Anggaran SEA Games 2025 Baru Turun Rp10 Miliar, Erick Thohir Akan Temui Menkeu Purbaya
BolaSkor.com - Keterbatasan anggaran menjadi masalah jelang bergulirnya SEA Games 2025 akhir tahun ini.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, dana yang tersedia baru Rp10 miliar.
"Anggaran (hingga) hari ini masih terkunci. Karena persiapan SEA Games tinggal dua bulan, saya ingin meminta ada keleluasaan (dari Menteri Keuangan)," ungkap Erick Thohir, Senin (22/9).
Baca Juga:
Erick Thohir Beri Kabar Buruk, Indonesia Berpotensi Kehilangan 41 Emas di SEA Games 2025
Sebagaimana diketahui, SEA Games 2025 sudah berada di depan mata dan perlu disiapkan dari sekarang.
Pasalnya, ajang olahraga bergengsi se-Asia Tenggara itu akan digelar pada 9-20 Desember 2025 di Thailand.
Hanya Bisa Kirim 120 Atlet
Terbatasnya anggaran saat ini membuat Indonesia berpotensi meraih hasil yang tidak sebaik gelaran sebelumnya.
Hal itu dikarenakan jumlah atlet yang bisa dikirim sangat bergantung dengan anggaran yang akan diberikan.
"Pendanaan sekarang yang tersedia baru Rp10 miliar. Berarti, kita hanya bisa mengirim 120 atlet," ujar Erick Thohir.
"Itu yang saya akan duduk bersama Pak Menkeu dan saya yakin beliau punya kecintaan yang sama dengan olahraga nasional," tambahnya.
Jauh dari Harapan

Jumlah Rp10 miliar itu masih jauh dari anggaran yang dibutuhkan untuk SEA Games 2025.
"Kalau kita melihat dari SEA Games ke SEA Games, rata-rata pengeluarannya Rp45-60 miliar," ungkap mantan Menteri BUMN itu.
Erick Thohir juga mengatakan bahwa Kemenpora akan berusaha untuk mencari cara agar permasalahan dana ini bisa teratasi.
Pria yang juga masih menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu menjelaskan bahwa dengan anggaran yang ada sekarang, Skuad Merah Putih hanya mampu mengirim beberapa atlet saja.
"Kalau Rp10 miliar, ya (bisa kirim) 120 atlet," kata Erick Thohir.
"Itu kontingen terkecil sepanjang sejarah SEA Games. Saya yakin ada fleksibilitasnya (terkait anggaran)," pungkasnya.
Penulis: Gazza Roosaryatama