Derby Catalan: Arti Penting Espanyol dalam Perjalanan Karier Philippe Coutinho
BolaSkor.com - Barcelona akan tandang ke markas Espanyol untuk melakoni laga pekan ke-22 di La Liga, Minggu (4/2) malam WIB. Sebuah laga penuh kenangan dan emosi bagi pemain baru Barcelona, Philippe Coutinho.
Pada 25 Januari 2018 Coutinho melakoni debut sebagai pemain Barcelona dalam laga leg kedua semifinal Copa del Rey di Camp Nou melawan Espanyol. Coutinho masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-68.
Enam tahun sebelumnya, Mei 2012, bertempat yang sama, Coutinho juga masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-68. Namun, kala itu pemain asal Brasil yang saat itu berusia 19 tahun tampil sebagai pemain Espanyol. Itulah pertama kalinya Coutinho menginjakkan kakinya di Camp Nou. Sejak saat itu pula Coutinho sudah meramalkan masa depannya.
"Saya masih ingat apa yang dikatakannya kepada saya hari itu," ujar Christian Gomez, teman sekamar Coutinho kepada Sky Sports. "Dia mengatakan suatu hari nanti dia akan bermain untuk Barcelona. Perkataannya itu mengejutkan saya. Tapi jujur saja, jika di antara pemain dalam tim yang bisa bermain untuk Real Madrid atau Barcelona, itu adalah dia."
Bagi Coutinho Espanyol memiliki arti penting dalam perjalanan kariernya. Tanpa Espanyol, Coutinho tak akan menjejakan kakinya di Camp Nou. Selain itu, berkat Espanyol pula Coutinho bisa menjadi pemain seperti saat ini. Setuju atau tidak, Espanyol sudah menyelamatkan karier Coutinho muda.
Sebagai talenta muda, Coutinho direkrut Inter Milan pada 2008. Saat itu dia baru berusia 16 tahun. Karena masih terlalu muda, Coutinho kesulitan beradaptasi di Italia. Budaya dan bahasa serta permainan khas Italia makin membuatnya sulit menyesuaikan diri.
Coutinho kemudian dipinjamkan kembali ke klub lamanya selama dua tahun. Kondisi Inter sendiri sama sekali tak membantu perkembangan Coutinho. Kala itu Inter enam kali berganti pelatih dalam rentang tiga tahun.
Pada 2012, pelatih Inter kala itu, Claudio Ranieri meminjamkan Coutinho ke Espanyol. Kepergian Coutinho ke Espanyol tak lepas dari jasa mantan penyerang timnas Italia, Pierluigi Casiraghi. Saat itu Casiraghi yang bekerja sebagai pencari bakat menghubungi temannya, Ramon Planes, direktur olahraga Espanyol.
Casiraghi juga yang mendatangkan Coutinho ke Inter. Casiraghi sejak awal sudah kagum dengan kemampuan Coutinho. Bahkan Casiraghi menilai Coutinho lebih bersinar ketimbang Neymar, yeng merupakan rekan setimnya.
Melihat Coutinho seperti terlupakan di Inter, Casiraghi menghubungi Ramon Planes. Alhasil sang pemain pun memilih terbang meninggalkan Italia dan bergabung dengan Espanyol. Klub sekota Barcelona yang saat itu dilatih Mauricio Pochettino sedang mengalami rentetan hasil buruk.
Bersama tim barunya Coutinho bersinar dengan mencetak lima gol dalam 16 penampilan. Di bawah asuhan Pochettino, untuk pertama kalinya sejak didatangkan Inter Coutinho bisa mempertahankan konsistensi permainan.
"Karena pernah merasakan kesulitan di Italia, saya lebih mudah beradaptasi di Spanyol saat bersama Espanyol," ujar Coutinho tahun lalu.
Coutinho juga mengisahkan bagaimana Pochettino sangat berjasa dalam mengembalikan kepercayaan dirinya. Saat menangani Espanyol, Pochettino memperlakukan Coutinho secara seimbang. Dia acap memberi kepercayaan besar kepada Coutinho, seperti dalam mengambil sepakan bebas. Tapi di sisi lain dia tak segan mencadangkannya.
Coutinho hanya enam bulan berada di Espanyol. Dia kemudian kembali ke Inter. Cedera dan kembali tak konsisten membuatnya jarang mendapat tempat di skuat utama. Sementara Pochettino hijrah ke Inggris untuk menangani Southampton. Pochettino berusaha keras untuk bisa menggaet Coutinho. Namun, Liverpool yang berhasil mendatangkannya ke Inggris.
Coutinho terbilang beruntung dipinjamkan ke Espanyol saat kariernya tak jelas bersama Inter. Yang menjadi pertanyaan apa yang membuat Coutinho bisa tampil apik bersama Espanyol dan tidak ketika di Inter?
Saat itu Inter dihuni banyak pemain kawakan seperti Javier Zanetti, Dejan Stankovic, Lucio, dan Wesley Sneijder. Coutinho muda yang pemalu kesulitan bergaul dengan para bintang tersebut. Sedangkan di Espanyol suasananya sangat berbeda.
"Dia beruntung bergabung dengan skuat termuda di Spanyol saat itu. Ada sembilan pemain di bawah 21 tahun di Espanyol saat itu. Meski masih malu-malu, Coutinho menemukan rekan," kata Guillem Balague, jurnalis Spanyol.
Selain Christian Gomez, Alvaro Vazquez merupakan teman dekat Coutinho di Espanyol. Gomez dan Vazquez yang acap mengajak Coutinho menikmati Kota Barcelona. Saat itu juga Coutinho jatuh hati pada kota ini. "Dia sangat mencintai kota ini. Dia dan kekasihnya sangat menyukai Barcelona," ujar Vazquez.
Tak pelak lagi, masa enam bulan bersama Espanyol sudah menyelamatkan Coutinho. "Dia tak mendapatkan menit bermain di Inter. Datang ke Espanyol sudah melesatkan kariernya. Dia beradaptasi baik dengan sepak bola yang kami mainkan. Itu membuat dia bisa mengembangkan kualitasnya sebagai pemain," kata Vazquez.
Hari Minggu (4/2), Coutinho akan kembali ke Espanyol, klub yang menyelamatkan kariernya. Espanyol membuat Coutinho bermimpi bisa bermain dengan Barcelona, klubnya saat ini.