Atlet Mancanegara Mainkan Angklung di Pembukaan Asian Cup Woodball Championship 2025, Ketum IWba: Ini Jadi Acuan Negara Lain
BolaSkor.com - Asian Cup Woodball Champions 2025 resmi dibuka. Pembukaan berlangsung di venue JSI Resort, Bogor, Selasa (19/8) malam.
Yang menarik, pembukaan kejuaraan ini jadi diplomasi olahraga dengan menampilkan budaya Indonesia untuk para atlet dari sejumlah negara yang ikut.
Baca Juga:
Atlet dan Ofisial Antusias Main Angklung

Semua peserta dan ofisial dari sejumlah negara pun diajak memainkan alat musik khas Jawa Barat, angklung.
Mereka tampak antusias dan gembira saat memainkan sejumlah lagu yang dipandu MC dari Angklung Udjo di antaranya We Are The World dan Can’t Help Falling in Love.
Angklung dipilih karena bisa mempersatukan semua peserta dan mempererat siapapun yang memainkannya.
Lalu, para atlet juga disuguhkan dengan tarian khas Jawa Barat yang memukau.
Ketua Umum Pengurus Besar Indonesia Woodball Association (PB IWbA) Aang Sunadji mengatakan, acara pembukaan dibuat berbeda dari biasanya dengan mengedepankan tradisi khas Indonesia yang membekas di kalangan atlet mancanegara.
“Jadi ini Happy banget malam ini karena kita memberikan sesuatu yang berbeda. Mungkin bagi cabor lain event seperti ini biasa, tapi bagi Woodball ini luar biasa,” kata Aang di lokasi.
Opening Ceremony Asian Cup Woodball Championship 2025 Berlangsung Megah

Bahkan, disebut Aang, para atlet juga surprise dengan opening ceremony yang luar biasa.
“Bahkan di World cup kemarin tak seperti ini,” jelas Aang.
Aang menuturkan, penyelenggaraan Asian Cup di Indonesia seolah memberikan kesan mendalam bagi para atlet.
“Dari kedatangan kemarin para tamu negara lain dapat sambutan dan pelayanan luar biasa. Jadi ini sangat rapih dan semoga bisa berlangsung sampai hari terakhir,” jelas Aang dengan wajah antusias.
Indonesia Jadi Acuan

Aang pun berujar, para pimpinan federasi Woodball dari negara peserta sampai ‘minder’ dengan acara pembukaan yang berlangsung.
“Bahkan kemarin para ketua umum kumpul mereka sampaikan ‘ini akan jadi hal baik dan buruk, baik untuk penyelenggaraan sekarang dan buruk untuk penyelenggaraan ke depan. Karena ini jadi benchmark (acuan)” tutur Aang.
Aang meyakini, baiknya kualitas penyelenggaraan bisa memicu negara lain untuk membuat yang lebih baik.
“Jadi saat Indonesia kedepan jadi tuan rumah maka bisa 10 kali lebih baik,” harap Aang.
Penulis: Kanugrahan