Dicoret UEFA dari Liga Europa, Crystal Palace Ajukan Banding
BolaSkor.com - UEFA secara resmi mengumumkan bahwa Crystal Palace tidak akan diizinkan untuk berkompetisi di Liga Europa musim 2025-2026.
Crystal Palace yang memastikan tempat di Liga Europa setelah memenangkan Piala FA berkat kemenangan 1-0 atas Manchester City, kehilangan hak tampil karena pelanggaran aturan UEFA.
Palace disebut telah melanggar aturan UEFA yang melarang individu atau entitas memiliki pengaruh signifikan atas lebih dari satu klub yang berkompetisi di kompetisi Eropa yang sama.
"Keputusan ini diambil setelah investigasi mendalam oleh Badan Pengawas Keuangan Klub UEFA (CFCB) terkait pelanggaran aturan kepemilikan multiklub yang melibatkan Crystal Palace dan klub Ligue 1 Prancis, Olympique Lyonnais," demikian pernyataan UEFA.
Baca Juga:
Crystal Palace Juara Piala FA dan Pendekatan 'Rangkul, bukan Tendang Pemain' Oliver Glasner
Jose Mourinho Bahas Dampak Hasil Final Liga Europa untuk Tottenham Hotspur dan Manchester United
UEFA Denda Sejumlah Klub, Chelsea dan Barcelona Paling Besar
John Textor, melalui perusahaannya Eagle Football Holdings, memiliki saham sebesar 43 persen di Crystal Palace dan 77 persen di Lyon yang juga lolos ke Liga Europa setelah finis di posisi keenam di Ligue 1.
Meski Textor telah setuju untuk menjual sahamnya di Crystal Palace dan mengundurkan diri dari posisi kepemimpinan di Lyon, UEFA menyatakan bahwa langkah-langkah ini tidak cukup untuk memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan pada 1 Maret 2025.
Keputusan ini juga berdampak pada kemungkinan Crystal Palace turun ke Conference League, karena salah satu pemilik klub lainnya, David Blitzer memiliki saham di klub Denmark, Brondby, yang juga lolos ke kompetisi tersebut.
Nottingham Forest yang finis di posisi ketujuh Premier League musim lalu akan menggantikan posisi Palace di Liga Europa.
Brighton yang finis di posisi kedelapan diperkirakan mengambil tempat di Conference League.
Palace Akan Banding

Ketua Crystal Palace Steve Parish mengatakan keputusan untuk mencoret Crystal Palace dari Liga Europa adalah ketidakadilan terbesar dalam sejarah sepak bola.
"Kami sangat terpukul," kata Parish kepada Sky Sports.
"Ini hari yang buruk bagi sepak bola. Ini ketidakadilan yang mengerikan."
"Saya yakin tidak ada yang ingin melihat ini. Saya rasa UEFA tidak ingin melihat ini. Kami telah dicoret dari kompetisi Eropa karena alasan teknis yang paling konyol," lanjut Parish.
UEFA mengatakan Palace dapat mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga dan Parish mengatakan mereka akan melakukannya.
UEFA menetapkan batas waktu 1 Maret 2025 untuk menunjukkan bukti restrukturisasi kepemilikan multi-klub, yang terlewatkan oleh Palace.
Palace berargumen bahwa Textor tidak memiliki pengaruh yang menentukan di klub, tetapi pembelaan tersebut tidak diterima.
"Semua orang tahu kami bukan bagian dari sistem multi-klub," tambah Parish.
"Kami tidak berbagi staf. Kami terjebak dalam aturan yang tidak dibuat untuk kami. Saya tidak mengerti mengapa panel sampai pada kesimpulan seperti itu."
"Saya pikir kami telah menunjukkan bahwa John tidak memiliki pengaruh terhadap klub kami."
"Ini adalah keputusan yang menggelikan. Kami akan meminta pengadilan banding untuk mendengarkan argumen kami," pungkas Parish.