untuk dibahas. >Namun, karena berhubungan dengan orientasi seksual yang merupakan dorongan dari dalam diri secara sadar dan tidak sadar, maka homoseksual pun tidak bisa dihindari dalam dunia sepakbola. Tidak hanya di sepakbola laki-laki, tetapi ada beberapa pemain sepak bola perempuan terkemuka yang merupakan homoseksual.
>Tulisan ini ditulis tanpa maksud untuk mendiskreditkan kaum homoseksual ataupun bersifat homophobia (ketakuatan terhadap homoseksual). Tulisan ini ditulis semata-mata hanya untuk menginformasikan, siapa saja pemain sepak bola profesional yang berani terang-terangan mengakui tentang preferensi seksualnya. >HOMOSEKSUAL DALAM SEPAKBOLA PEREMPUAN >Ketimbang pemain laki-laki yang mengaku terang-terangan soal orientasi seksualnya, para pemain di sepak bola wanita sudah lebih banyak yang mengaku secara terang-terangan kepada media bahkan sampai melangsungkan pernikahan dengan pasangannya. >Namun berbeda dengan reaksi sosial masyarakat yang mencibir, mengecam dan bersifat homophobic terhadap pesepak bola laki-laki yang mengaku terang-terangan soal preferensi seksualnya, pesepak bola lesbian dalam sepak bola perempuan nampaknya lebih diterima ketimbang pesepak bola laki-laki yang gay. >Ini menyebabkan, mulai banyak pesepak bola perempuan yang terang-terangan mengaku soal preferensi seksualnya kepada media massa, bahkan sampai melangsungkan pernikahan dengan pasangannya, tentunya di negara yang memperbolehkan pernikahan pasangan sejenis. >Di tim nasional sepak bola perempuan Swedia, pelatih Pia Sundhage adalah seorang lesbian. Sebelum menukangi Swedia pada bulan Desember 2012 silam, pelatih berusia 54 tahun itu melatih timnas sepak bola perempuan Amerika Serikat dari tahun 2008-2012 dan sukses memberikan The Yankees dua medali emas Olimpiade (Beijing 2008 dan London 2012) serta runner-up Piala Dunia Wanita tahun 2011. >Kapten timnas Swedia saat ini, Caroline Seger (29 tahun) juga seorang homoseksual. Seger yang berposisi sebagai gelandang itu sudah mengoleksi 121 caps bersama All Svenska dan juga berpacaran dengan Malin Levenstad, bek timnas Swedia yang baru berusia 25 tahun. >Begitupun dengan dua pemain senior lainnya di timnas Swedia, yakni penjaga gawang Hedvig Lindahl (31 tahun) dan penyerang Jessica Landstrom (29 tahun) yang merupakan seorang lesbian. Lindahl sudah mengoleksi 91 caps bersama Swedia sejak memulai debut pada tahun 2002 silam, sementara Landstrom sudah mencetak 18 gol dari 58 kali penampilan sejak tahun 2007. >Begitupun di timnas sepak bola perempuan Inggris. Sang pelatih, Hope Powell bersama sang kapten, Casey Stoney serta Lianne Sanderson yang merupakan striker utama The Three Lioness, adalah seorang lesbian. Casey Stoney yang berposisi sebagai pemain bertahan, bahkan akan segera mempunyai anak dengan pasangannya, Megan Harris yang merupakan rekan setim Stoney saat bermain di tim Lincoln Ladies. >Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara adidaya dalam sepak bola perempuan, juga tidak terlalu mempermasalahkan preferensi seksual dari para pemainnya. Tercatat ada enam pemain dari The American Ladies yang merupakan lesbian. >Abby Wambach, striker utama The Yankees sudah menikah dengan pasangannya, Sarah Huffman pada bulan Oktober tahun lalu. Megan Rapinoe, sayap andalan Amerika Serikat sedang berpacaran dengan bintang timnas