Analisa Head to Head Antarlini Manchester City Vs Manchester United
BolaSkor.com - Perang bintang akan terhampar di Etihad Stadium, kala pekan 33 Premier League berlangsung antara Manchester City kontra Manchester United dalam laga bertajuk Derby Manchester. Pertaruhan di laga nanti bukan cuma sekedar gengsi antar sesama klub Manchester, melainkan titel Premier League untuk Man City.
The Citizens dapat berpesta di atas penderitaan Man United jika mereka meraih kemenangan. Tiga poin sudah cukup memastikan titel Premier League kelima untuk Man City, sehingga mereka bisa fokus bermain di leg kedua delapan besar Liga Champions melawan Liverpool di Etihad Stadium.
Man United asuhan Jose Mourinho jelas tak ingin hal itu terjadi kepada mereka. Jadi, pertarungan sengit berpotensi terjadi di Etihad Stadium karena motivasi dan hasrat besar kedua tim untuk tidak mengalah satu sama lain. Selain itu, ada sedikit "keuntungan" bagi Man United, karena Pep Guardiola berpotensi merotasi skuatnya di Derby Manchester.
Laga melawan Man United terjadi di antara dua leg delapan besar Liga Champions melawan Liverpool. Pasca kalah 0-3 dari leg pertama, Man City siap bertarung habis-habisan di leg kedua nanti untuk menciptakan keajaiban. Itulah mengapa, Guardiola membutuhkan pasukan terbaiknya dalam kondisi bugar untuk menghadapi The Reds.
Kendati demikian, Guardiola memiliki kemewahan dengan skuat yang dimilikinya. Meski merotasi skuatnya, Man City tetap berkualitas dan mumpuni mengalahkan Man United. Khususnya, dengan permainan ofensif yang sudah mereka perlihatkan sepanjang musim ini.
Seperti biasanya, beberapa pemain berpotensi menjadi pembeda hasil akhir laga nanti. Siapa mereka? Semua pemain kedua kesebelasan sangat krusial perannya. Kedua tim memiliki pemain-pemain top untuk ditampilkan masing-masing manajer.
Siapa yang kira-kira akan dimainkan Mourinho dan Guardiola di laga nanti? Berikut kami berikan duel head to head antarlini kedua kesebelasan.
1. Kiper
Kedua tim memiliki kiper berkualitas. Bedanya, David De Gea sudah terlebih dahulu populer dengan statusnya sebagai kiper top dunia. Ia sudah membela Man United sejak tahun 2011 dan kini berstatus kiper nomor satu Timnas Spanyol. Sementara Ederson, baru datang dari Benfica ke Man City di awal musim panas ini.
Dengan jumlah penampilan yang sama di Premier League, yaitu 31 laga, De Gea unggul catatan clean sheets 16 berbanding 14, dan memiliki jumlah penyelamatan yang lebih banyak, yakni 89 penyelamatan berbanding 45 Ederson. De Gea unggul statistik.
Akan tetapi, jika ditarik dari sudut pandang atau ruang lingkup yang lebih besar, catatan statistik itu sedianya menandakan pertahanan kedua tim. De Gea bisa lebih banyak melakukan penyelamatan, berarti lawan sering melakukan tendangan ke gawangnya. Sedangkan Ederson, lebih terlindungi dengan dominasi penguasaan bola yang biasa diperlihatkan Man City, sehingga ia tidak banyak melakukan penyelamatan. Namun pada laga nanti, tentu refleks dan kualitas keduanya diharapkan masing-masing fans, dapat menyelamatkan timnya dari kekalahan.
2. Lini Belakang
Kedua tim sama-sama menyandang status pertahanan terbaik di Premier League. Man City baru kebobolan 21 gol, sementara Man United 23 gol. Tetapi, permainan kedua tim sepenuhnya berbeda. Pertahanan Man City kuat karena penguasaan bola, sementara Man United dengan gaya bermain yang cenderung hati-hati dan defensif ala Mourinho.
