Futsal Putri Tuli, Berharap Kesetaraan, Tak Ingin Dipandang Sebelah Mata
BolaSkor.com - Olahraga sering kali dianggap sebagai kegiatan untuk manusia sempurna. Badan atletis dan kemampuan fisik yang baik biasanya menjadi syarat wajib menjadi seorang atlet.
Namun, tak ada yang bisa melarang siapapun di dunia ini untuk berolahraga. Tembok pembatas seakan sudah tidak ada dengan munculnya turnamen futsal putri tuli di Indonesia.
Ini merupakan kali pertama atlet futsal putri tuli mendapat kejuaraan resmi. Meski hanya berstatus kejuaraan antar sekolah, hal ini bisa menjadi batu loncatan menghadapi turnamen yang lebih bergengsi.
Bertempat di GOR Pasar Minggu, Minggu (9/9), atlet futsal putri yang berasal dari sekolah di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat saling bersaing. Bukan untuk mencari pemenang, ajang ini diadakan Federasi Futsal Tuli Indonesia untuk mencari 10 pemain terbaik yang akan dikirik ke turnamen World Deaf Futsal di Thailand pada Desember 2018.
Sebelumnya Federasi Futsal Tuli Indonesia hanya mengadakan kejuaraan kategor putra dan mengirim ke beberapa turnamen di luar negeri. Rasa cemburu kemudian muncul dari atlet putri yang juga ingin dipandang sebagai seseorang yang bisa memberikan prestasi dan mengharumkan nama bangsa.
"Mereka yang meminta kepada kami. Kapan ada turnamen futsal putri tuli di Indonesia? Menjawab keinginan mereka, turnamen ini akhirnya kami adakan," ujar Kabid Olahraga Federasi Futsal Tuli Indonesia, Maringan Kumala, kepada BolaSkor.com.
"Saat ini cakupannya memang masih kecil. Hanya ada tiga provinsi yang bergabung. Namun, ke depannya, kami akan mengadakan dengan skala nasional," sambungnya.
Turnamen Futsal Putri Tuli 2018 ini diikuti Sekolah Luar Biasa dan Umum dari tiga provinsi. Ternyata tidak sulit mencari peserta karena antusiasmenya cukup besar.
"Justru bakat lebih banyak ada di futsal putri. Mereka punya kemampuan yang lebih baik dan sangat bertalenta," ujar Kumala.
Berharap Bantuan Dana
Masalah klasik ternyata masih ditemukan pada Federasi Futsal Tuli Indonesia. Kuranganya dana dan bantuan pemerintah membuat mereka kesulitan mengirim pemain ke luar negeri untuk mengikuti turnamen.
Tim futsal putra Indonesia bahkan sempat gagal berangkat ke satu di antara turnamen internasional. Faktor biaya yang kurang mencukupi membuat pemain terpaksa gigit jari.
Kumala berharap dengan semakin banyaknya turnamen futsal tuli di Indonesia, kesadaran masyarakat semakin bertambah dengan keberadaan para atlet ini. Kehadiran sponsor juga sangat diharapkan Kumala.
"Kami ingin menujukkan kepada masyarakat bahwa atlet tuli juga bisa berprestasi. Mereka sama dengan atlet normal lain dan layak diberi kesempatan," ujar Kumala.
Kumala memang belum berani menjanjikan gelar juara apabila tim futsal tuli Indonesia pergi mengikuti turnamen internasional. Akan tetapi, Kumala tetap percaya pada proses yang dijalani.
"Prestasi itu tidak bisa kami janjikan. Namun, pengalaman bisa membuat mereka menjadi lebih baik. Proses yang baik akan semakin mengasah kemampuan mereka," tutur Kumala.