Ragam Feature Berita

Figur-figur Sepak Bola yang Tutup Usia pada 2025

Yusuf Abdillah - Selasa, 30 Desember 2025


BolaSkor.com - Waktu berjalan cepat dan tidak terasa saat ini sudah berada di pengujung 2025.

Banyak kenangan yang terjadi di dunia sepak bola sepanjang 2025, dari indah hingga menyedihkan, dari prestasi hingga tragedi.

Baca Juga:

9 Momen Terbesar Sepak Bola pada 2025: Liverpool Sejajar dengan Manchester United, Ousmane Dembele Full Senyum

5 Pesepak Bola dengan Nilai Termahal di Dunia pada 2025

7 Pemain Muda Terbaik pada 2025

Dalam kurun setahun, jagat sepak bola juga sudah kehilangan beberapa figur yang lebih dulu meninggalkan dunia.

Berikut Figur-figur Sepak Bola yang Meninggal Dunia pada 2025:

Denis Law

Denis
Denis Law (X Manchester United)

Denis Law adalah legenda sepak bola Skotlandia dan Manchester United.

Sebagai striker yang produktif, dia mencetak 237 gol dalam 404 penampilan untuk Setan Merah, yang dia bela sejak 1962.

Law adalah satu-satunya sosok yang memiliki dua patung yang didedikasikan untuknya di Old Trafford.

Law juga mencatatkan 55 penampilan untuk Skotlandia, mencetak 30 gol, menjadikannya pencetak gol terbanyak bersama Kenny Dalglish, dan merupakan satu-satunya pemain Skotlandia yang memenangkan penghargaan Ballon d'Or.

Denis Law meninggal pada 17 Januari saat berusia 84 tahun.

Diogo Jota

Diogo
Diogo Jota (X/Slotoholic)

Pada awal Juli dunia sepak bola dikejutkan dengan kabar wafatnya pemain Liverpool dan Portugal Diego Jota.

Jota memulai kariernya di negara asalnya, Portugal, dan kemudian bermain untuk Atletico Madrid di Spanyol sebelum pindah ke Inggris.

Setelah bergabung dengan Liverpool dari Wolverhampton Wanderers pada 2020, dia mencetak total 47 gol dalam 123 pertandingan, termasuk enam gol selama musim 2024-25 saat Liverpool memenangkan Premier League.

Dia juga bermain 49 kali untuk tim nasional Portugal, mencetak 14 gol.

Ayah dari tiga anak itu menikahi Rute Cardoso, pada bulan Juni.

Kurang dari dua minggu kemudian, Jota tewas dalam kecelakaan mobil di Spanyol, pada usia 28 tahun.

Saudaranya, Andre Silva, 25 tahun, yang bermain untuk klub Portugal Penafiel, juga meninggal dunia.

Leo Beenhakker

Pada 10 April, Leo Beenhakker meninggal dunia pada usia 82 tahun.

Pelatih asal Belanda ini mencatatkan prestasi saat menangani Ajax, Real Madrid, Feyenoord, Trinidad dan Tobago, serta Polandia.

Beenhakker beralih ke dunia kepelatihan pada akhir 1960-an.

Dia pertama kali dikenal di Ajax, di mana dia memimpin tim yang beranggotakan Ruud Krol, Soren Lerby, Frank Arnesen, dan Dick Schoenaker ke semi-final Piala Eropa dan meraih kejayaan Eredivisie pada musim 1979-80.

Beenhakker pindah ke Real Madrid pada 1986 dan, bersama Michel, Emilio Butragueno, dan Hugo Sanchez memenangkan tiga gelar LaLiga berturut-turut.

Pelatih asal Rotterdam itu juga membimbing Jerzy Dudek, Bonaventure Kalou, Jon Dahl Tomasson, Julio Cruz, dan Feyenoord meraih gelar Eredivisie pada musim 1998-99.

Di level internasional, Beenhakker mengantar Trinidad dan Tobago ke Piala Dunia FIFA untuk pertama kalinya pada 2006.

Jorge Costa

Jorge Costa memimpin Porto meraih kejayaan Liga Champions di bawah asuhan Jose Mourinho dan mencatat 50 penampilan untuk Portugal.

Dia menghabiskan satu musim sebagai pemain pinjaman di Charlton. Beralih ke dunia manajemen dan memegang posisi di 16 klub sebelum menjadi direktur sepak bola Porto.

Jorge Costa meninggal dunia di usia 53 tahun karena serangan jantung pada 5 Agustus.

Ernesto Pellegrini

Kabar duka datang sepak bola Italia pada akhir Mei saat mantan Presiden Inter Milan Ernesto Pellegrini meninggal dunia pada usia 84 tahun.

Pellegrini eks Supremo Inter pada medio 1984-1995 dan di eranya klub memenangi satu Scudetto, serta dua Piala UEFA (format lama Liga Europa).

