Analisis Feature Inggris Berita

Biarkan Paul Pogba Pergi, Manchester United

Arief Hadi - Senin, 10 September 2018

BolaSkor.com – Belakangan ini pemberitaan soal Paul Pogba tengah gencar-gencarnya diberitakan oleh media Inggris. Bagi Anda, fans Manchester United di seluruh dunia, pastilah memasuki fase jenuh mendengar isu Pogba hengkang atau juga dengan komentar-komentarnya yang seolah selalu mengawali kontroversi.

"Masa depan saya terakhir ini di Manchester. Saya masih memiliki kontrak. Saat ini saya bermain di sana, tapi siapa tahu apa yang akan terjadi beberapa bulan ke depan. Entahlah,” begitu komentar Pogba beberapa hari yang lalu.

“Selama Anda tidak melihat saya dengan jersey Barcelona, itu karena saya di Manchester, akan selalu ada rumor,” dan inilah ucapan terbaru Pogba yang saat ini tengah membela timnas Prancis di jeda internasional. Tidak pernah ada kepastian dalam kata-kata yang diucapkannya.

Sebenarnya itu masalah sepele. Seringkali dari kasus terdahulu, jika pemain memang benar tidak mau memunculkan spekulasi atau berkomitmen dengan klub yang dibelanya, mereka akan dengan mudah berkata “Saya tidak pergi ke mana-mana, saya akan bertahan dan menghabiskan kontrak.” Sederhana, bukan?

Entah ucapan-ucapan ambigu Pogba itu memang muncul dari lubuk hatinya atau ‘disuruh’ oleh Mino Raiola, agen Pogba, agar harga transfernya naik dan memudahkannya hengkang ke Barcelona atau Juventus. Satu hal yang pasti adalah: fans sudah jengah dengan tingkah laku dan komentarnya. Jika ia ingin pergi, Man United seharusnya tidak perlu menahannya.

“Tidak ada satupun yang lebih besar dari United,” ucapan itu dilontarkan oleh salah satu netizen di Twitter ketika menanggapi postingan Pogba di @paulpogba. Dalam foto yang diunggahnya, Pogba menatap mata dua kompatriotnya, Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann, seraya menuliskan pesan sindiran “Amati gambar ini.”

“Saya harap Anda akan membaca komen-komen dan memberi saran ke diri Anda sendiri dengan benar. Fans sudah kehilangan kesabaran dengan Anda. Mulai pikirkan diri untuk mulai bermain baik atau keluar dari klub. Anda terlalu kecil jika berpikir United tak bisa melakukannya tanpa Anda. Jose memenangi (hati) fans dan Anda kehilangan mereka,” ucap pengguna Twitter lainnya.

Akar Permasalahan

Tidak ada yang tahu pasti apa akar permasalahan Pogba di United. Sampai Daniel Taylor, penulis sepak bola Guardian, memberi judul yang sangat tegas di dalam artikelnya “What exactly is his problem?” yang artinya: Apa sih masalahmu?

Menjawab pertanyaan itu memang masih menjadi teka-teki sampai saat ini. Memang, musim lalu ada perdebatan soal posisi bermain Pogba antara dirinya dengan Mourinho, hingga sang manajer mencadangkannya di beberapa laga dan memainkan produk akademi lainnya, Scott McTominay. Namun apa iya permasalahan seperti itu bisa berlarut-larut sampai saat ini?

Pogba seharusnya cukup dewasa melupakannya. Toh, ia sukses berkontribusi membawa Prancis menjuarai Piala Dunia 2018. Seyogyanya, atmosfer positif itu ditularkannya kepada rekan setimnya di Man United, bukan justru ‘meracuninya’ dengan ketidakjelasan masa depannya. Publik mulai mencium adanya masalah antara Pogba dengan Mourinho ketika ia menyebut hubungan keduanya murni sebagai pelatih-pemain.

"Jika anda tidak bahagia, maka anda tidak akan bisa tampil baik. Ada beberapa hal yang tidak bisa saya utarakan atau saya akan mendapat denda," ucap Pogba kala mengantar Man United menang 2-1 kontra Leicester City di pekan pertama Premier League.

Ucapan seperti itu seharusnya tak perlu keluar dari mulutnya, apalagi Man United baru saja memulai perjalanan musim ini untuk menebus kegagalan meraih trofi musim lalu. Komentar singkatnya itu sudah bisa diartikan bahwa Pogba memang tidak betah bermain di United, atau lebih tepatnya di bawah asuhan Mourinho.

Situasi itu jelas tidak ideal bagi Man United. Andai tidak ada solusi jitu untuk mengatasinya, setidaknya sampai bursa transfer berikutnya, maka ‘racun’ yang disebarkan Pogba itu bisa merusak atmosfer ruang ganti tim dan memengaruhi performa.

Klub Bisa Bertahan Tanpa Pogba

Dua tahun bermain untuk Man United di periode keduanya membela klub, Pogba masih sering dikritisi karena inkonsistensi bermainnya yang terkadang bisa bagus di satu-dua laga, lalu menghilang dan tampil relatif biasa saja di laga berikutnya. Dua legenda Man United, Bryan Robson dan Paul Scholes, mengamini opini tersebut.

Ditambah dia sudah tak kerasan lagi bermain di United, apa alasan klub untuk mempertahankannya? Tidak ada satupun pemain yang lebih besar dari klub. Istilah ini berlaku di seluruh klub dunia. Bahkan Real Madrid saat ini masih tetap kuat tanpa sosok Cristiano Ronaldo – pengecualian mungkin untuk Lionel Messi dengan Barcelona-nya.

Jika memang jajaran direksi berat melepasnya karena banderol 89 juta poundsterling yang dikeluarkan dua tahun lalu, maka mereka seharusnya tidak perlu khawatir, karena Pogba memiliki banyak peminat di Eropa. Menahan pemain yang sudah ingin pergi hanya akan jadi bom waktu bagi Man United.

Tanpa Pogba, Man United masih memiliki cukup banyak stok gelandang seperti: Nemanja Matic, Ander Herrera, McTominay, Andreas Pereira, Fred, dan Marouane Fellaini. Tugas Pogba sebagai pengatur serangan di lini tengah bisa digantikan Herrera atau Pereira, dan di kala bertahan, United punya McTominay, Matic, dan Fellaini.

Bukti sahih lain yang mempertegas klub tetap kuat tanpa Pogba adalah bukti kesuksesan meraih titel Premier League, Piala FA, pada era Sir Alex Ferguson dan Louis van Gaal.

Jadi jikalaupun Pogba pergi maka pemikiran logisnya adalah: Man United mendapat uang hasil penjualan yang bisa dibelikan pemain lain, pemain yang ingin bermain untuk klub, dan klub menjual pemain yang memang sudah tidak kerasan lagi bermain di Old Trafford.

Bagikan

Baca Original Artikel