sepak bola perempuan Australia, Sarah Walsh. >Lori Lindsey, gelandang veteran timnas Amerika Serikat yang sudah berusia 34 tahun juga menjalin hubungan asmara dengan sesama pemain sepak bola, yaitu Sally Shipard yang merupakan andalan timnas sepak bola perempuan Australia di lini tengah. >Jika nama-nama di atas adalah seorang lesbian, maka lain lagi untuk Nadine Angerer, kapten timnas sepak bola perempuan Jerman yang juga pemain terbaik dunia versi FIFA saat ini. Angerer adalah seorang biseksual. Dalam wawancaranya dengan harian Die Zeit pada bulan Desember 2010, sosok berusia 36 tahun yang sudah mengemas 132 caps itu mengaku tidak mempermasalahkan gender untuk berhubungan personal dengan seseorang. >HOMOSEKSUAL DALAM SEPAKBOLA KONVENSIONAL >Berbeda dengan di sepak bola perempuan, homoseksual dalam sepak bola konvensional adalah hal yang sangat tabu. Homophobic (gerakan anti homoseksual) masih gencar dilakukan, yang menyebabkan sulitnya para pemain homoseksual untuk terang-terangan mengaku dan diterima dengan baik oleh masyarakat. >Sepakbola Inggris terkenal sangat homophobic. Justin Fashanu adalah pesepak bola profesional pertama yang terang-terangan mengaku gay dalam wawancara ekslusif dengan koran The Sun pada bulan Oktober tahun 1990. Mendapat tekanan, cibiran dan pengucilan, bulan Mei tahun 1998 Fashanu melakukan aksi bunuh diri dengan menggantung dirinya sebuah garasi yang tidak terpakai di London. >Bulan Januari kemarin, mantan gelandang timnas Jerman, Thomas Hitzlsperger terang-terangan mengaku kalau dirinya adalah seorang homoseksual. Sayang, Hitzlsperger yang merupakan mantan pemain Vfb Stuttgart, Aston Villa dan West Ham United baru berani mengaku terang-terangan setelah pensiun dari sepak bola pada bulan September tahun lalu. >Dalam gerakan Football vs Homophobia yang diluncurkan pada bulan Februari kemarin di Inggris, tercatat hanya Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City dan Manchester United, Crystal Palace, Everton, Aston Villa, Stoke City, Sunderland, dan West Ham United mendukung gerakan Football vs Homophobia dari 20 klub Liga Premier Inggris. >Di Amerika Serikat pun juga sama dengan Inggris, masih menganggap tabu untuk urusan homoseksual dalam sepak bola konvensional meski lebih terbuka untuk masalah lesbian dalam sepak bola perempuan tim nasional Amerika Serikat. >David Testo, mantan pemain klub Montreal Impact yang bermain di MLS dan pensiun pada tahun 2011 silam, mengaku gay pada bulan November tahun 2011 setelah dilepas oleh klubnya sebulan sebelumnya. Testo mengaku seluruh lingkungan sosialnya sadar akan preferensi seksual dari dirinya. >Pengakuan Testo ini memicu gelandang Leeds United asal Amerika Serikat, Robbie Rogers yang mengaku gay pada bulan Februari 2013 silam. Rogers mengakui kalau terang-terangan menjadi gay dalam dunia sepak bola adalah sebuah hal yang sangat mustahil. Namun, Rogers akhirnya kembali bermain sepakbola profesional setelah direkrut oleh Los Angeles Galaxy pada bulan Mei 2013. >Segelintir fakta tadi mengantarkan kita pada satu pertanyaan, bagaimana pembaca menyikapi Homoseksual dalam dunia sepak bola? Apakah itu sebuah hal yang bisa berjalan beriringan atau harus memilih salah satu, terang-terangan mengaku gay lalu pensiun dari sepak bola atau diam selama masih aktif bermain? Oleh: Muhammad Haikal Mikhail