Alchides Ghiggia, Simbol Kejayaan Uruguay 1950

BolaSkor - Senin, 23 Desember 2013

Montevideo - Dunia pernah mengenal sosok seorang pesepakbola handal yang menjadi pahlawan La Celeste Uruguay saat membungkam Brasil di partai puncak Piala Dunia 1950. Dia adalah pencetak gol kemenangan Uruguay saat menjadi kampiun di ajang tersebut. Sejarah juga akan mencatat kehebatan salah satu winger kanan terbaik dunia bernama Alcides Ghiggia. Historia Maracanazo Alcides Ghiggia4Lahir di Ibukota Uruguay Montevideo, 22 Desember 1922 dengan nama lengkap Alcides Edgardo Ghiggia. Ghiggia mengawali karier sebagai pesepakbola di klub legendaris Uruguay Penarol pada tahun 1948. Bersama Penarol Ghiggia bermain selama 5 musim hingga tahun 1953. Permainan impresif bersama Penarol mengundang deca kagum dari pelatih legendaris Uruguay Juan Lopez. Lopez akhirnya memanggil Ghiggia untuk bergabung dengan Tim Nasional Uruguay pada tahun 1950. Juan Lopez yang sedang mempersiapkan Uruguay di ajang Piala Dunia 1950 di Brasil tentu tak salah memasukan namanya. Ghiggia seakan menggila di Brasil pada tahun itu, kecepatan dan determinasi tingginya seakan tak mampu dihadang oleh para pemain lawan. Dari empat kali penampilannya di putaran Final ia selalu mampu mencetak gol. Penampilannya seakan menyihir publik Brasil dan semua mata tertuju pada Ghiggia. Puncaknya adalah ketika ia berhasil mengantar La Celeste maju ke partai puncak. Dalam partai penentuan itu Uruguay harus berhadapan dengan tim tangguh sekaligus tuan rumah Brasil. Sederet nama besar yang dimiliki Brasil seperti Ademir, Zizinho, Baltazar dan Chico tentu menggetarkan tim mana pun yang menghadapinya. Namun hal ini tidak berlaku bagi seorang Ghiggia. Bak kereta api dengan kecepatan tinggi Ghiggia mampu merepotkan para pemain Brasil. Laga final berlangsung ketat kala itu, kedua tim Amerika Latin ini sama-sama ingin merebut gelar juara dunia pasca berakhirnya Perang Dunia II yang menghentikan Piala Dunia selama 12 tahun. Brasil unggul terlebih dulu dalam laga itu lewat gol yang dicetak oleh Friaca di menit 47. Gemuruh 100 ribu pendukung Brasil di Estadio do Maracana seakan memberi keyakinan pada tuan rumah untuk bisa merebut gelar juara. Sorakan pendukung tuan rumah yang membuat gentar semua lawan Selecao itu rupanya tak membuat nyali Uruguay lantas ciut. Juan Alberto Schiaffino mampu membuat seisi stadion terdiam saat golnya di menit 66 mampu menyeimbangkan kedudukan. Alcides Ghiggia2Bak tersambar petir, Brasil yang bermain dengan beban berat di depan publiknya sendiri seakan tak percaya Uruguay mampu berbalik unggul di menit 79. Adalah Alcides Ghiggia yang menjadi pencetak gol bagi Uruguay dan mampu membalikan keadaan bagi anak asuh Juan Lopez. Seakan tak percaya, Selecao yang tertinggal satu gol mulai putus asa kala pertandingan memasuki 10 menit akhir. Kecepatan dan teknik menggiring bola ciamik yang dipertontonkan Ghoggia tak mampu diimbangi oleh nama-nama besar Brasil. Ghiggia seakan berlari secepat kilat dan tak mampu dikejar para pemain Brasil. Hingga akhir laga, skor tidak berubah bagi kedua tim. Uruguay keluar sebagai kampiun dengan menyematkan gelar pahlawan bagi seorang Alcides Ghiggia. Momentum tersebut akan selalu diingat oleh publik Brasil dan menjuluki pertandingan tersebut dengan "Maracanazo", atau jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia berarti "Tamparan Maracana". Magis Ghiggia seakan menyihir para pemain Brasil dan pendukungnya sehingga tak mampu merebut gelar juara dunia di kandang sendiri. Dari Montevideo ke Roma