Analisis: Matikan Paul Pogba, Liverpool Sudah Mengunci Kartu Truf Manchester United
BolaSkor.com - Liverpool dihadapkan pada tantangan besar dalam perjalanan menuju titel Premier League 2018-19. The Reds akan menyambangi Old Trafford, markas seteru bebuyutan Manchester United di pekan 27 Premier League, Minggu (24/2) malam WIB.
Berbeda 180 derajat dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini Man United tidak bertarung merebutkan titel Premier League, melainkan untuk mengamankan posisi di empat besar klasemen (zona Liga Champions).
Sementara Liverpool bersaing dengan Manchester City, sang juara bertahan, dalam merebutkan titel Premier League. Perolehan poin keduanya sama, namun Man City unggul karena perbedaan selisih gol dan memainkan satu laga lebih banyak.
Begitu banyak duel kunci yang akan terjadi di pertandingan nanti. Tapi jika boleh memilih salah satu, maka nama Paul Pogba patut dikedepankan, karena dia pemimpin kebangkitan Setan Merah di era Ole Gunnar Solskjaer.
Baca Juga:
Jurgen Klopp Sudah Pikirkan Kemungkinan Terburuk Andai Dibekuk Manchester United
Prediksi Man United Vs Liverpool: Laga Penentu Persaingan Titel Premier League 2018-19
Jurgen Klopp Ungkap Lawan Berat Liverpool Selain Manchester United

Ucapan Solskjaer Agustus silam, kala masih melatih Molde, benar-benar dipraktikkannya di Man United. Solskjaer berkata akan membangun kekuatan di sekitar Pogba agar ia dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Faktanya memang itu yang terjadi. Sembilan gol dan lima assists ditorehkan Pogba dari 12 laga di seluruh kompetisi bersama United-nya Solskjaer. United total meraih 11 kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan dari total 13 laga di seluruh kompetisi.
Bisa diartikan Pogba saat ini merupakan nyawa permainan Man United. Alhasil, mematikan Pogba sama dengan keberhasilan Liverpool untuk unggul selangkah dan coba meraih hasil positif dari Old Trafford.
"Kita semua telah melihat Pogba yang didatangkan Man United beberapa tahun lalu dan juga (Ander) Herrera dalam performa bagus. Mereka semua bagus sebelumnya, tapi sekarang lebih percaya diri dan mampu memaksimalkan potensi," tutur Jurgen Klopp soal Pogba dan Herrera.
Liverpool Curi Ilmu dari PSG
PSG (Paris Saint-Germain) satu-satunya tim sejauh ini yang mampu menghentikan Pogba dan Man United meraih kemenangan. Thomas Tuchel dengan cerdasnya menempatkan dua pemain, Marquinhos dan Marco Verratti untuk menjaga Pogba.
Marquinho seperti pacar yang posesif dan tidak ingin melepas Pogba ke mana pun dia berjalan. PSG pun menang 2-0 di Old Trafford di leg satu 16 besar Liga Champions. Liverpool bisa mencuri ilmu dari PSG dan menerapkannya nanti.
Jika situasi itu terjadi, Solskjaer hanya bisa berharap para pemain United lainnya mengambil inisiatif serangan, hingga tidak terlalu bergantung kepada Pogba untuk mengatur serangan Man United.

"Anda melihat PSG menjaganya (Pogba), tim-tim lain mungkin juga melakukannya, saya tidak tahu apakah Liverpool akan melakukannya, jika mereka melakukannya, dia punya pengalaman. Itulah yang dilakukan PSG dan menghentikan Paul, tapi itu menciptakan ruang bagi pemain lain dan kami harus siap untuknya," papar Solskjaer.
Man United memang memiliki banyak pemain yang sama berbahayanya dengan Pogba semisal: Marcus Rashford, Romelu Lukaku, Juan Mata, dan Anthony Martial. Namun, tanpa Pogba untuk mengatur serangan, suplai bola kepada mereka tidak berjalan dengan baik.
Sistem bermain United itu bertolak belakang dengan permainan "Heavy Metal" ala Jurgen Klopp. Permainan Liverpool tidak indah dan mereka tak punya gelandang kreatif untuk mengatur serangan.
Akan tapi, Liverpool punya kolektivitas bermain yang selalu merepotkan lawannya dengan gaya main gegenpressing: menekan lawan dengan intensitas tinggi dari area ketiga pertahanan Liverpool, merebut bola, dan melancarkan serangan balik cepat.
Kala situasi itu terjadi, Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane sangat berbahaya ketika langsung berhadapan dengan pertahanan United.
Tugas mengawal Pogba, apabila Klopp memilih untuk menjaga pergerakannya, maka berpotensi diberikan kepada Georgio Wijnaldum, Jordan Henderson, atau James Milner. Jika tidak melakukan penjagaan ketat kepadanya, setidaknya Liverpool akan merepotkan Pogba agar tidak leluasa membangun serangan.
Gelandang asal Prancis berusia 25 tahun memang sangat berbahaya jika dibiarkan mengontrol bola. Pogba punya kemampuan komplit dalam posisi sebagai gelandang tengah: dapat membantu tim bertahan, merebut bola, melakukan transisi bermain, memiliki visi dan operan yang bagus, dan mampu mencetak gol.
"Gagasan saya adalah memainkan kemampuan terbaiknya sebagai gelandang serang. Ada banyak tipe gelandang, tapi dengan tipe bermainnya, saya pikir tidak ada satu pun yang mendekati kemampuan fisiknya," imbuh Solskjaer.