Sosok Feature Inggris Berita

Eric Harrison, Sersan Mayor Sekaligus Sosok Ayah Pembentuk Karakter Generasi 1992 Man United

Arief Hadi - Kamis, 14 Februari 2019

BolaSkor.com – Juni 1981, Ron Atkinson melihat suatu hal yang berbeda dari sosok Eric Harrison. Kariernya sebagai pemain kala itu tidak bagus-bagus amat, Harrison hanya memperkuat Halifax Town, Barrow, Southpot. Tapi hal tersebut tidak mengurangi keyakinan Atkinson untuk merekrutnya ke Manchester United.

Atkinson, manajer Man United, merekrutnya untuk menjadi pelatih tim muda klub dan menilainya sebagai salah satu rekrutan terbaik sepanjang masa – di tahun yang sama Atkinson juga merekrut Bryan Robson (yang kemudian menjadi kapten dan legenda United). Di momen itulah perjalanan Harrison dimulai di Manchester.

Pemecatan Atkinson pada tahun 1986 tidak mengubah nasib Harrison. Alex Ferguson datang dan dia langsung berkoordinasi langsung dengan Harrison, serta staf kepelatihan lainnya, untuk sama-sama sepakat di satu poin: pengembangan produk akademi United, melanjutkan tradisi Sir Matt Busby.

Baca Juga:

Pelatih di Balik Lahirnya Generasi Terkenal 1992 Manchester United Meninggal Dunia

Incar Titisan Cristiano Ronaldo, Manchester United Perlu 100 Juta Euro

Deretan Murid Sir Alex Ferguson yang Menjadi Manajer

Eric Harrison dan Ron Atkinson

“Baiklah, mari sama-sama membuat kesepakatan. Anda memberikan saya pemain dengan kualitas yang lebih baik, dan saya akan memberikan lebih banyak pemain muda ke tim utama,” ucap Harrison. Ferguson menyetujuinya dan kesepakatan itu meningkatkan jaringan pemandu bakat dalam mencari talenta-talenta berbakat.

Semenjak terjalinnya perjanjian itu, produk akademi United yang dipromosikan ke tim utama dikenal dengan istilah “Fergie’s Fledglings”. Namun selayaknya seleksi hidup, alumni tersebut ada yang sukses, cenderung biasa saja, hingga gagal. Tentu saja, satu yang paling populer adalah generasi beken 1992 Setan Merah.

Gaung angkatan itu kembali muncul di era milenial ini. Publik (kebanyakan generasi X atau fans lawas United) langsung mengingat angkatan 1992 setelah muncul kabar duka: Eric Harisson meninggal dunia.

Harrison meninggal pada usia 81 tahun setelah bertarung selama empat tahun melawan demensia. Pria kelahiran Mytholmroyd, Yorkshire, 5 Februari 1938, meninggal dunia pada 13 Februari 2019 (waktu lokal ketika Harrison meninggal di Inggris).

"Kami kehilangan mentor kami, pelatih kami, dan pria yang menciptakan (membentuk) kami. Dia mengajarkan kami bagaimana caranya bermain, bagaimana caranya untuk tidak pernah menyerah, betapa pentingnya itu untuk memenangi pertarungan individu, dan apa yang kami butuhkan untuk bermain di Manchester United. Eric, kami berhutang kepada Anda segalanya," tutur Gary Neville, alumni angkata 1992.

"Kami sangat sedih mendengarkan kabar bahwa mantan pelatih tim muda kami, Eric Harrison, meninggal dunia semalam. Duka kami dan juga doa kepada keluarga Eric dan teman-temannya di masa yang sulit ini," imbuh @ManUtd.

“Eric Harrison, salah satu orang-orang terhebat dalam dunia sepak bola, meninggal dunia. Bertanggung jawab atas pengembangan generasi 92 dan banyak pemain-pemain hebat lainnya yang datang dari akademi Man United. Dia salah satu pahlawan terbesar klub. RIP Eric,” ucap legenda United, Peter Schmeichel.

Sosok Ayah dan Sersan Mayor bagi Pemain-pemain Muda

Harrison, seperti kebanyakan eks pemain atau manajer di generasinya, melatih kemampuan sebagai pemain dengan melakukan juggling, memainkan bola di jalanan dekat rumah, di halaman, dan ketika udara di luar sedang buruk, memainkannya di dinding rumah. Penuh kesederhanaan.

Di zaman yang belum mengenal internet, sosial media, Harrison adalah salah satu pelatih dengan metode old-school alias konvensional yang mengedepankan kerja keras dan pengorbanan di atas segalanya. Hal tersebut bisa dilihat melalui ucapannya di bawah ini.