Alchides Ghiggia4Penampilam menawan Ghiggia di Penarol dan Piala Dunia 1950 ternyata membuat raksasa Italia AS Roma tertarik untuk memboyongnya ke Italia. Akhirnya di musim 1953-1954 Ghiggia hijrah ke Ibukota Italia. Sebagai pemain berpengalaman jelas Ghiggia diberikan perhatian lebih, 3 musim di Roma ia diangkat menjadi kapten tim di musim 1957/1958. Tahun 1961 Ghiggia juga mengantar Serigala Ibukota meraih gelar Inter-Cities Fair Cup, kompetisi ini adalah embrio Piala UEFA di masa yang akan datang. Sayang, selama 8 musim di Roma ia tidak mampu memberikan gelar juara Serie A untuk I Luppi. Pada tahun 1957 sebuah keputusan yang diambil Ghiggia sontak menggegerkan dunia sepakbola. Pada tahun itu Ghiggia yang menjadi pahlawan Uruguay memutuskan untuk berpindah status kewarganegaraan menjadi warga negara Italia. Keputusannya untuk ber-naturalisasi tentu saja membuatnya dikecam banyak pihak. Publik Italia tentu menyambut gembira keputusannya itu, namun warga Uruguay tentu mengecamnya. Pahlawan yang pernah dielukan berpindah kubu ke tim kuat lainnya. Naturalisasi Ghiggia ternyata buntut kedekatannya dengan legenda Uruguay lainnya Juan Alberto Schiaffino. Schiaffino lebih dulu pindah kewarganegaraan Italia di tahun 1954. Alcides Ghiggia3 Schiaffino dan Ghiggia kemudian masuk ke Tim Nasional Italia, duet pahlawan yang mengantar Uruguay pada Piala Dunia 1950 ini ternyata gagal mengantar Italia ke putaran Final Piala Dunia 1958 di Swedia. Schiaffino yang lebih dulu bergabung dengan Italia memiliki catatan lebih baik. Schiaffno berhasil mengantar Italia hingga semifinal Piala Dunia 1954 sebelum dihentikan Hungaria 4-2 di fase itu. Ghiggia yang gagal total bersama Gli Azzurri hanya bermain sebanyak 5 laga dan mencetak 1 gol. Tahun 1961, Ghiggia hijrah ke AC Milan. Di usianya yang sudah tidak muda lagi permainannya terus menurun, bersama Milan ia hanya bermain dalam 4 laga dan tidak mencetak satu gol pun. Semusim di Milan Ghiggia pun memutuskan untuk kembali ke kampung halamnnya Uruguay, kali ini ia bergabung dengan klub Uruguay lainnya Danubio. Ghiggia pensiun dari dunia sepakbola bersama Danubio di tahun 1968. Pelatih dan Kecelakaan Maut Selama hampir 12 tahun Ghiggia semoat menjauh dari dunia sepakbola, ia kembali ke dunia yang membesarkan namanya tersebut pada tahun 1980 dengan menjadi suksesor klub yang pertama kali dibelanya Penarol.Alchides Ghiggia Bulan Juni tahun 2012, dunia sepakbola hampi saja kehilangan seorang legendanya. Nyawa Ghiggia hampir saja melayang dalam sebuah peristiwa kecelakaan hebat di Canelones, sebuah kota di Uruguay. Kecelakaan itu terjadi saat Ghiggia dalam perjalanan darii Montevideo menuju Los Piedras. Mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan sebuah truk dan menyebabkan mobil rusak parah. Ghiggia mengalami luka yang cukup parah, tulang pahanya patah dan bahunya mengalami dislokasi. Beruntung Tuhan masih bersamanya dan tak mengambil nyawa Ghiggia yang saat itu sudah berusia 86 tahun. Hingga saat ini Ghiggia masih dalam kondisi sehat dan turut hadir dalam acara drawing Piala Dunia 2014 di Bahia, Brasil pada tanggal 6 Desember lalu. Ghiggia baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 87 pada tanggak 22 Desember lalu. Dunia sepakbola akan mencatat seorang bakat luar biasa yang dimiliki oleh salah satu winger kanan terbaik dunia dalam diri Alcides Ghiggia. Namanya juga disejajarkan dengan para legenda sepakbola dunia seperti Pele, Giuseppe Meazza, Eusebio, Franz Beckenbauer, dan Diego Armando Maradona.

Bagikan

Baca Original Artikel