Gaya bermain pemain kedua kesebelasan di lini belakang pun berbeda. Man City lebih variatif karena Guardiola memiliki bek-bek dengan tipe bermain yang berbeda-beda. Vincent Kompany dan Nicolas Otamendi memiliki keunggulan duel bola udara. John Stones dan Aymeric Laporte piawai membangun serangan dari belakang dengan kemampuan mereka mengoper bola. Singkatnya, barisan bertahan Man City mampu membangun serangan dari lini belakang.
Situasi berbeda 180 derajat justru terjadi di Man United. Mourinho lebih suka bek yang praktis dalam menjalankan tugasnya ketika bertahan, tidak banyak mendribel bola dan disiplin dalam bertahan. Ia lebih suka memainkan Chris Smalling, Eric Bailly, atau Marcos Rojo yang lugas saat bermain.
Pertahanan kedua tim akan sama-sama menghadapi lini serang yang berbeda. Lini belakang Man City akan dihadapkan pada kekuatan fisik Romelu Lukaku, serta kelincahan Anthony Martial, Alexis Sanchez, dan Jesse Lingard. Sedangkan lini belakang Man United, harus lebih disiplin menghadapi potensi serangan Man City yang akan datang dari berbagai arah.
3. Lini Tengah
Perebutan bola di zona ini akan sangat krusial pada laga nanti. Man City, meski Guardiola berkata akan sedikit merotasi skuatnya, disinyalir masih akan tetap mengandalkan Kevin De Bruyne dan David Silva untuk menjaga penguasaan bola. Pergerakan mereka akan ditopang oleh Ilkay Gundogan atau Fernandinho, yang lebih bertugas sebagai pivot, sekaligus pelindung bagi lini belakang.
Satu-satunya cara bagi Man United untuk mengimbangi kekuatan Man City di lini tengah, adalah menerapkan high pressing, seperti halnya Liverpool di Liga Champions. Dengan cara itu, para pemain Man City tak akan leluasa memainkan bola dan rawan diserang balik.
Man City akan menguasai penguasaan bola. Jadi, lini tengah Man United bertugas menangkalnya, dengan mengandalkan Scott McTominay dan Nemanja Matic, untuk menjadi tembok pertama pertahanan Man United. Gelandang seperti Paul Pogba mungkin akan dicadangkan Mourinho karena tidak memiliki kemampuan bertahan yang bagus.
Namun, jika Mourinho memainkan tiga gelandang sekaligus, Pogba bisa bermain dengan Matic atau McTominay, atau Ander Herrera dengan Marouane Fellaini. Tugas lini tengah Man United selain mengimbangi gelandang-gelandang kreatif Man City, adalah melakukan transisi cepat dari bertahan ke penyerangan.
4. Lini Depan
Perbedaan mencolok dari lini depan kedua tim adalah pembagian tugas gol. Kala Man United lebih bergantung dengan kekuatan fisik dan insting gol Romelu Lukaku, yang telah mencetak total 26 gol musim ini, pembagian gol Man City lebih berimbang. Hampir seluruh pemain ofensif Man City bisa mencetak gol, seperti: Leroy Sane, Raheem Sterling, Silva, De Bruyne, Gabriel Jesus, Sergio Aguero, hingga Gundogan dan Fernandinho.
Lukaku akan bertugas sebagai target man yang dapat mencetak gol sendiri, atau membuka ruang bagi rekan setimnya, karena pergerakannya akan ditopang pemain-pemain lincah di belakangnya seperti: Anthony Martial, Marcus Rashford, Jesse Lingard, dan Alexis Sanchez. Lini belakang Man City disinyalir sudah mengantisipasi potensi serangan balik Man United.
Sedangkan Man United, akan menumpuk pertahanan mereka untuk mengantisipasi serangan Man City yang akan dilancarkan dari berbagai arah.