Bantai Inter Milan, Metode Luis Enrique Berikan Ketenangan kepada Skuad PSG
BolaSkor.com - Inter Milan memastikan mengakhiri musim 2024-2025 tanpa gelar. Pasca gagal memenangi Piala Super Italia, Coppa Italia, dan Serie A, Il Nerazzurri juga dipermalukan Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions yang dimainkan di Allianz Arena, Minggu (01/06) dini hari WIB.
Tidak tanggung-tanggung, Inter kalah telak 0-5 dari gol Achraf Hakimi (12'), Desire Doue (20' 63'), Khvicha Kvaratskhelia (73'), dan Senny Mayulu (86'). PSG unggul segala aspek dari jumlah tendangan (23), tendangan tepat sasaran (delapan), dan 60 persen penguasaan bola.
Kekalahan itu langsung mengarahkan sorotan kepada pelatih Inter, Simone Inzaghi, yang dianggap gagal menemukan taktik untuk mengatasi permainan PSG. Nasib masa depannya kembali dibicarakan setelah sempat ada rumor ia melatih Al-Hilal.
Baca Juga:
Luis Enrique: Trofi untuk Xana
Tak Ada Mbappe, Tak Masalah, Luis Enrique Menuntaskan Transformasi PSG dengan Gemilang
Sementara bagi Luis Enrique, pelatih PSG, musim 2024-2025 sempurna karena quadruple trofi di ajang Lique 1, Coupe de France, Piala Super Prancis, dan mengakhiri penantian titel Liga Champions pertama dalam sejarah klub. Ambisi yang sudah lama dinanti di era Nasser Al-Khelaifi.
Metode Luis Enrique
Luis Enrique (uefa.com)
Dibocorkan oleh kiper PSG, Gianluigi Donnarumma, PSG dapat bermain lepas dan tidak gugup di final karena metode yang diterapkan Enrique kepada timnya. Ia memberikan kebebasan dan waktu bagi pemain berkumpul dengan keluarga, itu membuat para pemain lebih rileks dan tenang.
"Pelatih memberi kami kebebasan, ketenangan, waktu untuk tinggal di rumah bersama keluarga, karena saat mempersiapkan pertandingan penting ini, saya pikir semakin Anda memikirkannya di tempat latihan, semakin besar tekanan yang muncul. Ini adalah filosofinya dan berhasil, saya setuju dengan itu," tutur Donnarumma dikutip dari Football-Italia.
"Kami begitu tenang dan percaya diri, rasanya hampir tidak seperti Final Liga Champions. Saya tahu betapa orang Italia peduli dengan ini, saya tahu seberapa besar tekad yang mereka berikan dalam situasi ini, tetapi kami sudah bermain dengan sangat baik, kami banyak bergerak di lapangan dan tidak memberikan titik acuan. Saya pikir itu juga sangat membantu."
Donnarumma juga memisahkan perasaan kala memenangi Liga Champions dengan PSG atau Euro dengan timnas Italia.
"Ya, mereka mengatakan segalanya tentang saya, tetapi dengan Euro, Anda memiliki seluruh negara di belakang Anda. Itu berbeda. Ketika Anda mewakili suatu negara, ada lebih banyak ketegangan. Setiap final penting dan menarik, tetapi memenangkan Liga Champions adalah satu hal, menang untuk Italia adalah hal lain," imbuh Donnarumma.