Pada eranya, Inter merekrut nama-nama besar seperti Lothar Matthaus, Jurgen Klinsmann, Andreas Brehme, dan Karl-Heinz Rummenigge.

Pellegrini menjual Inter pada 1995 ke Massimo Moratti.

John Robertson

Pada Hari Natal 2025, John Robertson, mantan pemain sayap Skotlandia yang menjadi legenda Nottingham Forest, meninggal dunia pada usia 72 tahun.

Robertson dikenal sebagai pahlawan di balik kejayaan Forest saat dua kali menjuarai Piala Eropa pada akhir 1970-an.

Robertson merupakan figur ikonik dalam sejarah Forest.

Dia memainkan peran krusial saat klub East Midlands itu menjuarai Piala Eropa secara beruntun pada 1979 dan 1980 di bawah asuhan Brian Clough.

Legenda Indonesia

Indonesia kehilangan beberapa legenda lapangan hijau yang tutup usia pada 2025.

Bejo Sugiantoro

Legenda Persebaya Surabaya Bejo Sugiantoro meninggal dunia pada 25 Februari pada usia 47 tahun.

Sosok yang tak asing di dunia sepak bola Indonesia itu lahir di Sidoarjo pada 2 April 1977.

Bejo dikenal sebagai bek tangguh semasa masih menjadi pemain.

Dia memperkuat Timnas Indonesia di SEA Games 1997 dan 1999, juga tampil di Piala AFF 1998, 2000, dan 2002.

Di level klub, sebagian besar kariernya dihabiskan di Persebaya Surabaya. Ia sempat memperkuat PSPS Pekanbaru, Mitra Kukar, Persidafon Dafonsoro, Deltras Sidoarjo, dan Perseba Bangkalan.

Junaidi Abdillah

Salah satu legenda Timnas Indonesia, Junaidi Abdillah, dikabarkan meninggal dunia pada 8 Maret 2025.

Almarhum lahir pada 21 Februari 1948 di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Junaidi adalah mantan pemain sepak bola nasional Indonesia yang dikenal sebagai gelandang berbakat pada era 1960-an hingga 1970-an.

Junaidi memulai karier sepak bolanya bersama klub Indonesia Muda.

Mendiang membela tim nasional pada era kejayaannya dan menjadi bagian penting dalam berbagai ajang internasional.

Bersama Timnas Junaidi mempersembahkan gelar juara King's Cup 1968 di Thailand dan Piala Merdeka 1969 di Malaysia.

Selain memperkuat timnas, Junaidi juga bermain untuk beberapa klub besar di tanah air seperti Persija dan Persebaya.

Ronny Pasla

Kiper legendaris Indonesia Ronny Pasla wafat dalam usia 79 tahun pada 14 November 2025.

Ronny Pasla awalnya adalah pemain tenis, bahkan sempat akan mewakili Sumatera Utara di PON.

Dia banting setir menjadi kiper di PSMS Medan, sebelum kemudian sempat membela Persija Jakarta dan Indonesia Muda.

Di Timnas Indonesia, dia jadi kiper utama di era 1970-an, menggantikan pendahulunya, Yudo Hadianto.

Bersama Garuda, Ronny Pasla mampu juara pada Turnamen Merdeka 1969, Pesta Sukan Cup Singapura tahun 1972, dan Aga Khan Gold Cup tahun 1967.

Salah satu momen paling dikenang adalah saat Santos FC melakoni tur Asia pada 1972, termasuk melawan Indonesia.

Meski Indonesia kalah 2-3, Ronny Pasla mampu tampil apik termasuk menepis tendangan penalti legenda Timnas Brasil, Pele.

Warta Kusuma

Mantan bek Timnas Indonesia Warta Kusuma meninggal dunia pada 28 Juli 2025 karena penyakit diabetes yang dideritanya.

Pria kelahiran 20 Oktober 1962, merupakan bek Timnas era 1980-an.

Warta Kusuma debut membela Timnas pada 21 Juli 1985, kala berusia 22 tahun, di bawah pelatih Sinyo Aliandoe.

Warta gentung sepatu pada 1985 akibat cedera lutut saat membela Indonesia melawan India. Sayangnya, kakinya tak kunjung sembuh meski menjalani operasi.

Ia pun pernah menjadi kepala pelatih Patriot Candrabaga FC.

Henky Timisela

Legenda Timnas Indonesia dan juga Persib Bandung era 1960-an, pada 26 September 2025 pada usia 87 tahun.

Henky yang membela Persib pada periode 1957-1962 dan turut membawa tim berjuluk Pangeran Biru menjuarai kompetisi Perserikatan pada 1961.

Henky Timisela merupakan pemain yang menjadi bagian skuad Garuda ketika Indonesia menjuarai Merdeka Tournament pada 1961 dan 1962.

Ia juga mencatatkan prestasi pribadi dengan julukan “Wonder Boy” setelah mencetak dua gol ke gawang Jerman Timur pada laga di Jakarta tahun 1959.

Bagikan

Baca Original Artikel