Inggris Liga Europa Eropa Berita

Hanya Bermain Selama 20 Menit di Final Liga Europa, Alejandro Garnacho Sindir Ruben Amorim

Arief Hadi - Kamis, 22 Mei 2025

BolaSkor.com - Musim 2024-2025 resmi menjadi musim terburuk Manchester United pada era setelah Sir Alex Ferguson pensiun (2013). Tidak hanya Red Devils mendekati zona degradasi di Premier League, Man United juga menutup musim tanpa trofi.

Sempat tak terkalahkan di Eropa, Man United kalah di final Liga Europa yang dihelat di San Mames, Kamis (22/05) dini hari WIB, melawan Tottenham Hotspur. Man United kalah 0-1 dari gol tunggal Brennan Johnson (42').

Permainan Man United di final tersebut mencerminkan perjalanan klub musim ini: kesulitan mencetak gol dan tidak bermain dengan identitas yang jelas. Man United punya 74 persen penguasaan bola, 16 percobaan tendangan, enam tepat sasaran, dan tidak ada yang berbuah gol.

Baca Juga:

5 Alasan Manchester United Gagal Total pada Musim Ini

Jadwal Manchester United Setelah Final Liga Europa: Peluang untuk Kalah Lagi

Ruben Amorim Tidak Takut Dipecat Manchester United

Alhasil, Man United dipastikan tanpa trofi musim ini setelah memenangi Piala Liga dan Piala FA di dua musim terakhir. Selain itu, Man United juga tidak akan bermain di kompetisi Eropa musim depan dan hanya fokus bermain di level domestik.

Alejandro Garnacho Panaskan Rumor Hengkang

Alejandro Garnacho (@FabrizioRomano)

Bak memanaskan situasi Man United usai kekalahan tersebut, Alejandro Garnacho menyindir Ruben Amorim. Garnacho hanya bermain selama 20 menit di final usai turun dari bangku cadangan.

"Sulit bagi kita semua. Musim ini buruk sekali. Kami kalah di final, kami tidak mengalahkan siapa pun di liga. Sangat sulit," ucap Garnacho dikutip dari TalkSport.

"Saya bermain di setiap putaran hingga mencapai final, tetapi saya hanya bermain 20 menit hari ini. Saya akan menikmati musim panas dan kemudian kita lihat saja."

Roberto Garnacho, saudara Garnacho, juga membuat panas situasi dengan mengkritik kebijakan Amorim memilih pemain di pertandingan tersebut.

"Bekerja keras tidak seperti yang lain, membantu di setiap putaran, mencetak dua gol di dua final terakhir, hanya untuk berada di lapangan selama 19 menit dan dikhianati," cetus Roberto.

Amorim juga memiliki penjelasan mencadangkan Garnacho di final, memilih Mason Mount untuk bermain sebagai starter.

"Saya merasa Mason Mount, saat ini, memberi kami keseimbangan yang berbeda karena ia sangat bagus dalam menyerang, tetapi juga cara ia menyatukan tim - ia adalah gelandang tambahan dan Anda tahu Tottenham menempatkan semua bek sayap dan gelandang di dalam dengan banyak orang yang memenuhi ruang itu," imbuh Amorim.

"Jadi menurut saya, menguasai bola dan memiliki kaki kanan di posisi itu sangat penting, juga memiliki kecepatan di bangku cadangan karena kami memiliki Amad di sisi lain. Kami membutuhkan kaki untuk mengubah permainan."

"Jika Anda melihat tim, Casemiro terbiasa memainkan jenis permainan ini, Bruno selalu ada di sana, Harry Maguire telah bermain di pertandingan Eropa untuk tim nasionalnya dan tahu tekanannya."

"Final adalah konteks yang berbeda, permainan yang berbeda. Awal permainan sangat penting - untuk merasakan permainan - dan saya pikir kami menjadi lebih baik dalam hal itu," pungkasnya.

Bagikan

Baca Original Artikel