Dari Botol hingga Kaus Kaki, Cara Unik Kiper Hadapi Adu Penalti
BolaSkor.com - Sejak 1982, fase knockout Piala Dunia selalu dihiasi adu penalti. Tidak terkecuali pada edisi 2018 di Rusia. Hingga perempat final usai, empat laga harus diakhiri lewat adu tos-tosan.
Tidak sedikit yang mengatakan, adu penalti lebih dipengaruhi oleh keberuntungan. Namun, sejatinya adalah kombinasi dari banyak hal, keberuntungan tentu menjadi salah satunya.
Bagi kiper, faktor keberuntungan jauh lebih tinggi. Pasalnya, mereka hanya memiliki waktu seper sekian detik untuk bereaksi. Dari sebuah studi menunjukkan, bola rata-rata membutuhkan waktu 0,10 detik untuk tiba ke gawang sejak ditendang. Bisa dibilang, satu kedipan mata, kiper sudah mendapati bola ada di dalam gawang.
Sehubungan dengan itu, kebanyakan kiper sangat mengandalkan insting serta kecepatan bereaksi. Namun, tidak sedikit kiper yang mengambil keputusan berdasar data dan statistik dari kebiasaan penendang. Seperti yang dilakukan Petr Cech pada final Liga Champions 2008 antara Chelsea kontra Manchester United.
Saat itu, Cech yang menjaga gawang Chelsea dibekali data yang menyebutkan jika Cristiano Ronaldo berhenti sejenak di tengah lari sebelum menandang, 87 persen pemain Portugal akan mengarahkan bola ke sisi kanan kiper. Dan data itu terbukti benar dan Cech mampu menepis sepakan Ronaldo. Meski pada akhirnya Man Utd yang keluar sebagai juara.
Dalam sejarah Piala Dunia, tentu masih melekat dalam memori bagaimana Jens Lehmann menjadi pahlawan Jerman dalam adu penalti melawan Argentina di perempat final 2006. Saat itu Lehmann berulang kali menunduk dan mengambil secarik kertas dari kaus kakinya. Catatan yang berisi daftar penendang Argentina beserta arah yang biasa dipilih.
Hasilnya, Lehmann selalu menebak arah yang tepat dan menggagalkan dua di antaranya. Jerman lolos setelah sukses mematahkan sepakan penalti Esteban Cambiasso. Yang menarik, nama Cambiasso tidak ada dalam catatan Lehmann. Pada Desember 2006, Lehmann melelang secarik kertas bersejarah itu untuk amal dan terjual senilai satu juta euro. Sang pembeli sendiri menyumbangkan kertas catatan Lehmann kepada museum sejarah Jerman di Bonn.
Pada Piala Eropa U-21, Maret 2018 silam, cara serupa dilakukan oleh kiper Jerman, Julian Pollersbeck pada adu penalti di laga final melawan Inggris. Sebelum adu penalti dimulai, Pollersbeck diberikan secarik kertas oleh staf pelatih. Sama dengan seniornya, Pollersbeck juga menyimpan catatan itu dalam kaus kakinya. Hasilnya, Jerman menang setelah Pollersbeck mematahkan tiga sepakan penalti Inggris.
Kini, pada Piala Dunia 2018, cerita yang serupa tapi tak sama terjadi saat Inggris melawan Kolombia. Pelatih kiper, Martyn Margetson memberikan catatan yang ditulis di botol minuman jelang adu tendangan penalti.
Sebelum adu penalti di mulai, terlihat kiper Kolombia, David Ospina, bertemu dengan Pickford. Namun, dengan cerdik sang kiper menutupi tulisan tersebut dengan handuknya.