Cerita Muasal Nomor Punggung Kostum Sepak Bola

BolaSkor - Jumat, 15 November 2013

Pertanyaan ini sederhana tapi menyusahkan dijawab jika kita tidak tahu. Kapan nomor punggung di kostum pemain bola mulai digunakan? Jawaban yang pasti atas pertanyaan tadi adalah pada tanggal 25 Agustus 1928, saat dua klub London, Arsenal dan Chelsea sama-sama menyematkan nomor punggung di jersey baju mereka saat bertanding melawan The Wednesday (kemudian jadi Sheffield Wednesday) serta Swansea Town di hari yang sama. a76rm Setelah beberapa kali eksperimen – tentunya juga ada pihak kontra yang beranggapan nomor punggung bisa merusak warna kostum – akhirnya Inggris memutuskan memberlakukan nomor punggung sebagai bentuk permanen dari kostum pesepak bola. Awalnya, sebelas pemain starting memakai pakaian bernomor punggung yang dirunut dari angka 1 hingga 11, dan seorang pemain dapat menggunakan nomor punggung berbeda dalam satu musim. Meski tak ada aturan pasti yang menentukan nomor punggung mewakili posisi tertentu di lapangan, secara de facto sebuah standar telah muncul dan dipakai sebagian besar tim sepak bola, tentunya dengan beberapa pengecualian. Secara umum para penjaga gawang memakai nomor punggung 1. Kesepakatan tak tertulis ini nyaris diterima secara universal. Bek atau pemain belakang mengunakan nomor 2 dan 6. Para gelandang kebanyakan memakai nomor 4, 6, 7, 8, 10, serta 11 (nomor 11 dan 7 secara tipikal digunakan para pemain sayap kiri dan kanan). Sementara para penyerang suka menggunakan nomor 9 dan 10, dan kadang walau kurang populer nomor 7, 8, serta 11. Tatkala sistem pergantian pemain diperkenalkan dalam sepakbola di tahun 1965, pemain cadangan mengambil nomor punggung 12; saat pemain pengganti kedua diperkenankan, mereka mengenakan nomor 14 dan melewati nomor 13.Kenapa? Soalnya para pemain kala itu masih gentar memakai nomor 13 karena masih percaya takhyul angka tersebut bisa mendatangkan sial. Pemakaian nomor punggung yang ditetapkan secara pasti pada tiap pemain dalam sebuah skuat diperkenalkan pada Piala Dunia 1954. Setiap pemain dari masing-masing negara yang masuk daftar 22 pemain memakai nomor punggung tertentu dan sama sepanjang turnamen berlangsung. Hasilnya, nomor punggung 12 hingga 22 bisa diberikan pemain lainnya di dalam skuad, tanpa perlu memperhatikan posisi pemain bersangkutan di lapangan. Artinya, sebuah tim dapat memasukkan pemain sebagai starter tanpa perlu mengutamakan pemain bernomor punggung 1 hingga 11. Meski nomor punggung 1 sampai 11 cenderung diberikan pada para pemain dalam lingkup line-up inti. Fakta di lapangan tak mesti harus begitu dengan berbagai macam alasan. Contoh paling beken adalah Johan Cruyff yang bersikeras menggunakan nomor 14. 083384-johan-cruyff-pic-by-getty-images Alphabet Timnas Argentina melakukan kiat penomoran saat Piala Dunia 1978 dan 1982 dengan cara berbeda, yakni mengurutkan sesuai nama sang pemain secara alphabet. Hasilnya, para pemain di bangku cadangan (bukan kiper) dapat menggunakan nomor punggung 1. Belakangan dalam sebuah regulasi turnamen ditetapkan bahwa nomor punggung 1 mesti diberikan pada kiper. Badan sepak bola di Eropa yang pertama kali memperkenalkan sistem nomor punggung dalam sebuah pertandingan di liga adalah FA Inggris, yang mana sosialisasi nomor punggung (dan nama pemain bersangkutan dicetak di atas nomor) dilakukan pada final Piala Liga Inggris 1993 antara Arsenal versus Sheffield Wednesday. Belakangan, hal ini menjadi standar di FA Premier League di musim berikutnya. Lima tahun kemudian kebanyakan liga-liga top di Eropa juga mengadopsi sistem ini. Sekarang, para pemain bebas mengenakan nomor punggung berapapun (sepanjang itu menjadi representasi ciri khas sang pemain di dalam skuat) antara 1 sampai 99. Tahun 2003, kiper FC Porto Vitor Baia menjadi pemain pertama yang memakai nomor punggung 99 dalam final Liga Champion UEFA. Bahkan, pesepak bola asal Maroko, Hicham Zerouali juga diizinkan memakai nomor punggung 0 saat membela klub Aberdeen FC di Liga Premier Skotlandia. Tak heran para fan memberi julukan pada Hicham sebagai “Zero”. DONS STRIKER HICHAM ZEROUALI. PIC KAREN MURRAY   NEWSLINE SCOTLAND Secara umum, para pemain bola tidak diperkenankan mengubah nomor punggung mereka sepanjang musim. Seorang pemain baru dapat mengubah nomor punggungnya jika ia pindah ke klub lain di pertengahan musim, lalu klub barunya memberikan nomor anyar yang berbeda. Para pesepak bola boleh saja mengubah nomor punggungnya di musim berikut – pindah dari nomor besar menjadi nomor kecil antara 1 sampai 11. Hanya saja tentunya dengan melihat indikasi bahwa klub berpikir sang pemain pantas diturunkan secara regular di musim berikutnya. Tipikal pemberian nomor punggung di atas berawal saat formasi 5-3-2 digunakan. Dengan ketentuan tak tertulis pemberian nomor dimulai dari belakang ke depan, serta dari kanan ke kiri: 1. Kiper, 2. Bek Kanan, 3. Bek Kiri, 4. Bek Sayap Kanan, 5. Bek Tengah, 6. Bek Sayap Kiri, 7. Sayap Kanan, 8. Kanan Dalam, 9. Penyerang Tengah, 10. Kiri Dalam, 11. Sayap Kiri. Nah, pola yang mirip bisa ditemukan dalam nomor punggung para pemain timnas Swedia: 1. Kiper, 2. Bek Kanan, 3. Bek Tengah Kanan, 4. Bek Tengah Kiri, 5. Bek Kiri, 6. Gelandang Bertahan, 7. Gelandang Kanan, 8. Gelandang Tengah, 9. Gelandang Kiri, 10. Striker, 11. Striker Dalam perkembangannya, nomor punggung kostum berkembang menjadi sesuatu yang penting bagi sebuah klub atau timnas. Hal ini biasanya terjadi karena nomor punggung itu digunakan pemain hebat, dan merupakan suatu kehormatan besar jika diperkenankan memakai nomor punggung yang sama. Sebuah contoh menyolok adalah nomor punggung 7 di Manchester United. Nomor punggung dipakai para pemain hebat di eranya masing-masing seperti George Best, Bryan Robson, Eric Cantona, David Beckham, dan Cristiano Ronaldo. images Belakangan, di Italia sering muncul angka di atas 30. Mungkin karena ingin menunjukkan kalau pemain tersebut berhak mendapatkan nomer yang diperhitungkan. Semisal nomor 99, karena posisi si pemain sebagai penyerang. Dan anehnya lagi, di Italia jugalah pernah ada pemain yang nomor punggung jersey-nya memakai angka 1+8. Aneh tapi nyata, bukan! Oleh: Ujang Latek

Bagikan

Baca Original Artikel