Anfield, Pemain Ke-12 Liverpool yang Tidak Pernah Mengecewakan
BolaSkor.com - Atletico Madrid akan melangkah ke Anfield dengan kepercayaan diri penuh bermodal kemenangan 1-0 pada leg pertama. Namun, Anfield bukanlah stadion biasa yang bisa dijinakkan dengan mudah.
Setelah merasakan magis Wanda Metropolitano tiga pekan lalu, kini saatnya bagi Liverpool merespons. The Reds akan menggantungkan harapan tinggi kepada Anfield yang dikenal angker bagi lawan.
Anfield telah menjadi stadion yang sulit ditaklukkan sejak lampau. Inter Milan, Saint-Etiene, Olympiacos, Juventus, Chelsea, Real Madrid, Borussia Dortmund, Manchester City, Roma, dan Barcelona adalah sebagian tim yang pernah merasakan kesedihan di Anfield. Padahal, klub-klub tersebut punya materi pemain bergelimang bintang.
Baca juga:
Prediksi Liverpool Vs Atletico Madrid: The Reds di Ujung Tanduk
Hasil Liga Champions: Atalanta Berjaya, RB Leipzig Kubur Mimpi Tottenham

Anfield dikenal sebagai stadion yang selalu penuh sesak dengan pendukung Liverpool. Sepanjang pertandingan, terdengan nyanyian-nyanyian pemompa semangat penggawa The Reds.
Hebatnya, Anfield seolah menjadi pemain ke-12 yang membantu Liverpool dari luar lapangan. Para penggawa Liverpool seperti berlari lebih cepat ketika bermain di Stadion yang menjadi markas sejak 1892 tersebut.
Satu di antara manajer yang paling sering tertunduk di Anfield adalah Pep Guardiola. Selama menjadi manajer Manchester City, Guardiola telah lima kali berlaga di Anfield dan tidak pernah menang. Sang manajer menuai empat kekalahan.
Bahkan pada hasil minor terakhir di Anfield Pep Guardiola terlihat emosional kepada ofisial pertandingan. Ketika itu, Man City keok dengan skor 3-1.
"Moto 'This Is Anfield' bukanlah hal yang biasa. Ada sesuatu tentang itu yang tidak akan Anda temukan di stadion lain di seluruh dunia," terang Guardiola kepada Radio Catalan.
"Mereka mencetak gol dan dalam lima menit berikutnya Anda merasa akan dijebol empat gol lagi. Anda akan merasa kecil dan para pemain lawan menguasai," sambung sang manajer.
Mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger, pernah mengatakan di BeIn Sports jika Anfield adalah satu-satunya tempat yang dihindarinya. Sementara itu, Arjen Robben menyebut Anfield sebagai stadion tersulit yang pernah ia datangi. Penyebabnya, pemain asal Belanda itu menelan dua kekalahan pada laga semifinal Liga Champions ketika membela Chelsea.
Pertandingan tersebut terjadi pada 2005 dan 2007. Anfield kembali menjadi pemain ke-12 yang membuat Liverpool tampil di luar kebiasaan, penuh motivasi, dan semangat.
"Kami memberi makan kerumunan. Itu adalah satu-satunya cara saya bisa berlari dan berlari. Anda pikir sudah seleesai dan kemudian mereka akan mengankat kembali. Sekali lagi berlari dan kembali menjegal. Itu luar biasa," ungkap mantan bek Liverpool, John Arne Riise.

Mantan kapten Chelsea, John Terry, menulis dalam autobiografinya jika Anfield menghadirkan atmosfer paling hebat yang pernah ia rasakan sepanjang karier. "Saya berjalan keluar sambil mendengar hasrat dan nyanyian itu. Rambut di lengan saya berdiri. Melihat situasi seperti itu menginspirasi siapa pun," tulis pemain asal Inggris itu.
"Saya terus melihat-lihat dan mencoba menerima semuanya. Saya tidak gentar dengan itu, namun sangat luar biasa. Saya berharap lebih banyak orang bisa seperti itu," kata Terry.
Satu yang menjadi pembeda di Anfield adalah diputarnya lagu You'll Never Walk Alone yang dinyanyikan Lee Towers pada 1976. Penggalan lirik dari lagu tersebut menjadi isyarat jika Liverpool tak pernah melalui pertandingan sendirian.
"Terlepas dari volume, itu juga spektakuler. Pada detik-detik sebelum wasit meniup peluit pada awal pertandingan, seluruh stadion mengeluarkan raungan panjang yang hebat, seolah-olah mereka membuat Liverpool meraih kemenangan," ulas Terry.
Kiper legendaris Juventus, Gianluigi Buffon, juga menjadikan Anfield sebagai stadion favoritnya ketika berstatus tim tamu. Pada 2005, Buffon pernah mengunjungi Anfield bersama Bianconeri yang memiliki banyak pemain bintang.
"Itu adalah satu di antara beberapa stadion - bersama dengan Rangers di Glasgow dan Fenerbahce di Istanbul - di mana ada kebisingan selama 15-20 menit pertama sehingga saya kesulitan berkonsentrasi," jelas Buffon.
Pelatih Juventus ketika itu, Fabio Capello, juga turut memberikan testimoni soal magis Anfield. Ketika itu, The Reds memimpin 2-0 hanya dalam tempo 25 menit. "Pada tempo yang mengengangkan, mereka seperti tidak terbendung," tegas sang pelatih.
Beberapa tokoh sepak bola dunia pun juga punya kesan sendiri dengan Anfield seperti di bawah ini:
"Anfield adalah satu di antara tempat yang membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin," - Jose Mourinho.
"Saya tidak berpikir akan melihat suasana seperti itu lagi. Hal tersebut membuat saya kagum," - Alan Shearer.
"Itu adalah satu-satunya jalan di masa saya merasa kemacetan. Saya tidak tahun apa yang terjadi. Tolong hentikan pertandingan karena saya tidak tahu berada di mana," - Mikel Arteta.
"Sulit untuk dijelaskan. Namun, saya tidak pernah merasakannya di tempat selain Anfield. Di Anfield, Anda bisa merasakan kebobolan lima gol tanpa mengetahuinya," - Gary Neville.
"Mereka ingin Anda pergi, mendapatkan bola, dan bermain dari belakang. Jika Anda melakukan itu, suporter akan bangkit dan itu bisa menjadi satu di antara 30 menit pertama paling mengerikan yang pernah Anda hadapi," - Wayne Rooney.
Atletico Madrid tentunya akan datang ke Merseyside dengan persiapan matang. Namun, Jurgen Klopp telah memanggil seluruh penghuni Anfield untuk memberikan dukungan sebagai pemain ke-12. Apalagi, masih segar dalam ingatan ketika Barcelona yang telah menang 3-0 pada leg pertama justru kalah agregat 4-3. Semua itu terjadi tak lepas karena raungan Anfield yang membuat pemain Barca menjadi limbung.
Anfield kembali memiliki kesempatan sakali lagi untuk menunjukkan tajinya kepada pemain lawan. Pertanyaannya, apakah Diego Simeone akan menambah daftar panjang testimoni keangkeran Anfield? Kita tunggu bersama setelah laga usai.