Bola Salju Efek Negatif Brexit, Lionel Messi Bisa Jadi Korban
BolaSkor.com - 23 Juni 2016 merupakan hari ketika warga Inggris Raya menggelar referendum. Agenda yang dibahas adalah mengenai apakah perlu mereka keluar dari Uni Eropa.
Sebanyak 51,9 persen orang yang memungut suara memilih Inggris Raya keluar dari Uni Eropa. Keputusan tersebut cukup mengejutkan, mengingat tidak semua anggota parlemen setuju.
Berbagai perang birokrasi sesama anggota parlemen di gedung pemerintahan pun terjadi. Rencana Inggris Raya keluar dari Uni Eropa yang mulanya berlangsung pada Maret 2017 pun ditunda.
Kembali mengalami penundaan pada Maret 2019, kini nasib Brexit akan ditentukan pada 31 Oktober 2019. Namun, rapat akhir penentuan masa depan Inggris Raya akan dibahas pada rapat parlemen 19 Oktober nanti.
Tentunya ada beberapa tatanan masyarakat di Inggris yang berharap Brexit batal terjadi. Pasalnya, penghasilan mereka-mereka yang mengais nafkah di Inggris Raya atau di Eropa menjadi taruhannya.
Baca juga:

Pekerja yang berpenghasilan di bidang hiburan seperti pesepak bola atau musisi merasakan dampak paling terasa. Maklum, mereka bisa bepergian antar negara cukup sering sebelumnya.
Sayangnya hal tersebut tidak bisa dilakukan sebebas sebelumnya andai Brexit terjadi. Pasalnya, Inggris Raya akan memiliki aturan yang berbeda dengan Uni Eropa.
Bagi pesepak bola, terdapat sejumlah aturan yang bisa meragukan mereka. Contohnya dari sektor pajak yang mungkin merugikan pemain non Inggris Raya di kompetisi tersebut.
Hasilnya, sebagian dari agen dan direktur olah raga di Inggris mengajukan peniadaan Jeremy Corbyn Clause. Maklum, tadinya partai buruh di Inggris ingin memberikan pajak 50 persen untuk orang yang memiliki penghasilan di atas 123.000 pounds per tahun.
Tentunya pesepak bola banyak yang akan menjadi korban kebijakan tersebut. Terutama bagi mereka yang berasal dari Inggris Raya. Setidaknya, demikian yang dilansir dari The Athletic.
Selain itu, terdapat aturan yang nantinya bisa memberatkan pemain asal Inggris Raya di Eropa. Setidaknya, terdapat 27 aturan imigrasi yang bisa menghambat pemain-pemain Inggris Raya berkarier di Eropa daratan.
Kasus pemain seperti Jadon Sancho yang sukses di Borussia Dortmund pun akan semakin berkurang. Tentunya timnas Inggris akan menjadi korban andai kebijakan itu berlangsung.
Contoh kasus lain adalah nasib Gareth Bale di Real Madrid. Saat ini, LaLiga hanya memperbolehkan tiga pemain non Uni Eropa di setiap tim. Sementara itu, Los Blancos sudah memiliki Eder Militao, Vinicius Jr., dan Rodrygo.
Bukan hanya pemain asal Inggris atau klub sepak bola Inggris Raya yang menjadi korban. Kesebelasan lain pun bisa menderita akibat keputusan Brexit.
Seorang pengacara yang fokus mengurusi soal imigrasi di Inggris, Andrew Osbourne, mengungkapkan aturan terkait tindak kriminal. Aturan ini bisa merugikan pemain seperti Lionel Messi.
"Terdapat aturan di Uni Eropa yang bisa memengaruhi kompetisi Eropa. Apabila Anda memiliki catatan kriminal, Anda masih bisa bepergian ke Eropa andai punya paspor Uni Eropa," jelas Andew Osbourne kepada The Athletic.
"Hal itu selama Anda tidak membahayakan keamanan sebuah negara. Sayangnya setelah Brexit, hal itu akan berubah. Terdapat sejumlah pesepak bola top yang memiliki catatan kriminal terkait penggelapan pajak."
"Pasalnya, pasca Brexit mereka akan seperti orang-orang yang tidak memiliki paspor Uni Eropa. Dengan demikian sulit apabila misalnya final Liga Champions berlangsung di Inggris Raya," imbuhnya.

Satu di antara pemain yang dimaksud oleh Andrew Osbourne tentunya adalah Lionel Messi. Bukan rahasia apabila Messi sempat terikat kasus penggelapan pajak pada 2017 silam.
Beruntung bagi Lionel Messi dan Barcelona saat itu aturan Brexit belum berlaku. Maklum, Messi memiliki paspor Spanyol yang notabene merupakan negara Uni Eropa.
Masalah tidak akan terjadi andai Barcelona melaju ke final Liga Champions 2019-2020. Maklum, partai puncak berlangsung di Stadion Ataturk, Turki.
Pada fase grup pun dirasa Barcelona tidak memiliki persoalan apa pun. Di Grup F Liga Champions 2019-2020, Blaugrana tak menghadapi wakil asal Inggris Raya.
Masalah terjadi andaikata Brexit diresmikan pada 31 Oktober 2019. Apalagi jika ditambah dengan Barcelona berhadapan tim asal Inggris Raya pada fase gugur Liga Champions 2019-2020.
Barcelona terancam tidak bisa memainkan Lionel Messi akibat aturan di Inggris Raya terkait individu yang pernah terjerat kasus kriminal. Artinya, Blaugrana harus berlaga tanpa Messi di Liga Champions.
Patut dinanti, apakah Brexit akan membawa kemajuan atau kemunduran sepak bola di Inggris Raya. Apakah nantinya efek kebijakan tersebut membuat kemeriahan Premier League dan Liga Champions di Inggris Raya akan berkurang.