Analisis Tottenham Vs Man United: Ancaman Tim Terefektif Eropa di Sisi Sayap Pertahanan Red Devils
BolaSkor.com - Panas terik menyinari lapangan latihan sepak bola di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), seluruh pemain Manchester United dengan senyuman berlatih dalam pemusatan latihan di tengah musim, menikmati panas yang sangat jarang terjadi di Inggris.
Waktu istirahat telah tiba. Ole Gunnar Solskjaer, dengan uban di rambutnya, mengenakan baju putih dan celana pendek, menghampiri Jesse Lingard, Marcus Rashford, dan Anthony Martial yang sedang duduk santai dan berbincang. Turut dalam pembicaraan Solskjaer berkata.
"Tersisa waktu dua detik, Becks (David Beckham) memberikan operan sempurna dari sepak pojok. Teddy (Sheringham) mendefleksikan bola. Sisanya sejarah."
Baca Juga:
Prediksi Tottenham Vs Man United: Seleksi bagi Solskjaer dan Pochettino
9 Statistik Menarik Jelang Laga Tottenham Vs Man United
Tottenham Hotspur Vs Manchester United, Berakhirnya Dominasi The Red Devils

Solskjaer menceritakan satu momen yang tidak akan pernah dilupakan dalam hidupnya: cerita treble winners 1999. Final Liga Champions, ketika Man United menang dramatis 2-1 melawan Bayern Munchen di waktu tambahan babak kedua.
Percakapan terus berlangsung, sesekali, mungkin saja Solskjaer juga berkata dalam ceritanya itu "Dahulu, dalam 11 kesempatan saya bertemu Spurs, saya telah mencetak tujuh gol." Seraya berharap trio Lingard, Rashford, dan Martial termotivasi dengan capaian itu.
Zaman telah berbeda, Solskjaer. Tottenham sekarang bukan lagi Tottenham yang bisa disebut "Ayolah anak-anak, ini (cuma) Tottenham," seperti yang pernah diutarakan Sir Alex Ferguson, eks manajer tersukses United se-Britania Raya.
Spurs yang kini diasuh oleh Mauricio Pochettino, berkembang pesat selama lima tahun ini sebagai tim kuda hitam petarung titel Premier League, konsisten bermain di Liga Champions, dan punya permainan ofensif dan terefisien di Eropa.
The Lilywhites sekarang ada di urutan tiga klasemen dengan perolehan 48 poin, 46 gol, 21 kali kebobolan, dan terpaut 10 poin dari Man United di peringkat enam, yang telah mencetak 43 gol dan 32 kali kebobolan.

"Ketika Anda bermain melawan tim yang hebat maka Anda harus bertahan. Anda harus mendapatkan kelayakan untuk memenangi pertandingan sepak bola," tutur Solskjaer di Sky Sports.
"Kami tidak akan gila-gilaan menyerang dan naif, tapi Manchester United adalah sepak bola yang ofensif. Kami harus bermain di sana dan bermain ofensif, kami harus menang untuk menjaga kans melewati mereka di liga."
Tentu, Solskjaer tidak bisa menaikkan garis pertahanan Man United terlalu tinggi untuk terus bermain ofensif, sembari menjaga penguasaan bola. Spurs telah membuktikan bahwa mereka tim paling efektif dan efisien dalam melancarkan serangan balik, mengonversinya jadi gol.
Ancaman Serangan Balik di Sisi Sayap Pertahanan United
"Pada 25-30 menit pertama, kami punya masalah besar keluar dari sepertiga pertahanan. Kami banyak kehilangan bola dan, melawan Tottenham, sangatlah berbahaya kehilangan banyak bola di pertahanan. Dari sisi serangan balik pendek, mereka mungkin yang terbaik di Eropa."

Maurizio Sarri, manajer Chelsea, mengatakannya usai melihat The Blues kalah 1-3 tahun lalu - kekalahan yang mengakhiri rekor tak pernah kalah Chelsea di seluruh kompetisi.
Tidak salah memang jika Spurs disebut memiliki serangan terbaik di Eropa. Tingkat konversi gol mereka sebanyak 17 persen dengan catatan 2,2 gol per laga.
Tiga gol yang mereka ciptakan terjadi dari serangan balik, sementara sisa dari 46 gol dari: permainan terbuka (28 kali), situasi bola mati (11 kali), penalti (tiga kali), dan sekali bunuh diri.
Terlebih, area serang mereka didominasi di sisi kiri dan kanan. Sebanyak 37 persen terjadi di kiri permainan, persentase sama terjadi di sebelah kanan, dan 26 persen sisa dari tengah permainan.

Area sayap itulah yang mungkin akan coba dieksploitasi Spurs di laga nanti. United memang sering membuka celah di sisi sayap karena full-backs yang terlalu ofensif, belum lagi ada Ashley Young atau Antonio Valencia yang biasa bermain di posisi itu.
Keduanya memang sudah sering bermain di posisi itu, tetapi, baik Valencia atau Young bukanlah bek kanan-kiri murni, hingga naluri bertahan mereka tidak sebaik Luke Shaw atau Matteo Darmian.
Spurs punya Son Heung-min, Lucas Moura, Danny Rose, Kieran Trippier, dan Christian Eriksen, yang suka membangun serangan di sisi sayap. Jika tidak menutup celah di area tersebut, alamat bahaya bagi Man United yang di awal musim ini kalah 0-3 dari lawan yang sama di Old Trafford.
Man United, yang sudah 10 kali kehilangan bola karena dicuri lawan - dua berbuah gol dan delapan tidak, tak bisa lengah menghadapi tekanan pemain Spurs di Wembley. Laga pekan 22 Premier League itu berlangsung Minggu (13/1) pukul 23.30 WIB.