Football Sport Feature Result Show
Analisis Feature Piala Dunia Internasional

Beda Nasib di Laga Perdana Piala Dunia 2018, Mengapa Messi Tak Seperti Ronaldo?

Tengku Sufiyanto - Sabtu, 16 Juni 2018

BolaSkor.com - Perhelatan Piala Dunia 2018 sudah memasuki hari ketiga. Ada beberapa sorotan publik terhadap kinerja Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di laga perdana Piala Dunia 2018.

Ronaldo tampil gemilang dengan mencetak hat-trick saat timnas Portugal menahan imbang timnas Spanyol 3-3, pada laga perdana Grup B Piala Dunia 2018 di Stadion Fisht Olympic, Sabtu (16/6) dini hari WIB.

Ronaldo mencetak gol melalui titik penalti pada menit keempat. Lalu mencetak gol dengan tendangan keras dari luar kotak penalti pada menit ke-44. Terakhir, megabintang Real Madrid itu menciptakan gol melalui tendangan bebas pada menit ke-88.

Beda nasib dengan Messi. Megabintang Barcelona itu gagal membawa timnas Argentina meraih kemenangan atas Islandia, pada laga perdana Grup D Piala Dunia 2018 di di Spartak Stadium, Sabtu (16/6) malam WIB. Albiceleste ditahan imbang Islandia 1-1.

Messi juga gagal melakukan tendangan penalti pada menit ke-64. Bola hasil tendangan kaki kiri Messi bisa ditepis oleh Hannes Thor Halldorsson.

Lalu mengapa Messi tidak bisa seperti Ronaldo di laga perdana Piala Dunia 2018? BolaSkor.com mencoba menganalisanya dari segi teknis maupun non-teknis di luar lapangan. Selengkapnya Next Pages

1. Tekanan Publik dan Media Terhadap Messi

Messi menjalani laga Piala Dunia 2018 dengan penuh tekanan dari publik Argentina dan media. Mereka selalu membandingkan prestasi Messi dengan Maradona.

Messi sudah meraih gelar apapun di level klub Barcelona, baik Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, La Liga, Piala Super Eropa, Piala Super Spanyol, hingga Copa Del Rey. Namun, ia belum bisa mempersembahkan satu trofi pun untuk negaranya. Hanya medali emas Olimpiade 2008 yang pernah dipersembahkannya.

Mesiah gagal dalam dua final Copa America tahun 2015 dan 2016, setelah Argentina takluk dari Chile. Lalu Argentina gagal di final Piala Dunia 2014 usai dikalahkan Jerman 0-1.

Sedangkan Maradona sudah mempersembahkan trofi Piala Dunia 1986 sebagai aktor utama. Meskipun begitu, Maradona pernah mempersembahkan trofi Piala Dunia 1978, saat masih menjadi pemain muda di bangku cadangan.

Alhasil, Messi menerima tekanan publik Argentina yang selalu membandingkannya dengan Maradona. Messi pernah merasa frustasi dengan hal ini, dan memutuskan pensiun dari timnas Argentina pada 2016. Namun, Messi kembali ke timnas Argentina setelah masyarakat memintanya pulang.

Tekanan publik terhadap Messi bisa dilihat dari raut wajahynya saat mengambil tendangan penalti melawan Islandia. Messi begitu terlihat tegang.

Sementara itu, Ronaldo datang ke Piala Dunia 2018 dengan dukungan publik Portugal. Masyarakat Portugal berharap Ronaldo dapat membawa Selecao menjadi juara, namun tidak seperti di Argentina bersama Messi-nya. Pasalnya, Ronaldo sudah mempersembahkan trofi bergengsi bagi Portugal, yakni juara Piala Eropa 2016 lalu.

Aksi Lionel Messi pada pertandingan Argentina kontra Islandia (Twitter timnas Argentina)

2. Ronaldo Datang ke Rusia dengan Kekuatan Penuh

Ronaldo datang ke Piala Dunia 2018 dengan kekuatan terbaik. Ia baru saja menorehkan sejarah dengan membawa Real Madrid menjadi juara Liga Champions tiga kali berturut-turut.

Belum lagi, performa gemilangnya di Real Madrid masih terus terjaga hingga Piala Dunia 2018. Ronaldo menorehkan 15 gol untuk Real Madrid di Liga Champions 2017/2018.

Sedangkan Messi, datang ke Piala Dunia 2018 dalam keadaan bukan top performa. Messi hanya bisa membawa Barcelona menjadi juara La Liga. Performa Messi juga kian menurun di level klub.

3. Messi Kena Pressing Ketat Islandia

Messi tidak bisa berkembang saat Argentina ditahan imbang Islandia 1-1. Mesiah dikepung empat pemain Islandia dengan membentuk pola persegi empat.

Messi berada di tengah-tengah Ragnar Sigurdsson, Birkir Bjarnason, Emil Hallfredsson, dan Aron Gunnarsson. Tidak ada dukungan dari pemain lapis kedua Argentina untuk membongkar pertahanan Islandia dengan kemampuan individu seperti Messi. Tidak seperti Messi bermain di Barcelona.

