Ragam Feature Spanyol Berita

8 Alasan Real Madrid Juara LaLiga 2019-2020

Johan Kristiandi - Jumat, 17 Juli 2020

BolaSkor.com - Real Madrid memenangi LaLiga 2019-2020 setelah menang 2-1 melawan Villarreal. Itu merupakan gelar ke-34 Los Blancos sepanjang sejarah.

Real Madrid sempat diragukan pada awal LaLiga. Maklum, pada musim sebelumnya Sergio Ramos dan kawan-kawan tampil angin-anginan dan hanya menempati posisi ketiga di bawah Barcelona dan Atletico Madrid.

Real Madrid pun memperbaiki diri dengan merengkuh sejumlah pemain. Eden Hazard menjadi rekrutan anyar termahal pada musim ini usai membuat Madrid menggelontorkan 100 juta euro.

Baca Juga:

6 Fakta Mengesankan yang Iringi Kesuksesan Real Madrid Juara LaLiga 2019-2020

Real Madrid 2-1 Villarreal: Dua Gol Karim Benzema Bantu Los Blancos Kunci Gelar Juara LaLiga

Andai Real Madrid Juara LaLiga Malam Ini, Ada yang Tak Biasa pada Penyerahan Trofi

Dengan penampilan yang konsisten dan mental juara, Real Madrid pun keluar sebagai pemenang. Madrid mendepak Barcelona dari kursi juara bertahan.

Pertanyaannya, apa saja alasan Real Madrid bisa memenangi LaLiga musim ini? Berikut delapan di antaranya:

Materi Pemain yang Merata

Skuat Real Madrid pada musim ini punya kekuatan yang merata. Pada setiap posisi, ada dua hingga tiga pemain yang bisa mengisi.

Contohnya, pada posisi palang pintu, Madrid memiliki Eder Militao yang bisa menjadi pelapis Sergio Ramos atau Raphael Varane. Penampilan Federico Valverde yang gemilang juga memberikan kesempatan kepada Casemiro, Toni Kroos, dan Luka Modric, untuk beristirahat.

Daya serang Madrid juga lebih trengginas dengan kehadiran Eden Hazard. Untuk pelapis Hazard, Madrid masih memiliki Vinicius Junior, Marco Asensio, hingga Lucas Vazquez yang tak kalah gemilang.

Pelatih Berpengalaman

Zinedine Zidane

Sejak Zinedine Zidane kembali, penampilan Real Madrid kembali ke jalur yang benar. Zidane menyusun kepingan hingga menjadi gambar yang indah.

Zidane meninggalkan Real Madrid tidak lebih dari satu musim. Namun, dampak kepergian sang juru taktik jelas terasa. Los Merengues terseok-seok di LaLiga dan Liga Champions.

Kembalinya Zidane membuat Real Madrid kembali berlari cepat. Zidane sudah paham betul apa yang harus dilakukannya untuk membuat Madrid bersinar.

Zidane memulai dengan menyingkirkan pemain yang tak diperlukan, kemudian mendatangkan pemain incaran. Zidane juga pandai memadukan pemain muda dan berpengalaman.

Hasilnya, Madrid mulai menemukan titik konsisten. Jelas, Zidane pantas mendapatkan pujian untuk gelar ke-34 Madrid di LaLiga.

Minim Masalah Internal

Sergio Ramos

Real Madrid tidak banyak diterpa isu miring pada musim ini yang berasal dari dalam tim. Satu di antara yang kerap menjadi sorotan adalah hubungan Zidane dengan Gareth Bale.

Secara garis besar, Madrid tidak banyak menghadapi masalah internal. Manajemen yang solid dan kepandaian mengatur pemain menjadi kuncinya.

Satu di antara masalah yang paling sering terdengar adalah menyangkut Gareth Bale. Namun, masalah tersebut tidak pernah sampai menimbulkan percikan api yang besar sehingga mengganggu keseluruhan tim.

