7 Atlet Putra Indonesia yang Bisa Bikin Perempuan Terpesona di SEA Games 2019 Manila
Bolaskor.com - SEA Games 2019 akan berlangsung mulai 30 November hingga 11 Desember mendatang di Manila, Filipina. Dalam ajang pesta olahraga Asia Tenggara ini, Indonesia menurunkan para atlet andalan yang akan bertanding di 51 cabang olahraga.
Selain memiliki prestasi yang gemilang di masing-masing bidangnya, beberapa atlet putra ini ternyata juga punya penampilan menarik yang bisa membuat para perempuan terpesona.
BolaSkor.com pun coba mengumpulkan para atlet tampan yang akan berpartisipasi di ajang SEA Games 2019 Manila.
Baca Juga:
SEA Games 2019: Timnas Softball Putra Targetkan Lolos ke Final
SEA Games 2019: Tampil Perdana, Tim Esports Indonesia Bertekad Sapu Bersih Medali
1. Jonatan Christie (Bulu tangkis)
Selain terkenal karena wajah tampannya, Jonatan 'Jojo' Christie dikenal sebagai pebulu tangkis dengan banyak raihan prestasi. Pria kelahiran 15 September 1997 ini pertama kali membuktikan prestasinya dengan raihan tujuh trofi dari kejuaraan tingkat DKI Jakarta, nasional, maupun internasional di tahun 2008.

Salah satunya adalah Olimpiade Pelajar Sekolah Dasar se-Asia Tenggara di Jakarta, yang diikuti Jonatan ketika berusia 11 tahun. Dalam ajang itu ia berhasil mendapatkan medali emas. Di tahun 2013, ketika Jonathan berusia 15 tahun, ia pertama kali meraih gelar senior dengan mengalahkan Alamsyah Yunus di babak final Indonesia Internasional Challenge dengan skor 21-17, 21-10.
Jojo semakin dikenal masyarakat ketika menjadi pemain andalan Indonesia di SEA Games 2017 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari nomor tunggal putra ia berhasil menyumbangkan satu medali emas. Begitu juga di ajang Asian Games 2018 lalu, Jojo kembali meraih satu medali emas di nomor yang sama.
2. Reinaldy Atmanegara (Taekwondo)
Atlet taekwondo kelahiran 20 April 1995, Reinaldy Atmanegara berhasil menyumbangkan satu medali emas bagi Indonesia di ajang SEA Games 2015.

Tak seperti ajang sebelumnya, Reinaldy tak berhasil meraih emas di ajang Asian Games 2018 lalu. Pada babak awal penyisihan kategori putra kelas 58 kg, Reinaldy dikalahkan oleh lawan asal Taipei, Kuangwu Hou.
Kegagalan di Asian Games 2018 tak membuatnya berhenti sampai di situ. Ia pun berhasil memperoleh medali perak di ajang 2nd Asian Open Taekwondo Championship pada 15-18 Agustus 2019 lalu.
3. Christopher Rungkat (Tenis)
Petenis kelahiran Jakarta, 14 Januari 1990 ini punya banyak pengalaman yang tidak perlu diragukan lagi. Bersama Henry Kontinen asal Finlandia, Christopther berhasil menjadi juara ganda putra kelas junior di pertandingan Grand Slam Prancis Open 2008 lalu. Setelah Angelique Widjaja, Christopher menjadi pemain tenis kedua Indonesia yang meraih gelar di Grand Slam.

Christo-sapaan akrabnya yang berhasil menyumbangkan medali emas di SEA Games 2017 lalu, kemudian sempat mewakili tim Indonesia di ajang Piala Davis pada April 2018.
Tak lama setelah itu, Christopher berhasil meraih medali emas di nomor ganda campuran bersama Aldila Sudjiadi di ajang Asian Games 2018. Dalam turnamen ini, Christopther/Aldila sukses mengalahkan pasangan asal Thailand, Luksika Kumkhum/Sonchat Ratiwatana.
4. Hanif Sjahbandi (Sepak bola)
Mulai dari karier junior hingga karier internasional, Hanif Sjahbadi ini punya banyak catatan panjang sebelum bergabung dengan timnas Indonesia saat ini. Karier juniornya diawali di tahun 2007 saat bersekolah di Asian Soccer Academy (ASA). Kemudian pindah ke sekolah sepak bola yang didirikan oleh kedua orangtuanya, TwoTouch Academy Football di tahun 2008.
Ia pun pernah mengikuti kelas musim panas di Manchester Soccer School selama satu pekan pada Juli 2009. Hanif terpilih menjadi salah satu murid terbaik di kelompok usia 12 tahun di sana. Selain itu ia pernah berada di Indonesia Football Academy (2010), Jove Espanol Alicente di Spanyol (2012), San Sebastian De Los Reyes, Spanyol (2013), dan Diklat Persib di tahun 2014.

