Lainnya Sports Berita

Ada Isu Bagi-bagi Medali Setiap Penyelenggaraan SEA Games, PB IWbA Tegaskan Sapu Bersih untuk Indonesia

Tengku Sufiyanto - Selasa, 09 Desember 2025

BolaSkor.com - Ketum Indonesia Woodball Association (IWbA), Aang Sunadji, menanggapi adanya bagi-bagi medali sesama negara di ajang SEA Games.

Isu bagi-bagi medali selalu menjadi sebuah rumor yang dibicarakan dalam tiap ajang, baik nasional maupun internasional.

SEA Games 2025 yang digelar di Thailand pada 9-20 Desember 2025 pun tak terlepas dari isu tersebut di mana dalam sebuah cabor sudah ada perjanjian agar salah satu negara sengaja mengalah dan memberikan kemenangan untuk negara lain dengan imbalan uang atau yang lainnya.

Baca Juga:

Wawancara Eksklusif Ketua Umum IWbA Aang Sunadji: Woodball Indonesia Siap Harumkan Merah-Putih di SEA Games 2025

Diperkuat Atlet-atlet Papan Atas, Tim Woodball Indonesia Targetkan Juara Umum SEA Games 2025

Indonesia Peringkat Satu Ranking Dunia Woodball 2025, Menguasai Lima Besar

Aang Sunadji secara tegas mengatakan bahwa dirinya sangat menentang praktik tersebut dan memastikan bahwa tim Woodball Indonesia akan berjuang sekuat tenaga, dan tidak akan tergoda apabila nantinya ada tawaran dari negara lain untuk mengalah.

“Saya pastikan 1000 persen, kalau ada pertanyaan nanti Ketum bagi-bagi ini-itu segala macam, itu berita recehan yang tidak bertanggung jawab. Enggak ada. Semua kalau bisa namanya sapu bersih, sapu bersih bawa pulang,” ucap Aang Sunadji kepada BolaSkor, Selasa (9/12).

“Kalian (para atlet) jadi PNS, kalian dapat duit jadi miliarder, saya bahagia. Sudah enggak ada yang lebih bahagia dari itu saya,” tegasnya.

Woodball Indonesia Tegas dalam Bersikap

Ajang
Ajang President Cup pada Asian Cup Woodball Championship 2025 (MerahPutihMedia/Kanuraghan)

Aang Sunadji mengungkapkan bahwa dirinya sudah sering mengatakan secara keras penolakan terhadap praktik seperti itu, bahkan di depan negara lain.

Oleh karena itu, hingga saat ini belum ada negara lain yang berani mengatakan atau menawarkan imbalan untuk melakukan bagi-bagi medali.

“Saya pada saat General Assembly International Federation, itu di depan forum, saya bilang ‘Indonesia tidak akan pernah mau untuk diajak negosiasi bagi-bagi medali’,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Wakil Bendahara NOC Indonesia itu.

Aang Sunadji mengaku tidak rela apabila melihat perjuangan dan pengabdian para atlet Woodball indonesia hancur karena praktik kotor dari bagi-bagi medali tersebut.

“Coba bagaimana rasanya seorang atlet yang mengabdi dan tidak memikirkan uang, misalnya sampai babak final, ingin Indonesia Raya berkumandang dan menunjukkan medali emas ke keluarga, terus saya suruh kalah, apa tidak dosa saya?” ucap Aang Sunadji.

“Jadi saya bilang, jangan pernah ajak saya kongkalikong kayak gitu. Kalau mau, demo dan turunin aja saya dari (posisi) Ketum, saya enggak peduli. Jadi, tidak ada bagi-bagi medali di sini. Saya tidak rela, saya sekali lagi saya tidak rela atlet saya sedih gara-gara hal-hal gini,” tegasnya.

Menurutnya, praktik bagi-bagi medali adalah tindakan pengecut dari para oknum sekaligus mencederai nilai-nilai yang sudah tertuang di Olympic Charter.

Tak Takut Ancaman Woodball Hilang dari SEA Games

Ketua
Ketua Umum PB Indonesia Woodball Association (IWbA), Aang Sunadji, usai menghadiri General Assembly Asian Woodball Federation 2025 di JSI Resort, Jumat (22/8). (MP Media/BolaSkor.com/Kanugrahan)

Aang Sunadji juga mengaku tak takut dengan ancaman Woodball tak lagi dipertandingkan di SEA Games edisi berikutnya apabila Indonesia terlalu dominan dan negara lain protes.

Menurutnya, itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi asosiasi dan federasi Internasional agar membentuk sebuah ekosistem yang baik dengan diplomasi yang tepat.

“Coba lihat cabor gimnastik, memang ada bagi-bagi medali? Tidak ada, karena apa? Diplomasinya semua sudah berjalan baik, federasi di Asia dan Internasionalnya kuat, jadi jangan menyalahkan kami,” tegas Aang Sunadji.

“Makanya Indonesia setiap General Assembly itu kita enggak mau duduk di belakang, kita duduk depan, kita bersuara paling keras. Karena kenapa? Biar mereka tahu kita ini punya integrity gitu. Integritas kita tuh jangan main-main. Makanya mereka sampai sekarang tuh enggak ada yang berani ngomong,” lanjutnya.

Aang Sunadji mengatakan bahwa tuan rumah SEA Games pada dua edisi berikutnya, yakni Malaysia (2027) dan Singapura (2029) hanya memasang target medali perak di cabor Woodball karena melihat persaingan dengan Indonesia dan tahu kalau IWbA tak bisa disogok untuk melakukan bagi-bagi medali.

“Sedangkan kami bukan tidak memperhitungkan perak, cuma di klasemen antara 11 negara ini yang nanti dihitung jumlah emasnya kan. Mau peraknya sejuta tapi kalau emasnya cuma satu ya peringkatnya enggak akan naik jadi peringkat atas gitu kan,” tutur Aang Sunadji.

“Jadi kita dan Thailand bertarung memperebutkan emas, sedangkan Malaysia dan Singapura berebut perak. Dan itu bukan karena kesepakatan, tetapi memang kembali masing-masing negara,” tutupnya.

Penulis: Gazza Roosaryatama

Bagikan

Baca Original Artikel