Evolusi Peran Cristiano Ronaldo: Transformasi dari Pendribel Menjadi Mesin Gol Real Madrid
BolaSkor.com - Menjelang musim 2009/10, Santiago Bernabeu penuh sesak dengan kehadiran 80.000 suporter. Tidak ada pertandingan yang sedang berlangsung dan Bernabeu dipadati penonton, ada apa gerangan?
Ternyata, mereka datang untuk menyaksikan pengenalan rekrutan baru yang didatangkan dari Manchester United sebesar 94 juta euro, Cristiano Ronaldo, yang diberikan nomor punggung 9. Kurang lebih 80.000 orang datang untuk menyaksikannya - jumlah yang melalui rekor 75.000 suporter ketika Napoli mengenalkan Diego Maradona.
Ronaldo datang dengan kesuksesan semasa enam tahun bermain untuk Man United, melalui raihan tiga trofi Premier League, dua Piala Liga, satu Piala FA, satu Liga Champions, Community Shield, dan Piala Dunia Antarklub. Musim 2007/08 menjadi musim terbaik Ronaldo bersama Man United, karena saat itu ia menorehkan total 42 gol di seluruh kompetisi.
Kala datang ke Spanyol, Ronaldo dikenal dengan kemampuan tekniknya dalam mendribel bola, melakukan penetrasi dan mencetak gol. Ia juga lebih banyak beroperasi di sisi sayap sebagai penyerang sayap, di mana tugasnya mencetak gol atau memberikan assist.
Seiring berjalannya waktu, usia Ronaldo terus bertambah hingga kini di usia 33 tahun, perannya mengalami perubahan, evolusi dari sekedar penyerang sayap biasa, menjadi predator di kotak penalti lawan. Ronaldo lebih bijak menggunakan naluri mencetak golnya dengan sentuhan yang berbuah gol di area 16 meter lawan.
Tujuh dari total delapan musim terakhir Ronaldo bersama Madrid, ia selalu mencetak lebih dari 40 gol di seluruh kompetisi. Ketajamannya yang terus terjaga tercipta karena insting golnya yang tinggi. Terlebih, Ronaldo bisa mencetak gol dengan kedua kaki dan kepalanya - ini menjadi keunggulan Ronaldo dibanding rivalnya, Lionel Messi.
Ronaldo memang masih sering beroperasi di sisi sayap untuk membangun serangan. Namun, jumlah gol yang terlahir darinya, kebanyakan tercipta di dalam kotak penalti lawan. Ronaldo juga banyak ditempatkan Zinedine Zidane, pelatih Madrid, sebagai penyerang sentral dalam taktik 4-4-2 atau 4-3-1-2, dengan kebebasan bergerak di lini depan.
Musim ini, Ronaldo telah mencetak 33 gol dari total 34 laga yang telah dimainkannya di seluruh kompetisi bersama El Real. Kebanyakan gol-golnya itu lahir di paruh kedua musim, setelah di paruh pertama musim 2017/18, lebih banyak bermain inkonsisten. Teranyar, dua golnya ke gawang Eibar membantu Madrid menang 2-1 di lanjutan laga La Liga.
Ronaldo juga berandil besar membawa Madrid lolos ke perempat final Liga Champions, melalui tiga golnya, hingga Madrid menang agregat gol 5-2 atas Paris Saint-Germain (PSG) di 16 besar. Kini, menjelang akhir musim, ketajaman Ronaldo diharapkan dapat mendorong Madrid untuk menjuarai Liga Champions untuk ketiga kalinya beruntun, setelah gagal meraih titel La Liga dan Copa del Rey.
Zidane tahu persis cara memainkan Ronaldo dengan bijak pada usianya yang sudah berumur 33 tahun. Ronaldo pun semakin bijak menghemat enerjinya dengan efektivitasnya bergerak, khususnya dalam urusan mencetak gol. Musim ini, Ronaldo telah 22 kali melakukan sentuhan pertama yang berbuah gol. Ia juga memiliki tingkat konversi gol yang bagus sebesar 82,3 persen. Tingkatan ini lebih besar ketimbang dua penyerang Barcelona, Messi dan Luis Suarez.
Seiring transformasi peran Ronaldo tersebut. Mungkin, pemain asal Portugal itu bisa terus bermain hingga berusia 36 tahun atau lebih, karena dia tak perlu lagi banyak berlari seperti di masa lalu.