Bolton Wanderers, Riwayatmu Kini...
BolaSkor.com - Penggemar Premier League era awal Big Four mana yang tak kesal ketika tim kesayangannya melihat Sam Allardyce berdiri di pinggir lapangan? Saat manajer berjuluk Big Sam itu mendampingi tim berkaus putih berlaga.
Bolton Wanderers, itulah tim yang ditukangi Sam Allardyce ketika itu. Kesebelasan yang telah dia pegang sejak 1999 dan pernah dibela kala masih aktif sebagai pesepak bola.
Pada awal kedatangan ke Bolton Wanderers, Sam Allardyce langsung membawa klub itu ke semifinal Piala Liga Inggris dan Piala FA. Allardyce juga mendatangkan sejumlah pemain top ke Reebok Stadium.
Bersama nama-nama macam Eidur Gudjohnsen, Jussi Jaaskelainen, hingga Ricardo Gardner, Bolton Wanderers kembali ke Premier League. Memang tidak mudah, tetapi The Trotters sukses bertahan di kasta tertinggi.
Baca Juga:
20 Pemain Senior Paling Loyal di Klub-klub Premier League 2019-20
Asosiasi Pemain Talangi Gaji Pemain Bolton Wanderers

Belajar dari sana, Bolton Wanderers merekrut sejulah pemain internasional. Sebut saja nama-nama seperti Youri Djorkaeff dan Bruno N'Gotty (Prancis), lalu meminjam Fredi Bobic dan serta Ivan Campo.
Musim selanjutnya, Bolton Wanderers kembali kedatangan pemain top, kapten timnas Nigeria, Jay-Jay Okocha. Hebatnya, Okocha datang dengan status bebas transfer.
Sayangnya pada musim 2002-2003 itu Bolton Wanderers hampir kembali terdegradasi. Kondisi tersebut membuat mereka kembali gila-gilaan mendatangkan pemain pada musim selanjutnya.
Pemain asal Yunani yang nantinya memenangi Piala Eropa 2004, Stelios Giannakopoulos, didatangkan. Lalu, Kevin Davies bergabung dari Southampton.
Hasilnya cukup instan, Bolton Wanderers langsung lolos ke final Piala Liga Inggris 2003-2004 sebelum kalah dari Middlesbrough. Mereka juga menempati peringkat kedelapan klasemen akhir Premier League.
Posisi tersebut merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah Bolton Wanderers di kasta tertinggi sepak bola Inggris. Namun, Sam Allardyce tidak cukup puas.
Dua pemain berpengalaman, Gary Speed dan Fernando Hierro, merapat ke Reebok Stadium. Bek timnas Israel, Tal Ben Haim, direkrut sebelum meminjam El Hadji Diouf dari Liverpool.
Hasilnya kembali di luar dugaan. Bolton Wanderers melewati torehan musim sebelumnya dengan menempati peringkat keenam klasemen akhir Premier League dan lolos ke Piala UEFA untuk kali pertama sepanjang sejarah klub.
Gugur di Piala UEFA pada babak 32 besar dan hanya menempati peringkat kedelapan, Bolton Wanderers kembali beraksi di bursa transfer. Nicolas Anelka datang sebagai pembelian termahal klub.
Selama pertengahan 2000an, Bolton Wanderers menjelma menjadi kuda hitam di Premier League. Selain penghuni Big Four (Arsenal, Liverpool, Chelsea, dan Manchester United), mereka adalah tim paling konsisten.
Sayangnya ketika dekade 2000an memasuki akhir, Bolton Wanderers justru seperti kehabisan bensin. Perginya Sam Allardyce diyakini sebagai alasan kemunduran The Wanderers.
Memulai dekade baru, habis sudah petualangan Bolton Wanderers di Premier League. Mereka terdegradasi ke Divisi Championship setelah menempati peringkat ke-18.
Hanya tiga musim setelah terdegradasi, utang Bolton Wanderers membeludak. Total, mereka harus membayar 172,9 juta pounds yang mengakibatkan larangan mendatangkan pemain.
Sejak saat itu, nasib Bolton Wanderers berada di ambang kebangkrutan. Beberapa kali mereka selamat dari kehancuran karena bantuan finansial dari beberapa perusahaan.
Puncaknya pada pertengahan musim 2018-2019, ketika mereka tidak lagi bisa membayar gaji pemain. Saat itu, asosiasi pemain di Inggris membantu memberikan nafkah kepada para penggawa Bolton Wanderers.
Menjelang musim 2019-2020 berlangsung, kabar buruk kembali datang ke para pendukung Bolton Wanderers. Secara resmi, mereka mengumumkan klub terancam likuidasi.
The Wanderers hanya punya waktu hingga Selasa (27/8) sore waktu setempat untuk menyelamatkan diri dari likuidasi. Bolton Wanderers diberi waktu minimal menggaransi mereka pantas mendapat kesempatan.
Kini, satu-satunya harapan Bolton Wanderers adalah datangnya investor yang menjaid penyelamat klub. Tanpa kehadiran investor baru, sejarah 145 tahun klub yang sempat menjadi momok di Premier League itu akan berakhir.