Sementara itu, Ronaldo bermain didukung para pemain Portugal lainnya yang bisa membongkar sisi sayap pertahanan Spanyol. Bernando Silva dan Andre Silva berkali-kali menerobos pertahanan Spanyol untuk memberikan ruang kepada Ronaldo mencari ruang kosong.

Lagi pula, Spanyol bermain tebuka. Jadi tidak menggunakan pertahanan berlapis seperti Islandia. Jadi wajar, ruang gerak Ronaldo lebih leluasa ketimbang Messi yang menghadapi pertahanan berlapis Islandia.

Cristiano Ronaldo saat merayakan gol ke gawang Spanyol. (Sumber Foto: Twitter @Optajoe)

4. Permainan Messi Sudah Terbaca

Permainan Messi sudah terbaca oleh pemain Islandia. Empat pemain Islandia yang mengawal Messi, Ragnar Sigurdsson, Birkir Bjarnason, Emil Hallfredsson, dan Aron Gunnarsson, sudah khatam betul permainan Messi. Nampaknya, pelatih Heimir Hallgrimsson memberikan pelajaran khusus untuk keempat pemainnya.

Messi seperti kehilangan pola berpikir ketika di-pressing dengan ketat oleh empat pemain tersebut. Pemain Barcelona itu tidak bisa mengembangkan permainan, selain membawa bola dari sisi sayap ke tengah lalu melakukan tendangan.

Mengembangkan permainan umpan satu-dua seperti di Barcelona tidak didukung pemain lapis kedua yang kurang mengerti tentang kemauan Messi.

  • #Piala Dunia 2018
  • #Serba-Serbi Piala Dunia 2018
  • #Breaking News
  • #Lionel Messi
  • #Cristiano Ronaldo

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Kemenpora Targetkan Timnas Putri Indonesia Raih Medali di SEA Games 2025

Rabu, 22 Oktober 2025

Cara Menonton dan Link Streaming Real Madrid vs Juventus, Live Sebentar Lagi

Rabu, 22 Oktober 2025

Bagi-Bagi Giveaway, Luka Modric Berikan iPhone kepada Para Pemain AC Milan

Rabu, 22 Oktober 2025

Superkomputer Berteknologi AI Prediksi Pemenang Duel Real Madrid vs Juventus

Rabu, 22 Oktober 2025

Timnas Indonesia U-17 Bertemu Brasil di Piala Dunia U-17 2025, Nova Arianto Jadikan Jepang Inspirasi

Rabu, 22 Oktober 2025

Prediksi Pemenang Eintracht Frankfurt vs Liverpool? Superkomputer Punya Jawabannya

Rabu, 22 Oktober 2025

Hasil Super League 2025/2026: PSIM Yogyakarta Kembali ke Jalur Kemenangan

Rabu, 22 Oktober 2025

Real Madrid vs Juventus: Tidak Ada Kata Takut dalam Kamus Bianconeri

Rabu, 22 Oktober 2025

Prediksi dan Statistik Chelsea vs Ajax Amsterdam: The Blues di Atas Angin

Rabu, 22 Oktober 2025

Real Madrid vs Juventus: Los Blancos Hanya Punya Lima Bek

Rabu, 22 Oktober 2025

Pilihan Editor

10 Pelatih yang Paling Cepat Dipecat dalam Sejarah Premier League

Minggu, 19 Oktober 2025

5 Kemenangan Paling Mengesankan Arsenal di Markas Fulham

Sabtu, 18 Oktober 2025

7 Pemain yang Memainkan Laga Debutnya dengan Timnas Indonesia di Era Patrick Kluivert

Kamis, 16 Oktober 2025

5 Murid Sang Profesor Arsene Wenger yang Jadi Pelatih

Rabu, 15 Oktober 2025

3 Fakta Menarik Jelang Duel Klasik Persebaya Surabaya vs Persija Jakarta

Rabu, 15 Oktober 2025

Nostalgia: Ketika AC Milan Meraih Scudetto 1993/1994 dengan Hanya Mencetak 36 Gol

Selasa, 14 Oktober 2025

Dua Dekade Lalu, Tidak Ada yang Percaya Tanjung Verde Akan Lolos ke Piala Dunia

Selasa, 14 Oktober 2025

Statistik Patrick Kluivert Sebagai Pelatih Timnas Indonesia: Tiga Kemenangan dari Delapan Pertandingan

Minggu, 12 Oktober 2025

Christian Pulisic Banyak Cetak Gol, Legenda AC Milan Lebih Soroti Peran Penting Santi Gimenez

Sabtu, 11 Oktober 2025

Hitung-hitungan Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Langsung atau Menjaga Asa Lewat Round 5

Sabtu, 11 Oktober 2025

Paramount Hill Golf Blok GGT No 112 Paramount Serpong, Pagedangan, Kab. Tangerang, 15332 Banten, Indonesia.

Telpon: +62 21-22227290
Email: bolaskor@mpmedia.id

  • Home
  • Football
  • Sport
  • Feature
  • Result
  • Show

© Copyright - bolaskor.com

  • TENTANG
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • KONTAK KAMI