Analisis Feature Italia Berita

Analisis Taktik AC Milan: xGA 1, Pertahanan Kuat, Serangan Efisien dengan Taktik 3-5-2

Arief Hadi - Jumat, 26 September 2025

BolaSkor.com - Di kala satu tim kesulitan mengaplikasikan taktik tiga bek pada variasi 3-4-3 di suatu tempat, AC Milan beradaptasi dengan cepat.

Periode dua AC Milan bersama Massimiliano Allegri berjalan baik dan semua bermula dari kekalahan di laga pembuka Serie A.

Milan kalah 1-2 dari klub promosi, Cremonese, pada laga kandang di depan fans mereka di San Siro, ya, di depan fans tuan rumah.

Baca Juga:

Jadwal Babak 16 Besar Coppa Italia 2025/2026: AC Milan Bertemu Lawan Kuat

Hadapi Napoli dan Juventus, Ujian Level Bermain AC Milan

Peluang Rafael Leao Tampil pada Pertandingan AC Milan vs Napoli

"Jika kita melihat performanya, kami melepaskan delapan tembakan tepat sasaran, tetapi perbedaannya terletak pada tekad yang kami miliki saat menyerang dan bertahan," ujar Allegri kepada DAZN Italia pasca melawan Cremonese.

"Kami kebobolan dua gol yang sebenarnya bisa dihindari, padahal seharusnya bisa kami cegah dengan sedikit lebih berkonsentrasi."

"Untungnya, ini baru laga pertama dan kami punya waktu untuk memperbaiki detail-detail ini."

Waktu berlalu dan perubahan itu terjadi cepat dengan skuad Milan yang melalui empat laga beruntun dengan kemenangan, di seluruh kompetisi, tanpa kebobolan gol.

Aturan Ketat Max Allegri

Massimiliano
Massimiliano Allegri (Foto: Football-Italia)

Perubahan itu terjadi, diawali dari peraturan tegas di luar lapangan laga dan menurut Corriere della Sera ada empat aturan tersebut.

Keempat aturan itu adalah kewajiban berbicara bahasa Italia, baju yang sama untuk laga tandang, kewajiban retret sebelum laga, dan pemain serta staf harus makan bersama di Milanello serta duduk di satu meja makan.

Selain itu ditambahkan oleh Sempre Milan, chemistry atau kesatuan Milan kini menjadi lebih kuat, dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi.

Bantuan dari pemain-pemain senior berpengalaman juga membantu kesatuan tersebut, semisal dari juara enam kali Liga Champions, Luka Modric, dan eks pemain Juventus, Adrien Rabiot.

Semua faktor itu melebur, bersatu, yang berujung dengan permainan solid dan kompak di lapangan pertandingan pada taktik 3-5-2 yang seimbang, baik itu kala bertahan atau menyerang.

Formasi 3-5-2

Taktik 3-5-2 AC Milan (WhoScored)

"Saya tidak tahu apakah tim ini meniru karakteristik pelatih, tetapi para pemain memang menampilkan performa yang luar biasa malam ini."

"Ketika kami tiba, tim bersemangat untuk belajar, dan inilah hasil dari kerja keras mereka."

"Mereka tidak mengeluh apa-apa, mereka telah bekerja sangat keras, dan kami menciptakan tim yang solid."

"Kami tahu itu adalah sesuatu yang harus kami perbaiki, yang kami lakukan baik sebagai tim maupun individu."

"Para pemain ini bersemangat untuk berubah dan, seperti kata pelatih saya, kami ingin mengurangi kerusakan seminimal mungkin."

Marco Landuci, asisten pelatih Milan, mengutarakan perubahan bermain Milan kini juga tak lepas dari kerja keras para pemain.

Terlepas dari taktik tiga atau empat bek, atau formasi apapun, sistem tersebut tidak akan berjalan apabila tak ada kemauan dari pemain.

Skuad Milan membuktikan apabila sistem dapat berjalan baik jika para pemain bekerja keras mewujudkannya.

Hasilnya, Milan kini jadi tim yang solid pada fase bertahan dan juga efektif kala menyerang: tipikal tim Allegri.

Clean Sheets dan Pesta Gol

AC
AC Milan kala menang 3-0 atas Lecce (Football-Italia)

Diakumulasikan dari empat laga Milan di Serie A, prediksi gol kebobolan (xGA) Milan sebanyak 1 atau 0,25 per laga.

Catatan itu, sejauh ini, jadi yang terbaik di Eropa dengan Napoli ada di urutan dua dan dua kali lipat dari Milan, yakni 2,4.

Catatan tanpa kebobolan gol (clean sheets) Milan terjadi kala melawan Lecce (2-0), Bologna (1-0), Udinese (3-0) di Serie A, serta 3-0 atas Lecce di Coppa Italia.

"Idenya bagus," ujar Kosta Runjaic, pelatih Udinese, kepada Sky Sport Italia beberapa waktu lalu.

"Ini bukan soal taktik, ini soal interpretasi posisi tunggal. Kami kurang baik dalam melakukan pergeseran, terutama di sisi kanan, di mana kami terlalu dalam."

"Kami membuat kesalahan dengan tiga bek di setiap pertandingan, jadi kami mengubah sesuatu hari ini, saya bertanggung jawab dan saya yakin itu bisa membantu, tetapi malam ini Milan lebih baik dalam semua aspek."

Bertahan dengan 4-4-2 dan 5-2-3, Serangan Efisien

Fase bertahan AC Milan (SempreMilan)

Dengan taktik 3-5-2 Milan memeragakan dua fase saat bertahan yang berubah menjadi 4-4-2 atau 5-2-3.

Intinya, para pemain Milan kompak dengan memadatkan pemain di tengah dan memaksa lawan bermain melebar.

Pada taktik itu juga Milan punya dua gelandang pekerja keras yang sanggup membantu tim kala bertahan, juga membantu transisi bermain, yakni Adrien Rabiot dan Youssouf Fofana.

Sementara untuk satu gelandang lainnya bergantian ditempati Luka Modric atau Samuele Ricci, dengan fokus mengalirkan serangan dan dapat beroperasi lebih ofensif.

Bagaimana dengan permainan ofensif Milan?

Peran dua bek sayap, dalam hal ini Alexis Saelemaekers dan Pervis Estupinan, penting dengan upaya saat bertahan dan naik membantu serangan.

Keduanya selalu menghadirkan opsi serangan dari serangan sayap dan salah satu aspek yang digunakan Milan adalah escadinhas.

Escadinha permainan posisi diagonal AC Milan (SempreMilan)

Dikenal dengan permainan di Flamengo, dengan penempatan posisi diagonal (escadinhas), permainan itu dapat membongkar pertahanan lawan dengan operan bola pendek dan cepat.

Pola permainan tersebut digabungkan dengan permainan lambung, bola terobosan, yang dibarengi visi bermain pemain, serta overload (memadati) area kotak penalti lawan dengan kuantitas pemain Milan.

Dengan lima gelandang di atas kertas formasi, tiga gelandang tengah, dominasi penguasaan bola Milan tak terhindarkan.

Seperti saat Milan mendominasi 61 persen penguasaan bola lawan Udinese dengan total 13 tendangan, sementara dengan dominasi 77 persen atas Lecce yang bermain dengan 10 pemain.

Permainan Milan perlahan berjalan sesuai keinginan Allegri, pelatih yang pernah memenangi titel Serie A, tapi ujian sesungguhnya baru akan dimulai karena Milan belum melawan Napoli, Juventus, hingga sang rival sekota, Inter Milan.

Bagikan

Baca Original Artikel