Kemudian karier seniornya dimulai bersama tim Persipasi Bandung Raya dengan tiga kali penampilan di tahun 2015. Bersama Persiba Balikpapan di tahun 2016 ia berhasil mencetak gol perdananya di gawang Persegres Gresik United. Hingga di tahun 2017 ia bergabung bersama Arema FC.
Bersama tim nasional Indonesia, ia pernah berpartisipasi di AFC U-13 Festifal of Football di Malaysia (2009) dan juga Piala AFF U-19 2014 di Vietnam setelah dibawa oleh pelatih Timnas U-19 Indonesia saat itu, Eduard Tjong. Hanif pun kembali dipanggil oleh Luis Mila di tahun 2017 untuk ikut seleksi Timnas U-22 Indonesia yang disiapkan untuk berlaga di SEA Games. Kini namanya kembali jadi andalan pada SEA Games 2019.
5. Glenn Victor Sutanto (Renang)
Meski belum mengungguli prestasi rekannya, I Gede Siman Sudartawa, Glenn Victor Sutanto tentu juga punya raihan prestasinya sendiri.
Baca Juga:
8 Atlet Putri Indonesia yang Bisa Buat Anda Jatuh Hati di SEA Games 2019
Atlet renang kelahiran Bandung, 7 November 1989 ini pernah meraih 2 medali perak di dua nomor berbeda. Medali pertama diperoleh di nomor perorangan 100 m gaya punggung, sedangkan medali perak kedua diraih bersama-sama dengan Richard Sam Bera, Andi Wibowo, dan Herry Yudhianto di nomor beregu 4 x 100 m medley relay dalam ajang SEA Games 2007.

Di tahun 2013 lalu, Glenn juga berhasil menambah medali perak bagi tim renang Indonesia di ajang Asian Indoor & Martial Arts Games (AIMAG), di Korea Selatan.
Dengan menggunakan jatah wildcard bersama perenang Yessy Yosaputra, Glenn turun di nomor 100 meter gaya kupu-kupu di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Setahun kemudian di nomor yang sama, Glenn berhasil memperoleh medali perunggu di ajang SEA Games 2017 lalu.
6. Edgar Xavier Marvelo (Wushu)
Sudah menggeluti wushu sejak berusia 6 tahun, prestasi Edgar Xavier Marvelo sebagai atlet wushu tak bisa dianggap enteng. Atlet kelahiran 16 Desember 1998 ini mendalami wushu hingga usia 13 tahun hingga berhasil meraih kemenangan pertamanya di ajang kejuaraan wushu dunia tingkat junior.

Mulai dari medali perunggu, perak, hingga emas pernah diraih oleh Edgar sejak memulai kariernya sebagai atlet wushu Indonesia. Ia tercatat pernah meraih medali emas di tiga kejuaraan berbeda, seperti Kejuaraan Wushu Dunia Junior di Singapura (2011), Asean Schools Games di Filipina (2014), dan Kejuaraan Nasional Wushu Junior (2015).
Pada Kejuaraan Wushu Dunia di Kazan, Rusia tahun 2017, ia berhasil meraih medali perak pertamanya. Di SEA Games Malaysia 2017 ia berhasil memperoleh medali perunggu. Sementara pada ajang Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta, Edgar berhasil mendapatkan medali perak di kelas Cangquan Putra.
7. Surliyadin (Basket)
Walaupun lebih suka dengan voli, kesukaan Surliyadin dengan dunia basket bermula ketika berada di SMA karena sering bermain bersama teman-teman di ekstrakulikuler sekolah.

Perjalanan kariernya berawal dari kejuaraan daerah di Aceh yang diikuti pada tahun 2007. Setahun kemudian, Surliyadin dipanggil untuk mengikuti seleksi masuk tingkat provinsi KU-18 di Jogjakarta dan mendapatkan tawaran untuk masuk ke Pupuk Iskandar Muda Nangroe Aceh Darussalam (PIMNAD) yang bermarkas di Bandung.
Setelah masuk PIMNAD dan mengikuti seleksi Pekan Olahraga Wilayah (PORWIL) 2011, ia berhasil meraih medali emas pertamanya. Di PON 2012 Riau, ia mendapatkan tawaran untuk bergabung ke Garuda Bandung, dan berada di sana selama satu tahun. Bersama Garuda Bandung, Surliyandi berhasil membawa tim ke peringkat tiga NBL di musim 2013/2014.
Kemudian ia bergabung ke JNE BSC Bandung Utama ketika kuliah di Universitas Widyatama Bandung hingga saat ini.* (Shyanne Gunawan)