Eric Harrison

“Saya benci pesepakbola mana pun yang tidak memberikan 100 persen (kemampuan). Pesepakbola profesional seharusnya berlutut dan bersujud, lalu mengucapkan terima kasih kepada Tuhan karena mereka sangat beruntung. Pemain-pemain yang mengeluh membuat saya marah,” tutur Harrison.

Ucapan itu relevan untuk menyindir pemain-pemain kekinian: banyak mengeluh, mencurahkan segalanya di sosial media, dan bahkan memberontak jika keinginannya tidak dipenuhi klub.

Metode yang diterapkan Harrison mungkin kuno saat ini, dengan canggihnya penerapan teknologi dan video, tapi efektif. Dengan penerapan nilai-nilai yang tepat, Harrison mengajarkan pentingnya sikap, kerja keras, pengorbanan, dan kerendahan hati untuk menjadi pesepakbola profesional.

Eric Harrison dan angkatan 1992 Manchester United

Sosoknya ketika melatih sangat tegas layaknya tentara dengan pangkat sersan mayor, tapi di momen lainnya, Harrison selalu peduli dengan anak-anak yang pernah dilatihnya, tidak peduli seberapa tuanya mereka.

“Eric akan datang dan pergi menuju peralatan fitness. Dia akan memastikan semua orang melihatnya dan dia tidak hanya melakukan angkat beban, tapi juga berolahraga dengan alat lainnya. Dia ingin memperlihatkan kepada kami betapa kuatnya dia,” tutur Ryan Giggs.

“Saat itu, kembali ke United, seperti halnya dalam dunia militer dan Eric adalah mayor sersan,” lanjut alumni akademi 1992 United yang kini melatih timnas Wales.

Harrison terus melanjutkan pekerjaannya hingga tahun 2008. Dalam periode itu, tentu saja angkatan 1992 menjadi warisan bersejarah dan terhebatnya di United. Harrison membentuk, mengembangkan, pemuda-pemuda berdedikasi dan berbakat yang kemudian disempurnakan oleh Alex Ferguson.

Neville, Phill Neville, Giggs, Paul Scholes, David Beckham, Nicky Butt, merupakan beberapa nama top yang lahir dari sentuhan Harrison. Klimaks dari generasi itu terjadi di tahun 1999. United, dengan skuat yang sebagian besar diperkuat alumni 1992, mengalahkan Bayern Munchen di final Liga Champions yang berlangsung di Camp Nou.

Kemenangan itu melengkapi perolehan trofi United menjadi tiga (treble), setelah sebelumnya meraih Piala FA dan Premier League. Harrison melihat kesuksesan treble United bak ayah yang bangga dengan kesuksesan anak-anaknya, melihat mereka tumbuh dari pemuda menjadi lelaki sejati.

Eric Harrison dan trofi Liga Champions di tahun 1999

“Saya merasa terhormat berada di posisi itu (pelatih tim muda United) selagi mereka berubah dari anak-anak ke lelaki sejati. Malam itu, selagi selebrasi berlangsung, David, Ryan, Paul, dan Neville bersaudara berbagi kesenangan mereka kepada saya,” cerita Harrison.

“Bagaimana perasaan saya? Sangat antusias? Ya. Tersanjung? Ya. Bahagia, tapi lebih dari segalanya saya berpikir kepada diri sendiri ‘Betapa beruntungnya saya’.”

Harrison telah tiada. Alex Ferguson, yang saat ini telah memiliki gelar kehormatan Sir di depan namanya, memiliki cerita mengenai sosok Harrison.

“Kontribusi Erik kepada sepak bola, dan tidak hanya dengan Manchester United, sangat hebat. Ketika saya datang sebagai manajer, saya cukup beruntung punya Eric sebagai staf kepala pengembangan pemain muda, jadi saya melihat kinerjanya, tidak hanya dengan angkatan 92 tapi dengan seluruh pemain muda,” tutur Ferguson.

“Dia membangun karakter dan determinasi kepada pemain-pemain muda tersebut dan menyiapkan mereka untuk masa depan. Dia guru, dia memberikan mereka jalan, sebuah pilihan dan dia hanya melakukannya melalui kerja keras dan pengorbanannya sendiri.”

Sir Alex Ferguson dan Eric Harrison

“Dia mampu memberikan edukasi itu kepada pemuda dan menjadikannya salah satu pelatih terhebat sepanjang waktu kami. Pada level personal, Eric tidak punya banyak bercanda dan berbicara langsung (to the point), dan saya mengaguminya,” pungkas Ferguson.

Selamat Jalan, Eric Harrison. Pesan dari kami, fans Man United: terima kasih karena menelurkan generasi terkenal sepanjang masa yang membuat kami semua bangga menjadi fans Red Devils.

Bagikan

Baca Original Artikel