Hal berbeda jika menilik Barcelona. Barca memiliki deretan masalah internal. Masa depan Lionel Messi, hubungan Quique Setien dengan pemain, dan konflik dengan para mantan petinggi menjadi bumbu tak sedap untuk Barca pada musim ini.

Melesat Setelah Jeda Kompetisi

Kunci Real Madrid memenangi LaLiga musim ini adalah melaju kencang setelah jeda kompetisi akibat pandemi. El Real meraih 10 kemenangan beruntun hingga saat ini.

Madrid memanfaatkan betul jeda kompetisi untuk memperbaiki diri. Jajaran pelatih menganalisis setiap kesalahan untuk menemukan solusi. Sementara itu, para pemain tetap menjaga kebugaran di tengah jeda kompetisi.

Padahal, sebelum kompetisi ditunda, Madrid hanya meraih satu kemenangan dalam lima laga. Empat lainnya berakhir dengan tiga kekalahan serta satu imbang.

Kondisi berbeda dialami Barcelona. Meski hanya kalah satu kali, namun Barca kerap bermain imbang. Padahal, di atas kertas, Barca seharusnya bisa meraih tiga poin.

Fantastic Four Courtois-Ramos-Varane-Casemiro

Hanya kebobolan 23 gol dari 37 pertandingan terbukti krusial bagi Madrid untuk meraih gelar juara. Tujuh clean sheet dalam delapan pertandingan menjadi modal meraih gelar juara, dan hanya kebobolan empat gol dalam 10 pertandingan setelah jeda pandemi virus corona membuktikan betapa solidnya pertahanan Madrid.

Thibaut Courtois berhasil menjaga gawangnya tak kebobolan selama 500 menit. Raihan itu tak lepas dari dukungan pertahanan dari Sergio Ramos, Raphael Varane, dan Casemiro. Namun, kesolidan pertahanan merupakan usaha kolektif tim – Zidane juga memastikan lini serangnya terus bekerja keras untuk merebut bola, dan ia tak segan mencadangkan pemain yang tak ingin berusaha sekuat tenaga.

21 Gol Karim Benzema dan Ragam Ketajaman

Real Madrid memainkan 26 pemain berbeda dalam 37 pertandingan LaLiga musim ini, dan 21 pemain berhasil mencetak gol. Raihan 21 gol Karim Benzema sangat krusial, namun ia juga dibantu oleh keseluruhan tim.

Jeda kompetisi juga membantu para pemain yang cedera untuk pulih dan kembali bermain. Marco Asensio yang kembali bermain dan mencetak dua gol sejak kompetisi kembali bergulir dan Ferland Mendy mencetak gol pertamanya di LaLiga dalam kemenangan 2-1 atas Granada CF. Tidak ada tim lainnya di LaLiga – termasuk FC Barcelona – yang memiliki kedalaman skuat seperti Real Madrid.

Real Madrid

Kemenangan di El Clasico

Pertandingan kunci musim ini bagi Real Madrid adalah kemenangan 2-0 atas FC Barcelona dalam El Clasico di bulan Maret. Pertandingan itu sangat sengit dan ditentukan oleh gol-gol dari Vinícius Junior dan Mariano Diaz.

Tiga poin tersebut terbukti sangat krusial di akhir musim, setelah El Clásico pertama berakhir imbang 0-0. Kemenangan membawa Madrid unggul head to head dan memberikan keunggulan psikologis atas Barça pada akhir musim.

Ambisi Tinggi

Alasan terakhir, namun tak kalah penting adalah soal ambisi. Real Madrid memiliki keinginan kuat mengangkat trofi pada akhir kompetisi.

Real Madrid terakhir kali memenangi LaLiga adalah pada musim 2016-2017. Untuk klub sebesar Madrid, itu merupakan jangka waktu yang cukup lama.

Tidak heran, Madrid dikabarkan menjadikan LaLiga sebagai fokus utama pada musim ini. Tak heran, Madrid kerap mengorbankan kompetisi lainnya demi memenangi LaLiga musim ini.

Bagikan

Baca Original Artikel