Cricket Putra Indonesia Juara Rising East Asia Triseries 2025, Cetak Rekor Dunia
BolaSkor.com - Tim Nasional Cricket Putra Indonesia menjadi juara Rising East Asia Triseries 2025(Bali Bash International series), yang digelar di Bali pada 6 sampai 14 November 2025 kemarin.
Tim Nasional Cricket Putra Indonesia menyapu bersih 8 pertandingan dengan kemenangan. Mereka menaklukkan Myanmar dan Timor Leste.
Tak hanya itu, Tim Nasional Cricket Putra Indonesia mencatatkan enam kali menang dengan margin 10 wicket.
Ini merupakan rekor dunia, yang sebelumnya dipegang Tanzania dengan lima kemenangan 10 wicket.
Baca Juga:
Tim Renang Indonesia Bawa Pulang 12 Medali dari Islamic Solidarity Games 2025
Adellia Persembahkan Medali Emas Ke-4 Indonesia di Islamic Solidarity Games 2025
Sebagai informasi, kemenangan 10 wicket adalah simbol kemenangan mutlak dalam cricket, lawan dikendalikan sedemikian rupa hingga tak mampu mencetak skor yang cukup, lalu tim yang memimpin mengejar target tanpa kehilangan satu pun pemain pemukul (batsman).
Indonesia melakukannya enam kali dalam kurun waktu 18 bulan, menunjukkan konsistensi yang menakjubkan.
Dimulai pada Desember 2023 ketika mereka mengalahkan Filipina dengan 107/0 dalam 12.1 overs, sampai kemenangan atas Myanmar dan Timor Leste di Rising East Asia Triseries 2025 2025.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia (PP PCI), Abhiram Singh Yadav, mengatakan kemenangan ini menunjukkan track yang benar dalam menata strategi pembinaan yang solid, membangun Garuda National Cricket Academy (GNCA) yang kini menjadi rumah bagi perkembangan cricket nasional.
“Enam kemenangan 10 wicket dalam waktu singkat ini mengonfirmasi bahwa struktur kami bekerja,” ujar Abhiram Singh Yadav.
“Bowler kami tahu peran mereka, batsman menyelesaikan tugas mereka dengan tenang. Kalau Indonesia lebih kuat pada hari itu, maka scoreboard harus memperlihatkan itu dengan jelas,” tambahnya
Dua Rekor Dunia dalam Satu Turnamen: Kisah Ayah-Anak dan Kebangkitan Cricket Indonesia
Dalam rekor sempurna itu, ada kisah menarik dari para atlet, di mana Suhail Sattar (50) dan putranya, Yahya Sattar (17), mencatatkan diri sebagai ayah dan anak pertama yang bermain bersama dalam pertandingan internasional cricket pria.
Peristiwa ini yang mendapat sorotan dari berbagai media internasional termasuk ESPN Cricinfo, menambah kedalaman emosional pada turnamen yang telah menorehkan rekor dunia dari sisi kompetisi.
Kemudian, venue turnamen, Udayana Cricket Ground di Jimbaran telah menjadi lebih dari sekadar tempat pertandingan. Menjadi simbol kebangkitan cricket Indonesia, menandakan bahwa negara ini tidak hanya menjadi bagian dari olahraga ini, tetapi juga pemimpinnya.